Foto: Mirror Football

Legenda Manchester United, Patrice Evra, merasa bahwa keputusan mantan klubnya untuk tidak menunjuk Antonio Conte adalah sebuah kesalahan. Karena manajer asal Italia itu sekarang telah melakukan pekerjaan yang sangat baik di Tottenham Hotspur.

Evra percaya bahwa Conte adalah salah satu manajer terbaik di dunia saat ini. Ia pantas disejajarkan bersama Pep Guardiola dan Jurgen Klopp. Ditambah lagi, ia berhasil memenangkan Serie A dengan Inter Milan pada tahun 2021 lalu. Itu merupakan trofi pertamanya lagi di klub dalam 11 tahun.

Namun sekali lagi, United malah tidak mau menunjuk Antonio Conte sebagai pengganti manajer baru mereka. Padahal kala Ole Gunnar Solskjaer dipecat, Conte sedang tidak memiliki klub. Menyikapi hal ini, Patrice Evra merasa sakit dan sedikit kecewa.

“Itu menyakitkan hati saya. Beberapa orang di klub mengatakan bahwa Conte bukan sosok yang mereka cari. Dia dikatakan tidak cocok dengan gaya permainan United. Padahal Anda bisa melihatnya di Tottenham. Dia (Conte) membantu mereka lolos ke Liga Champions. Ini adalah kekecewaan besar karena dia bisa melakukan sesuatu di United,” kata Evra kepada MailOnline.

Setelah Ole Gunnar Solskjaer dipecat, sekali lagi, saat itu Antonio Conte sedang tidak memiliki klub. Manchester United seharusnya serius untuk mengejarnya. Apalagi dikabarkan juga kalau Conte sendiri tertarik untuk mengambil pekerjaan di Old Trafford.

Jika di[ikir-dipikir, apa alasan sebenarnya yang membuat United tidak jadi bawa Conte? Di sinilah Patrice Evra membantu untuk memberikan ulasan cemerlang mengenai kekuatan Conte sebagai manajer. Dan itu memperjelas bahwa Setan Merah tidak punya alasan yang konkrit untuk tidak membawa Conte ke Old Trafford.

“Conte sangat bersemangat tentang sepakbola. Anda akan berlari sangat keras, dan dia akan membuat Anda berkeringat. Tetapi jika Anda melihat suporter Tottenham sekarang, mereka senang dengan tim mereka. Entah apakah tim mereka menang atau kalah, tapi para pemain memberikan segalanya. Itulah kekuatan mentalitas Antonio Conte,” ujar Evra.

“Kualitas seperti itu sangat dibutuhkan di United. Apalagi skuat mereka kerap dituding kurang determinasi dan pertarungan. Seseorang seperti Conte bisa saja masuk, memantapkan tim, dan memasang mentalitas pemenang di United. Inilah yang dilakukan mantan manajer Chelsea itu di Tottenham.”

“Dia (Conte) benar-benar mengubah cara timnya bermain, mulai dengan beralih ke formasi tiga bek khasnya di lini belakang. Keputusan ini menopang pertahanan mereka (Tottenham) dan membuat mereka menjadi tim yang lebih sulit untuk dikalahkan.”

Menyusul kemenangan tandang mengejutkan ketika melawan juara bertahan Manchester City, di balik itu, ada ambisi besar Antonio Conte yang menopangnya. Ia memimpin tim asuhannya untuk memenangkan sepuluh dari 15 laga Premier League terakhir guna meraih tempat di Liga Champions dan merebutnya dari Arsenal.

Dari sini ada dua faktor yang memungkinkan terjadinya transformasi Conte di Tottenham. Pertama adalah, ia mendatangkan Rodrigo Bentancur dan Dejan Kulusevski dari Juventus pada bursa transfer Januari. Kedua, Conte tentu saja dikenal sangat menuntut kepada klub dan pemainnya. Baik dalam menuntut transfer maupun menuntut performa maksimal di tiap pekannya.

Mungkin di sisi inilah, dikutip dari Telegraph, Manchester United memiliki kekhawatiran yang sedikit berdasar. Bagi mereka gaya manajemen Antonio Conte tidak akan berdampak baik jika diterapkan pada pemain yang ada di skuat Seran Merah saat ini, terutama para pemain muda.

Ditambah lagi, United gagal mendatangkan pemain target mereka di awal bursa transfer. Padahal mereka sudah resmi dipimpin oleh manajer baru Erik ten Hag. Jadi akan sangat sulit membayangkan jika seseorang seperti Conte lah yang menerima situasi semacam itu.