Ketika laga Stoke melawan United memasuki menit ke-62, Eric Pieters yang menguasai bola di sisi kanan pertahanan United melepaskan umpan yang diteruskan oleh Jese Rodriguez. Sekilas Jese akan mencetak gol mengingat ia berada dalam posisi yang bebas. Akan tetapi sepakannya mendapat halangan dalam diri pemuda Madrid bernama David De Gea.

Penyelamatannya tersebut kemudian menjadi bagian dari perjalanan David yang sudah tujuh musim berseragam United. Ia bahkan sudah melewati masa bakti kiper utama MU sebelumnya, Van Der Sar dan berselisih satu musim saja dari penjaga gawang legendaris lainnya Peter Schmeichel.

Memutar waktu kembali pada tujuh musim silam. Saat itu para penggemar United heran mengapa Fergie memilih untuk mendengarkan saran Eric Steele (pelatih kiper United saat itu) alih-alih mengikuti egonya yang ngebet menginginkan Manuel Neuer. Fergie tersentak oleh salah satu kutipan dari Eric yang meluluhkan egonya.

“Neuer adalah kiper yang bagus namun dalam tiga musim David akan lebih baik daripada dia.”

Penampilannya ketika datang pun sangat mengecewakan. Bahasa Inggrisnya sangat buruk. Dalam sehari ia bahkan bisa dua sampai tiga kali untuk tidur. Pola makannya tidak teratur karena ia tidak bisa menahan godaan taco (sandwich khas Spanyol).

Begitu juga dengan aksinya di lapangan. Ia tidak bisa menahan sepakan pelan Shane Long pada pekan pertama liga. Gawangnya dibobol enam kali menghadapi Manchester City. Ia bahkan menjadi biang keladi kekalahan United atas Blackburn Rovers yang membuat tempatnya tergusur oleh Anders Lindegaard.

De Gea kemudian menjadikan hal tersebut sebagai pelajaran. Ia pernah mengungkapkan, “Semua penjaga gawang tidak ingin membuat kesalahan. Namun saya ingin menjadi penjaga gawang terhebat yang pernah dimiliki United. Saya ingin mendapatkan penghormatan yang saya impikan dari para penggemar United.”

Apa yang diucapkan dibuktikkan olehnya di atas lapangan. Cedera yang diperoleh Lindegaard membawa berkah baginya untuk menebus kesalahan. 19 pertandingan dengan delapan nirbobol menjadi bukti bahwa penampilannya sudah membaik meski di akhir musim tidak ada gelar satupun yang bisa ia raih.

Segalanya berubah bagi De Gea pada musim berikutnya. Massa ototnya lebih berkembang. Jambangnya pun mulai tumbuh di sekitar pipinya. Penampilannya juga sedikit lebih tenang. Penggemar United tentu tidak bisa melupakan penyelamatan heroiknya ketika menepis sepakan Fabio Coentrao menggunakan kaki. Pada akhir musim ia berhasil memenuhi ambisinya untuk mengangkat trofi Liga yang lama diimpikan.

Perkembangan De Gea kemudian semakin menanjak meski tidak diiringi dengan lini belakang timnya yang kokoh. Gawangnya lebih banyak digempur ketika David Moyes datang. Lini belakang yang sudah menua saat itu menjadi salah satu faktor.

Begitu juga ketika ia diasuh oleh meneer Belanda, Louis van Gaal. LVG membawa beberapa pemain belakang yang saat itu baru pertama kali menginjakkan kakinya di kompetisi Premier League. Hal ini menegaskan bahwa David De Gea sudah menjadi salah satu pemain senior di United.

Statusnya sebagai pemain senior inilah yang menambah kepercayaan diri De Gea. Ia tidak segan-segan untuk memarahi rekan setimnya apabila melakukan kesalahan. Hal ini kemudian berdampak kepada lini belakang United yang mulai jarang kebobolan dalam beberapa musim terakhir.

Dapat dikatakan bahwa musim lalu menjadi puncak dari karir seorang David De Gea. Tiga piala berhasil ia tambahkan ke dalam CV nya. Gawang Iblis Merah hanya kebobolan 29 kali. Angka tersebut merupakan yang terbaik bagi United sejak 2009/2010.

Sayangnya kebesaran De Gea kerap terganggu oleh tangan-tangan jahil. Setelah musim berakhir, pasti akan muncul isu yang menyebut kepindahan sosok 26 tahun tersebut. Ia nyaris saja hijrah ke Real Madrid dua musim silam. Persoalan mesin fax yang bermasalah menjadi salah satu faktor gagalnya transfer tersebut.

Selain Real Madrid, pengganggu lainnya hadir dalam sosok sang kekasih, Edurne Garcia. Beberapa kali sang pacar kerap mengeluh soal udara Manchester yang tidak sesuai dengan keinginannya. Ia juga tidak tahan untuk berhubungan jarak jauh. Sesuatu yang kerap menjadi persoalan dalam sebuah hubungan. Meski sudah dua kali diganggu, namun dua kali juga United berhasil menggagalkan kepindahannya.

Musim panas 2019 akan menjadi tahun terakhir De Gea bermain untuk Iblis Merah. Jika United tidak ingin kehilangan De Gea maka perpanjangan kontrak sudah harus dilakukan untuk menjaganya tetap berada di kota Manchester. Bukan tidak mungkin apabila di musim ini, United meraih prestasi di Premier League dan Liga Champions, maka gangguan dari tangan-tangan jahil tersebut akan menjadi semakin meningkat.