Foto: BT Sport

Emosi Paul Scholes dan Rio Ferdinand tampak memuncak setelah mereka melihat Manchester United tereliminasi dari Liga Champions. Hasil ini begitu mengecewakan. Atletico Madrid berhasil menyingkirkan Setan Merah dengan mengalahkannya di kandangnya sendiri dengan skor 0-1 (agregat 2-1).

Ya begitulah, bermain di markas kebanggaan tidak bisa menjamin nasib baik. Gawang David de Gea dengan mudah berhasil dijebol Joao Felix pada menit ke-33. Meskipun United agak bernafas lega karena gol tersebut dianulir oleh wasit akibat offside.

Tapi itu adalah pertanda bahwa pertahanan Setan Merah masih rawan jebol. Maka selang delapan menit, gol akhirnya lahir tanpa dianulir lagi oleh wasit. Kali ini Renan Lodi yang membuat Atletico unggul 1-0 dan skor tersebut bertahan hingga akhir pertandingan.

Kekalahan ini juga membuat United kembali menjalani musim tanpa trofi bergengsi, dan jadi kelima kalinya secara berturut-turut. Maka menanggapi hal ini, Scholes dengan tegas mengatakan kalau semua ini disebabkan oleh penunjukkan Ralf Rangnick.

“Bagaimana bisa dia (Rangnick) dipilih menjadi manajer klub ini selama enam bulan. Saya tidak tahu. Hal pertama yang perlu dilakukan klub ini adalah untuk mendekati kemenangan dan trofi, maka klub ini perlu mendapatkan pelatih yang tepat,” ujar Paul Scholes kepada BT Sport.

“Atletico memiliki sekelompok pemain yang dapat diandalkan dan mereka semua memahami pekerjaan yang diberikan kepadanya. Sedangkan Manchester United saling memandang satu sama lain, seperti berharap pada momen kecemerlangan satu pemain saja.”

Paul Scholes kemudian menambahkan kalau penunjukkan Ralf Rangnick memiliki kemiripan dengan penunjukkan Jose Mourinho. Terutama terletak pada keputusan klub yang selalu tidak cocok dalam memilih manajer tim United –terlepas dari kesuksesannya sebagai manajer di tempat lain.

Meskipun di satu sisi, gelar terakhir United datang ketika Mourinho masih menjadi manajaer pada musim 2016/2017. Ia berhasil memenangkan dua gelar yakni Piala Liga dan Europa League. Namun sayang kariernya tidak bertahan lama dan ia pun dipecat oleh pihak klub menjelang akhir tahun 2018.

Bagi Paul Scholes, sekali lagi ia merasa pihak klub Manchester United tidak paham bagaimana menyesuaikan penunjukkan manajer. Entah itu saat penunjukkan Mourinho ataupun Rangnick. Dan saat ini, United masih terus mencari manajer permanen baru pengganti Ole Gunnar Solskjaer. Dengan begitu, pihak klub tidak boleh salah lagi.

“Dulu, Jose Mourinho telah kehilangan api di perutnya ketika dia datang ke Old Trafford. Dia bukan Mourinho yang sama seperti sebelumnya. Saya tidak suka dan tidak pernah merasa cocok karena dia adalah rival utama United selama empat atau lima tahun bersama Chelsea,” ungkap Scholes.

“Maka penunjukkan itu tidak pernah cocok bagi saya. Klub seperti tidak bisa memilih nama. Sama seperti Rangnick. Saya yakin dia (Mourinho) mencoba yang terbaik dan memiliki masalah di luar lapangan seperti Rangnick. Saya tidak pernah merasa cocok dengan keputusan itu.”

Adapun Rio Ferdinand, ia mengatakan kalau United saat ini membutuhkan perombakan dari atas ke bawah. Bahkan ia secara tegas membuat klaim berani untuk menyuruh Setan Merah merekrut pemain bintang seperti Kylian Mbappe atau Erling Haaland.

“Jika mendatangkan Mbappe atau Haaland di musim panas nanti, Manchester United tidak akan seperti sekarang. Mereka pasti bisa memenangkan liga atau trofi lainnya. Tidak masalah siapa yang mereka bawa. Karena itu adalah perombakan, yang semestinya terjadi dari atas ke bawah,” pungkas Ferdinand kepada BT Sport.

“Klub ini mengalami banyak rasa sakit, dan masih banyak lagi (rasa sakit) yang akan datang. Masa iya, klub ini butuh tiga atau empat tahun lagi untuk menjadi penantang liga? Saya akan mematahkan tangan siapa pun yang melakukan itu kepada United.”