Foto: The Times

Beberapa pekan terakhir, para penggawa Manchester United nampak sedang gencar-gencarnya memberikan like kepada postingan orang yang menandai mereka. Hal ini tentu menjadi sebuah kebanggaan bagi para suporter United tersebut karena para pemain pujaan mereka seperti tidak memiliki jarak sekaligus melihat aspirasi mereka sebagai seorang penggemar.

Akan tetapi, postingan yang mendapat like tersebut nampak seperti sebuah bentuk rasa frustrasi akan keadaan si pemain itu sendiri. Alih-alih memberikan rasa bangga karena hubungan yang tidak berjarak, postingan yang mereka beri like tersebut justru bisa membuat kisruh internal tim.

Paul Pogba memberikan like kepada postingan seorang pendukung Real Madrid yang berharap ia datang ke Santiago Bernabeu suatu hari nanti. Kebetulan, Pogba memang sudah memberikan isyarat untuk keluar sejak musim panas 2019 lalu.

Selain Pogba, Fred juga memberi like kepada unggahan seseorang yang menyebut dirinya lebih baik dari Jesse Lingard. Gelandang asal Brasil ini memang sudah kehilangan tempat di bawah kepelatihan Ole Gunnar Solskjaer. Di sisi lain, Solskjaer dikritik karena enggan untuk melepas Lingard dari statusnya sebagai pemain utama.

Aksi yang jauh lebih berani dilakukan oleh Nemanja Matic. Gelandang asal Serbia ini memberikan like kepada postingan yang terang-terangan mengkritik Ole Gunnar Solskjaer. Dalam unggahan tersebut, penggemar United ini meminta Matic untuk pergi dari United dan menyebut Solskjaer adalah manajer yang mengidap penyakit rabun karena tidak melihat United mengalami masalah di lini tengah.

“Kalau Ole tidak mau memainkan Anda dalam tim, lebih baik Anda pergi. Saya kira ia (Ole) agak rabun karena tidak melihat tim ini membutuhkan Anda di lini tengah. Saya mulai membenci Ole,” tutur akun dengan nama gustavosergio543545 tersebut.

Tidak ada yang tahu apakah ketiga pemain ini tidak sengaja memencet like tersebut atau hal itu ternyata dilakukan dengan penuh kesadaran. Namun terlihat jelas kalau di sana ada rasa frustrasi yang berkecamuk dalam diri mereka. Khususnya Matic, yang selama era kepelatihan Ole Gunnar Solskjaer sudah tidak lagi menjadi pilihan utama di lini tengah.

Berbeda dengan Pogba dan Fred, Solskjaer sendiri memang belum pernah menyebut bagaimana peran pemain Serbia tersebut dalam timnya. Namun yang pasti, Solskjaer nampaknya sudah memiliki pakem untuk lini tengah timnya yaitu dengan memainkan Scott McTominay, Paul Pogba, dan Jesse Lingard. Di belakang ketiga pemain ini ada Juan Mata dan Andreas Pereira yang disiapkan sebagai pemain pelapis. Setelah itu, barulah Fred dan Nemanja Matic yang menjadi pilihan.

Berbeda dengan musim-musim sebelumnya, Matic memang sudah tidak lagi menjadi pilihan utama sebagai pemutus sekaligus penghubung lini tengah dan lini depan Manchester United. Solskjaer lebih senang memberikan peran ini kepada Paul Pogba. Posisi Pogba kini diberikan kepada Juan Mata atau Jesse Lingard sebagai pemain yang berperan sebagai seorang pemain nomor 10.

Musim ini, Matic baru bermain 22 menit ketika ia menggantikan Juan Mata pada pertandingan terakhir United melawan Southampton. Dengan keberadaan pemain Serbia tersebut, Paul Pogba menjadi lebih leluasa untuk menyerang. Serangan United memang menjadi lebih baik namun tidak diimbangi dengan penyelesaian akhir para pemain depan.

Matic sendiri sepertinya sedang mengungkapkan kekecewaannya kepada Solskjaer yang kini tidak lagi mengandalkannya di lini tengah. Meski ia menyebut kalau hubungannya dengan Solskjaer baik-baik saja, namun ia dengan berani menyebut kalau United sampai gagal lagi musim ini, maka Solskjaer akan menjadi orang yang paling bertanggung jawab.

“Saya bekerja sekeras mungkin, kami menghormati keputusannya. Tugas saya adalah menunjukkan padanya bahwa dia salah dan untuk mengembalikan diri saya ke tempat yang semestinya. Saya tidak ada masalah, namun saya bilang padanya kalau saya tidak setuju dengannya. Tapi pelatih harus memilih tim yang mampu bersaing meraih gelar dan jika tim tidak bisa meraih kemenangan, maka dialah (Solskjaer) yang bertanggung jawab,” tutur Matic seperti dilansir dari Sky Sports.

“Saya sudah lama bermain sepakbola. Saya bermain hampir semua pertandingan untuk semua klub saya dalam 10 tahun terakhir. Agar saya bisa bermain, seseorang harus duduk di bangku cadangan dan menerima kenyataan itu, dan begitu juga yang saya alami sekarang ini.”

Masa depan mantan pemain Benfica ini di kota Manchester nampaknya tinggal sebentar lagi. Hal ini diperkuat dengan isu kalau Ole Gunnar Solskjaer ingin membeli satu gelandang lagi pada bursa transfer Januari mendatang. Nama Sean Longstaff disebut-sebut menjadi incaran utama.