Meski sudah mendatangkan Eric Bailly dan Victor Lindelof, Jose Mourinho meminta Ed Woodward untuk mendatangkan satu lagi pemain belakang yang berposisi bek tengah. Namun hingga bursa transfer musim panas berakhir, keinginan Mouriho tidak terpenuhi. Apesnya, dia justru mendapat hujatan karena membeli bek sama saja dengan membuat United tim super defensif. Ia dipecat empat bulan kemudian.
Ole Gunnar Solskjaer, selaku pengganti Mourinho, datang dengan senyuman. Ia datang dengan misi mengembalikan kepercayaan diri para pemainnya. Salah satu caranya adalah memuji kualitas pemain United dan menyanjungnya setinggi langit. Tidak terkecuali para pemain belakang yang ia punya.
“Dua orang bek tengah saja kan cukup,” kata Ole sambil bercanda. “Dalam krisis seperti ini, kami tidak perlu khawatir. Kami masih punya Matteo Darmian yang bisa bermain sebagai bek tengah. Saya tidak yakin kalau Rojo bisa dimainkan, karena itu Darmian adalah bek tengah pelapis kami.”
Ucapan itu diungkapkan Ole setelah Eric Bailly mendapat kartu merah pada pertandingan ketiganya memimpin tim menghadapi Bournemouth. Darmian akhirnya dimainkan sebagai bek tengah dan hasilnya cukup bagus. Sejak saat itu, United tampil solid dan sempat mengumpulkan beberapa kali nirbobol bersama kuartet Smalling, Lindelof, Jones, dan Bailly. Masalah nampaknya sudah selesai.
Namun apes bagi United, ternyata pertahanan mereka tidak sebaik apa yang Solskjaer ucap. Kebocoran masih sering terjadi. Hanya dalam empat pertandingan, mereka sudah kebobolan tujuh gol. Dari empat laga tersebut, United selalu kebobolan dua gol dalam tiga pertandingan tandang. Sebelumnya, Ole sempat membawa klub ini hanya kemasukan empat gol saja dari sembilan laga tandang. Para penggemar kembali mempertanyakan konsistensi para pemain belakang United.
Inkonsisten adalah alasan mengapa Mourinho merengek minta dibelikan bek baru. Dalam skuad United saat itu, ada bek yang bagus, ada yang biasa saja, bahkan ada yang langganan ruang perawatan. Namun Mourinho justru mendapat serangan dari pihak luar kalau membeli bek sama saja membuat United menjadi terminal bus.
Hal ini bahkan membuat Mourinho semakin merajuk dengan memainkan Herrera, McTominay, dan Nemanja Matic sebagai bek tengah dalam beberapa pertandingan berbeda. Ole pun juga melakukan hal yang sama. Pada pertandingan melawan Wolverhampton kemarin, ia memainkan Ashley Young sebagai bek tengah ketiga. Padahal, ia punya opsi untuk memainkan Phil Jones atau Marcos Rojo untuk menemani Smalling dan Lindelof. Namun Ole tetap pada pendiriannya. Sebuah bukti kalau Ole sebenarnya juga tidak percaya dengan kualitas pemain belakang yang ia punya.
“Ashley pernah bermain dalam skema tiga bek sebelumnya dalam laga tandang melawan PSG. Ia bisa membantu kami dalam membangun serangan dari belakang, ia melakukan apa yang diminta,” kata Ole. Harapannya tidak sesuai kenyataan karena Ashley Young justru diusir oleh wasit.
Kekalahan melawan Wolverhampton juga menegaskan kalau United tidak cocok bermain dengan skema 3-5-2. Menurut catatan dari Samuel Luckhurst, wartawan MEN, musim ini United sudah enam kali memainkan formasi dengan tiga bek tengah. Hasilnya, United tidak pernah menang, dua kali meraih hasil imbang, empat kali kalah, dan kebobolan 15 gol. Enam lawan mereka mencetak setidaknya dua gol. Salah satu diantara lawan mereka ada Southampton yang langsung memecat manajernya setelah meraih hasil seri melawan United.
Tidak bisa dibantah kalau Ole adalah orang dibalik meningkatnya penampilan Victor Lindelof dan Chris Smalling (terlepas dari gol bunuh diri vs Wolves). Namun Ole sebaiknya tidak menutup mata kalau para bek yang ia miliki mayoritas bukan bek kelas dunia. Beberapa nama bermain sangat canggung dan justru memberikan rasa tidak aman alih-alih memberikan kenyamanan. Karena keroposnya lini belakang, bulan madu Setan Merah bersama Ole bisa dibilang sudah berakhir.
United bukannya tanpa upaya untuk melakukan perbaikan. Namun rumor yang beredar justru mencerminkan kalau United tidak cermat mencari jalan keluar. Mereka siap menggelontorkan 100 juta paun untuk satu orang bek pada Agustus nanti. Selebihnya, mereka nampak sudah nyaman dengan keberadaan Smalling, Jones, Rojo, dan Young, empat pemain yang sudah diperpanjang kontraknya sejak 2018.
Bandingkan dengan cara belanja Manchester City untuk posisi serupa. Mereka hanya butuh 182,7 juta paun untuk mendatangkan empat pemain. Sementara Liverpool hanya butuh 75 juta paun untuk mendapatkan pemain sekaliber Virgil Van Dijk. United menggelontorkan banyak uang yang berpotensi menjerumuskan mereka ke dalam masalah yang lebih besar.
Akhir musim nanti adalah waktu yang tepat bagi Ole dan Ed Woodward untuk santai dan ngopi bareng sambil membahas mengenai perekrutan pemain. Tidak bisa dibantah kalau Ole masih punya PR yang sama seperti di era Mourinho yaitu mencari pemain belakang yang tangguh.