Waktu sudah menunjukkan menit ke-89 ketika Diogo Dalot sedang menguasai bola di area half space sebelah kiri lini pertahanan Paris Saint Germain. Mendapat ruang tembak yang cukup luas, pemain belakang asal Portugal ini melepaskan sepakan yang membentur salah satu pemain PSG dan menghasilkan sepak pojok bagi United.
Namun Dalot berekspresi lain. Ia merasa bola terkena tangan dan melakukan protes kepada Damir Skomina, wasit yang memimpin pertandingan. Aksi Dalot juga diikuti oleh Chong dan Lukaku yang mengangkat tangan sebagai sinyal handball, sedangkan Greenwood menunjuk sudut untuk meminta sepak pojok.
Skomina sebenarnya sudah memberi sinyal kalau bola hanya akan menjadi sepak pojok bagi United sebelum ia mendapat perintah dari petugas VAR untuk meninjau kejadian tersebut. Wasit asal Slovenia kemudian berlari ke pinggir lapangan. Priiiit… peluit ditiup, jari menunjuk ke titik penalti, penalti untuk Manchester United.
Selepas pertandingan, pro dan kontra muncul untuk menilai apakah keputusan tersebut layak mendapat penalti. PSG tentu menjadi pihak yang kontra dengan keputusan tersebut. Karena penalti tersebut, asa mereka untuk menjadi juara Liga Champions Eropa kembali mentok pada babak 16 besar.
“Bagi saya itu bukan penalti. Sangat mudah untuk membuat keputusan seperti itu terhadap PSG. Sangat sulit untuk membuat keputusan seperti itu jika melawan tim lain,” kata Presiden PSG, Nasser Al Khelaifi. Lain Khelaifi, lain pula Neymar. Pemain termahal dunia ini menyebut kalau para wasit bertindak memalukan dan menyebut kalau bola sebenarnya terkena punggung Kimpembe.
“Ini memalukan, mereka menempatkan 4 orang yang tidak tahu apa-apa tentang sepakbola yang bertugas melihat tayangan ulang untuk VAR. Tidak ada yang namanya penalti. Bagaimana bisa bola mengenai tangan ketika yang sebenarnya bola terkena punggungnya sendiri,” ujarnya.
Neymar mungkin sedang berusaha untuk menghibur diri, karena jelas-jelas kalau bola terkena tangan dari Kimpembe. Tugas pemain United hanya melepaskan tendangan ke gawang PSG. Urusan kena tangan atau tidak itu belakangan dan sudah masuk kuasa wasit selaku pengadil. Pemain asal Brasil mungkin sulit menerima karena timnya gagal lolos secara dramatis. Sesuatu yang tidak ingin dirasakan pesepakbola di belahan dunia mana pun.
Mark Halsey juga demikian. Mantan wasit Premier League yang pernah memberi kartu merah kepada Jonjo Shelvey ini menyebut kalau VAR memberikan tekanan kepada wasit yang memimpin.
“Jika saya berada di dekat VAR, maka saya tidak akan memberikan keputusan itu. VAR ada untuk kesalahan yang jelas dan bukan kesalahan seperti itu. Wasit berada di bawah tekanan Keputusan Skomina adalah keputusan yang buruk,” tuturnya.
Banyak yang bilang kalau PSG tidak layak dihukum penalti. Terlihat dalam tayangan lambat, tangan Kimpembe tidak sengaja menyentuh bola karena posisi tubuh yang membelakangi bola. Hal ini disampaikan langsung oleh Mark Clattenburg, mantan wasit Inggris yang sekarang bertugas di Arab Saudi, kepada Daily Mail.
“Mari kita perjelas, wasit Damir Skomina memberikan penalti. Bagi saya, ini seharusnya bukan penalti karena Presnel Kimpembe tidak sengaja menyentuh bola,” tutur wasit yang pernah menyelamatkan United dari kekalahan melawan Tottenham Hotspur 14 tahun lalu.
Baca juga: Mark Clattenburg dan Momen-Momen yang Menguntungkan United
Akan tetapi, Clattenburg menambahkan kalau insiden tersebut menjadi penalti karena Skomina menjalankan instruksi terbaru yang dikeluarkan oleh UEFA.
“Kejadian seperti ini tidak akan pernah diberikan sebagai penalti di Premier League, tetapi akan diberikan di Liga Champions karena instruksi UEFA baru-baru ini kepada wasit, yang sebelumnya pernah terjadi pada pertandingan Manchester City melawan Schalke bulan lalu.”
“UEFA ingin wasit untuk menghukum handball ketika posisi tangan tidak rapat dengan badan dan dalam posisi yang non-natural. Dalam hal ini para wasit yang memimpin pertandingan telah konsisten menjalankan aturan. Ketika kita berbicara handball, selalu lebih buruk saat melihat dari tayangan ulang. Saya pribadi memilih melihat klaim handball dalam kejadian yang sebenarnya,” ujarnya.
VAR ada untuk membantu kinerja wasit untuk melihat kejadian yang luput dari pandangan mereka. Namun VAR hanya memberikan tayangan saja dan tidak melakukan intervensi kepada keputusan wasit. Soal pemberian keputusan dikembalikan lagi oleh si pengadil di atas lapangan. Dan Skomina memilih untuk memberikan penalti untuk United.