Sudah menjadi rahasia umum bahwa striker belia Manchester United, Marcus Rashford, digadang-gadang menjadi striker “mahal” di masa depan. Namun perjalanan panjang dan sejumlah perjuangan masih harus ditempuh oleh remaja berusia 19 tahun tersebut.

Hal ini jua yang dirasakan sama oleh striker legenda Liverpool, Emile Heskey. Pria yang kini sudah berusia 39 tahun tersebut menganggap Rashford bahkan belum siap untuk memimpin lini depan United.

“Saya beranggapan bahwa United tetap perlu memboyong striker lain. Karena beban tersebut terlalu besar untuk pemain yang terlalu muda, seorang 19 tahun untuk bermain sepanjang musim. Ditambah laga Champions League juga.”

“Terlalu banyak yang dituntut darinya jika diberikan posisi utama. Jadi menurut saya ada baiknya United membawa seseorang yang senior untuk membantunya berkembang,” tutur Heskey

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Heskey setelah Rashford menjalani laga timnas melawan Skotlandia pada hari Jumat (10/6) minggu lalu.

Seperti kita tahu, Rashford dipercaya oleh manajer timnas Inggris, Gareth Southgate, untuk menjadi pemain sayap pada laga yang digelar di Hamden Park tersebut. Namun sayang, performa Rashford tidak cukup untuk membuat Southgate memberikan 90 menit untuknya. Saat itu, Inggris harus bermain imbang dengan Skotlandia.

Catatan buruk memang mau tak mau disematkan kepada produk akademi United tersebut. Pasalnya dalam laga tersebut Rashford lebih banyak memberikan bola ke tim lawan dibandingkan rekannya. Lalu hanya mencatatkan 2 tendangan ke gawang saja. Sehingga ia harus rela digantikan oleh Alex Oxlade Chamberlain pada menit ke-65.

Posisi sayap bukanlah posisi yang asing bagi Rashford. Pasalnya pada musim ini, Rashford sudah terbiasa beroperasi di posisi tersebut. Setelah harus rela posisi striker utama diambil oleh Zlatan Ibrahimovic.

Namun seiring kepastian akan kepergian striker jangkung asal Swedia dari United tersebut, Rashford dinilai akan menjadi pilihan utama menjadi striker bernomor 9.

Heskey yang telah mencatatkan 62 caps untuk Inggris tersebut jua tak meragukan kemampuan dari Rashford.

“Rashford punya masa depan yang cerah, dia bermain baik di sektor depan, bisa bermain di tengah, kiri, ataupun kanan. Jadi jelas dia punya masa depan cerah.”

“Jelas Rashford adalah prospek yang menjanjikan, ia tak takut berduel dengan para pemain. Ditambah orang-orang suka melihat aksi berani sepert itu. Lalu dia punya keahlian itu,” terang Heskey.

Namun tetap, yang ingin ditekankan oleh Heskey adalah, terlalu besar permintaan United kepada Rashford jika menjadi pengganti Ibrahimovic.

Laga Versus Skotlandia, Pelajaran Bagi Rashford

Seperti dijelaskan pada paragraf sebelumnya, Rashford mencatatkan performa buruk dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2018 tersebut. Performanya semakin tertutup setelah pemain penggantinya, Alex Oxlade Chamberlain berhasil mencetak gol 5 menit setelah pergantian.

Meski bermain buruk, manajer Timnas Inggris, Gareth Southgate justru hal tersebut akan berdampak positif bagi perkembangan karir Rashford. Manajer berusia 46 tahun tersebut menilai Rashford memang masih mencari-cari posisi mana yang paling tepat untuknya.

Bahkan Southgate mengatakan dirinya tak masalah jika Rashford ditempatkan sebagai ujung tombak The Three Lions.

“Kita (staf kepelatihan) serius mempertimbangkan untuk menjalankan hal tersebut, tapi tidak nyaman dengan taktik tersebut ketika sesi latihan. Jadi kami berpikir untuk menambah daya gedor di lini depan saja, ternyata lebih baik begitu untuk saat ini.”

“Kita selalu melihat siapa yang sedang fit, bermain baik, opsi terbaik dari skuat yang kita punya, dan selalu terbuka untuk taktik-taktik baru,” tutur eks pemain Middlesbrough tersebut.

Namun pada tahap ini, tidak baik bagi Rashford untuk langsung di plot ke satu posisi saja. Menurutnya, usia muda Rashford mengharuskan dirinya untuk terus berkeksplorasi.

“Saya pikir saat ini tidak penting untuk menjatuhkan satu posisi saja untuk Rashford. Karena dia punya kemampuan untuk bermain melebar ataupun di tengah, sedari masih di akademi. Lalu Rashford sadar akan hal tersebut.”

“Dengan begitu ia akan mempunyai pemahaman yang lebih luas tentang sebuah pertandingan. Realitanya, siapa yang tahu apa posisi terbaik untuk Rashford?”

“Kita mungkin punya perkiraan bahwa ia bagus bermain di nomor 9, tapi dia bisa juga mengalahkan pemain di sisi sayap. Sehingga bagi saya, kemampuan tersebut tetap dapat memberikan ancaman bagi tim lawan. Jadi saya tak melihatnya sebagai masalah pada saat ini,” kata Southgate.

Southgate menambahkan laga-laga internasional seperti ini akan berdampak positif bagi perkembangan Rashford. Intensitas yang tinggi akan membantunya semakin terbiasa bermain di level tertinggi.

“Menurut saya di tahap ini, laga ini tak boleh dilewatkan olehnya. Membangun dirinya di pertandingan dengan intensitas tinggi. Dimana sebenarnya pada musim ini, dia telah mendapatkan sejumlah pengalaman luar biasa juga,” tutur Southgate.

Sumber : Dailymail dan Independent