Tidak ada yang menyangkal kalau Nemanja Vidic merupakan salah satu pemain belakang terbaik yang pernah dimiliki Manchester United dan Premier League. Berpasangan dengan Rio Ferdinand, kedua pemain ini membuat Setan Merah memiliki lini belakang yang sulit dirobohkan lawan. Pada musim 2008/2009, kombinasi keduanya membuat United memecahkan rekor sebagai kesebelasan dengan clean sheet terpanjang di Premier League.
Meski disebut sebagai pemain belakang terbaik Premier League, namun Vidic juga mengaku kerap kerepotan ketika menghadapi beberapa pemain tertentu. Setelah Oliver Bierhoff, Filippo Inzaghi, dan Didier Drogba, berikut merupakan striker lainnya yang pernah membuat Vidic merasa kerepotan sebagai seorang pemain belakang seperti yang dikutip dari The Athletic.
Peter Crouch dan Craig Bellamy
Setelah bermain untuk Spartak Moskow, Vidic kemudian melancong jauh menuju Inggris. Ia direkrut Manchester United setelah sebelumnya, Liverpool dan Fiorentina, juga tertarik mendekatinya. Bersama United, ia langsung dipertemukan dengan beberapa striker dari tim-tim besar. Salah satunya yang membuat ngeri Crouch adalah Peter Crouch.
“Berikutnya adalah Peter Crouch. Sebelumnya, saya tidak pernah melihat ada pemain dengan tinggi dua meter. Saya bertemu dengan Crouch pada Piala FA dan saya berpikir ‘Wow, apa yang bisa saya lakukan dengan orang ini?’ Di sebelahnya ada Craig Bellamy yang juga sangat cepat.”
“Saya tidak pernah lihat sepakbola dimainkan seperti ini (memberi bola ke Crouch dan memanfaatkan duel udara). Menghadapi keduanya sekaligus jelas tidak mudah. Dalam pertandingan itu, saya bermain bersama Wes Brown dan menjalani pertandingan yang panjang sekaligus sulit. Kami kalah 1-0.”
“Crouch adalah pemain sepakbola yang lucu. Dia pemain yang sangat baik. Tinggi badannya adalah aset terbesarnya. Tetapi dia bisa membantu timnya melalui bola-bola atas.”
Raul Gonzales
“Dia adalah striker dengan gerakan terbaik. Untuk pertama kalinya, saya berurusan dengan pemain yang berdiri di belakang para pemain belakang. Dia akan menunggu dan datang dari posisi offside untuk mengambil bola. Untuk beradaptasi dengan permainannya, saya harus mengubah posisi tubuh and mengawalnya sepanjang waktu. Dia selalu ada di belakang saya.”
“Dia adalah penyerang yang cerdas. Penyerang yang hebat. Dia bukan striker yang cepat atau memiliki fisik yang kuat, namun gerakan dan penyelesaian akhirnya luar biasa. Saya bermain melawannya ketika di tim nasional, namun terkadang pemain bisa tampil berbeda ketika di klub dan tim nasional.”
Sergio Aguero
Lebih dari setengah karier sepakbola Vidic dihabiskan bersama Manchester United. Pengalamannya bertemu dengan striker-striker elit jelas lebih banyak dibanding ketika ia membela tim nasional. Salah satu pemain yang membuat seorang Vidic berdecak kagum adalah striker Manchester City, Sergio Aguero. Pemain yang memberikan dirinya salah satu momen terburuk sebagai pemain Setan Merah.
“Aguero nampak seperti orang yang tidak tertarik dengan sepakbola. Dia tidak terlihat seperti pemain yang bisa berlari 10 meter lalu “bang” melakukan sprint. Saya merasa kalau Aguero itu adalah seorang bek. Dia bisa tahu di mana bola akan datang dan di mana dia bisa menyerang. Di dalam kotak, ia seperti memiliki pusat gravitasi yang rendah untuk membantunya mengubah arah dengan cepat. Terutama ketika melawan tim yang memiliki bek tengah berpostur besar.”
“Dia bisa melakukan apa pun dengan bola termasuk mencetak gol dari luar kota. Saya bermain melawan dia ketika City menang 4-1 atas United di musimnya David Moyes. Itu merupakan pertandingan terburuk saya untuk United. Saya tahu kalau ada dua kekalahan lagi yang lebih kejam yaitu Barcelona di Roma dan Wembley.”
Luis Suarez
“Dia berbeda dari Aguero. Suarez lebih energik. Dia pemain yang memakai naluri. Semuanya dilakukan dengan cepat. Saya tidak berpikir dia tahu persis apa yang dia lakukan tapi dia selalu berhasil. Bola akan melewati kaki para pemain belakang dan orang-orang berpikir kalau itu sebuah kecelakaan, namun dia memiliki kekuatan untuk melakukannya.”
“Dia bisa mencuri dan mengubah arah. Dia kadang menggunakan lututnya bahkan kaki lawannya untuk mengubah alur bola. Dia sangat lapar untuk mencetak gol. Selama 90 menit, dia akan terus berlari seolah ada api dalam dirinya. Di United, ada beberapa pemain seperti itu macam Rooney, Ronaldo, Saha, dan Carlos Tevez.”