Foto: Footballfancast.com

Musim 2018/2019 merupakan musim di mana United tepat merayakan 20 tahun keberhasilan mereka meraih tiga gelar pada musim 1998/1999. Untuk merayakan pencapaian bersejarah tersebut, kami akan menampilkan cerita setiap bulannya mengenai perjalanan United menuju raihan tiga gelar tersebut. Setelah menjalani jadwal berat pada bulan September, United mendapatkan jadwal yang cukup ringan pada bulan Oktober.

***

Oktober dimulai dengan United yang bertandang ke The Dell, markas Southampton. Setelah tiga kali kalah dalam tiga pertemuan terakhir di sana, termasuk keputusan ganti baju dari abu-abu menjadi biru dan kekalahan telak 6-3, United sukses membawa tiga poin berkat tiga gol dari Dwight Yorke, Andy Cole, dan Jordi Cruyff.

Inilah kali kedua Ferguson memainkan Yorke dan Cole sebagai starter. Munculnya nama Cole dan Yorke dalam score sheet juga menjadi yang pertama kalinya sepanjang musim tersebut. Kemenangan di The Dell adalah yang pertama bagi Setan Merah sejak 1993 sekaligus meningkatkan posisi klub ke papan atas klasemen. Sayangnya, United harus kehilangan Peter Schmeichel karena cedera.

Jeda internasional seolah membawa berkah bagi United, khususnya untuk Yorke dan Cole. Mereka membentuk chemistry yang kembali berdampak bagus ketika bertanding lagi di Premier League melawan Wimbledon. Setan Merah menang 5-1 dengan tiga gol dicetak oleh kedua pemain tersebut. Gol terakhir Cole bahkan dicetak dengan melewati bola melalui sela-sela kaki pemain belakang sebelum mengakhirinya dengan sepakan akurat.

Setelah Manchester, hujan gol United berlanjut ke Denmark. Kandang Brondby menjadi saksi dari hadirnya enam gol yang hanya bisa dibalas dua oleh tuan rumah. Lagi-lagi duet Cole-Yorke mencetak gol yang diikuti oleh Giggs (dua gol), Roy Keane, dan Ole Gunnar Solskjaer. Bahkan menurut manajer Brondby, United seharusnya bisa mencetak 10 gol dalam laga tersebut.

“Satu-satunya kejutan untuk saya adalah United tidak mendapatkan empat sampai lima gol lagi,” tutur Ebbe Skovdahl.

Terlalu diforsir, mesin gol United mendadak macet ketika melancong ke kandang Derby County. Sisi sayap yang menjadi andalan, tiba-tiba tidak bisa berbuat banyak. Beruntung, Jordi Cruyff menyelamatkan tim dari kekalahan empat menit menjelang pertandingan usai. Ini adalah gol kedua Jordi dalam tiga pertandingan. Sebuah torehan positif mengingat sebelumnya ia puasa gol selama 16 bulan.

Hasil imbang 1-1 cukup untuk menekan pemimpin klasemen saat itu, Aston Villa. Akan tetapi, Ferguson mengaku kurang puas karena penampilan timnya begitu ceroboh sepanjang 90 menit.

Tiga hari kemudian, United menjamu Bury dalam babak tiga Piala Liga. Ferguson mengombinasikan pemain pengalaman seperti Henning Berg, Solskjaer, dan Phil Neville dengan beberapa pemain akademi seperti Jonathan Greening dan John Curtis.

Akan tetapi, keputusan tersebut membuat United sulit mencetak gol selama 90 menit. Dua gol kemenangan United baru didapat pada menit ke-106 dan 115 melalui Ole Gunnar Solskjaer dan Erik Nevland.

Keputusan mengistirahatkan pemain inti membuahkan hasil ketika United menang cukup mudah di kandang Everton pada Halloween. Yorke-Cole kembali mencetak gol yang diikuti gol bunuh diri Craig Short. Kemenangan United ditutup lewat gol perdana Jesper Blomqvist yang membawa United hanya berjarak satu poin saja dari Aston Villa.

Posisi Liga Primer (31 Oktober 1998)

Klasemen Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Aston Villa 10 6 4 0 8 22
2 Manchester United 10 6 3 1 14 21
3 Arsenal 11 5 5 1 8 20
4 Liverpool 11 4 4 3 6 16
5 Middlesbrough 10 4 4 2 5 16
6 Chelsea 9 4 4 1 4 16

 

Posisi Liga Champions (31 Oktober 1998)

Klasemen Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Manchester United 3 1 2 0 11-7 5
2 Barcelona 3 1 1 1 5-4 4
3 Bayern Munich 3 1 1 1 4-4 4
4 Brondby 3 1 0 2 4-9 3

 

Top Skor Bulan Oktober

5 – Andy Cole

4 – Dwight Yorke

3 – Ryan Giggs

2 – Jordi Cruyff, Ole Gunnar Solskjaer

1 – Jesper Blomqvist, David Beckham, Erik Nevland, Roy Keane, Own Goal