Ini adalah bagian ketiga atau bagian terakhir terkait alasan penggemar United kecewa kepada keluarga Glazer yang datanya dihimpun dari majalah Red News. Jika pada bagian pertama membahas tentang uang-uang yang hilang lalu bagian kedua tentang investasi yang buruk, pada bagian ketiga ini, mereka membahas tentang keengganan memperbaiki Old Trafford dan alasan mengapa Glazer mau/tidak menjual United
***
Sekali lagi, memalukan rasanya bagi saya untuk kembali membandingkan tim ini dengan Manchester City. Klub yang benar-benar mengincar sepakbola dan bukan keserakahan. Pemilik City telah menginvestasikan sejumlah uangnya ke dalam fasilitas mereka termasuk 200 juta paun untuk membangun Etihad Campus. Di United, investasi untuk stadion tidak sekadar mengecat di beberapa sisi dan meningkatkan jumlah kursi.
Pengeluaran rata-rata untuk memperbaiki infrastruktur klub, baik itu di Carrington, The Cliff, dan Old Trafford, hanya 3,7 juta paun per tahun. Sekali lagi, sebagian besar alasannya adalah untuk penghematan.
Old Trafford, salah satu stadion paling bersejarah di sepakbola dunia dibiarkan membusuk. Atapnya bocor (jelang derby Manchester). Cat di sekitar tanah sudah lusuh. Seluruh tanah terasa tidak enak diinjak. Stadion ini tidak lagi menjadi stadion sepakbola bersejarah melainkan mirip lubang pembuangan kotoran.
Ini mendapat sorotan oleh klub lain, baik itu di Inggris dan luar negeri. Tujuh dari 20 kesebelasan Premier Leagu saat ini sudah membangun stadion baru dalam 20 tahun terakhir (Man City, Arsenal, Tottenham Hotspur, Leicester City, Southampton, Brighton and Hove Albion, dan Cardiff City). Selain itu, kesebelasan seperti Liverpool telah melakukan beberapa renovasi untuk tribun utama mereka sementara Everton dan Chelsea sedang membangun stadion baru.
Pindah ke luar Inggris, Barcelona dan Real Madrid sedang dalam proses meningkatkan stadion mereka yang akan memakan biaya 400 sampai 500 juta paun.
Tidak hanya stadion, sebelum masuknya Glazer, Carrington adalah tempat latihan dengan fasilitas yang canggih, dan mungkin terbaik di dunia. Namun sekarang, tempat latihan ini mulai dikalahkan Manchester City dan Tottenham Hotspur di Inggris, serta tertinggal dari Real Madrid dan Bayern Munich. Jose Mourinho sendiri sempat mengaku tidak terkesan dengan fasilitas latihan United.
Saat orang-orang di Manchester City memompa uang ke akademi mereka dan memberi pemain mereka fasilitas kelas satu, United sama sekali tidak melakukannya. United bukannya tidak mampu memperbaiki stadion atau pusat latihan mereka. Hanya saja mereka tidak mau untuk melakukannya.
Investasi Manchester United benar-benar sangat buruk. Klub ini sedang berada dalam zona yang berbahaya. Mulai dari latar belakang pengambil alihan saham hingga urusan stadion itu sendiri. United sebenarnya sudah terpuruk sejak tahun 2005.
Mengapa Mereka Menjual dan Mengapa Mereka Tidak Akan Menjual
Mari kita mulai dengan pemikiran positif yaitu alasan yang harusnya membuat Glazer mau menjual United.
Yang pertama adalah waktu. Mereka sudah lama ada di sini yaitu 14 tahun dan sudah menguntungkan mereka sebanyak 1 miliar paun lebih. Tidak buruk untuk sebuah klub seperti United, bukan? Namun semua ada waktunya. Dengan kondisi United yang menurun, mungkin inilah waktu terbaik bagi Glazer untuk menjual.
Berikutnya ada penghasilan komersial. Pendapatan mereka cenderung naik turun sejak 2016. Tidak adanya Liga Champions juga memberikan pengaruh. Ada 84 juta paun yang bisa diraih. Dengan kondisi skuad saat ini, bermain di Liga Champions terlihat sejuta mil jauhnya. Kondisi ini akan mempengaruhi bonus Liga Champions yang diberi Adidas. Tidak adanya mereka di Liga Champions maka insentif tidak akan dibayarkan.
Harga saham adalah alasan berikutnya. Sejak Maret, klub ini terus merosot di pasar saham. Pada bulan Maret, saham United per lembar ada di angka 21,20 dollar. Sekarang ada di kisaran 17,84 dollar. Penurunan yang sedikit tapi berdampak pada nilai 550 juta dollar United.
Selain itu, ada keresahan fans. Pada akhirnya, kita semua hanya penggemar yang dibatasi oleh pihak klub. Tekanan penggemar akan menekan pemilik dan bisa menjadi faktor penentu terkait keputusan apakah klub ini dijual atau tidak. United butuh investasi. Setiap uang yang dihabiskan United masih jauh lebih sedikit dari kekayaan Glazer. Apalagi ketika stadion bocor, seharusnya membuat mereka tidak punya pilihan untuk melakukan investasi.
Yang paling utama sudah pasti adalah utang. Utang tidak bisa hilang dalam waktu dekat, termasuk bunganya. Glazer tahu ini bisa menjadi alasan mereka menjual karena mereka tidak bisa lagi membayar.
Itu tadi adalah alasan kenapa Glazer perlu menjual. Sekarang, mari kita lihat alasan Glazer tidak akan menjual United.
Yang pertama adalah mereka bisa mendapatkan dividen senilai 20 juta paun per tahun. Selain itu, mereka sudah pasti akan kesulitan mencari pembeli karena Glazer ingin 3 miliar paun untuk menjual United. Siapa orang yang berani membayar dengan uang segitu ditambah utang yang menyertainya. Selain itu, Jika Glazer menjual United sekarang, maka ia akan melewatkan kesepakatan besar dengan stasiun televisi di Amerika Serikat. Yang terakhir kita bisa melihat dalam diri Tampa Bay Buccaneers, kesebelasan American Footbal yang dikuasai Glazer. 24 tahun memegan kendali, klub ini selalu menguntungkan mereka meski tidak menunjukkan prestasi yang memadai.
Apa yang harus dilakukan sekarang?
Kita sebagai suporter perlu melakukan apa pun untuk bersatu melawan pemilik. Ini bukan musim yang buruk, peringkat enam, tidak ada bek tengah, kesuksesan, atau penggemar yang manja. Ini tentang Manchester United, kesebelasan yang keuangannya sedang dihisap oleh lintah. Klub ini terkait dengan banyak orang dan saya yakin ribuan orang tidak betah dengan kondisi ini.
Aspirasi tahun 2005 tidak berhasil, begitu juga dengan tahun 2010. Tetapi saya yakin kami sudah memberi dampak. Jika kami tidak protes maka klub ini akan semakin buruk dari kondisi sebelumnya. Tanpa aksi dari penggemar, keluarga Glazer mungkin akan berpikir kalau mereka tidak terancam.
Jangan lagi ada yang duduk diam. Jika Anda ingin keluarga Glazer keluar, maka protes menjadi jalan. Pakailah syal hijau emas Anda dan lakukan apa yang kamu bisa. Kita harus membuat suara kita didengar untuk membuat Manchester United kembali menjadi Football Club, bukan PLC.
Jika Anda sudah sampai sejauh ini, saya mengucapkan terima kasih karena sudah membaca.