Romelu Lukaku kembali memberikan luka. Setelah Panama dibobol gawangnya sebanyak dua kali pada pertandingan pertama, kali ini giliran Tunisia yang kembali merasakan ganasnya permainan striker berusia 24 tahun tersebut. Dua gol kembali dicetak oleh Lukaku pada pertandingan yang berhasil dimenangkan oleh Setan Merah dengan skor 5-2 sekaligus memuluskan langkah mereka ke babak 16 besar.

Brace yang dibuat Lukaku ke gawang Tunisia juga mencatatkan namanya sebagai pemain pertama yang bisa menceak dua gol dalam dua pertandingan secara beruntun. Orang terakhir yang melakukannya adalah legenda Argentina, Diego Maradona. Dengan empat gol yang sudah ia buat, kini ia sejajar dengan Cristiano Ronaldo sebagai top skor sementara Piala Dunia 2018.

Meski begitu pelatih mereka, Roberto Martinez, mengungkapkan kalau penyerang andalannya tersebut tidak dituntut untuk menjadi top skor turnamen. Mantan pelatih Wigan Athletic ini hanya meminta Lukaku untuk menjalankan perannya sebagai striker.

“Dia tidak di sini untuk menjadi top skor Piala Dunia. Dia berada di sini hanya untuk membantu Belgia meraih kemenangan dan menjalankan perannya dengan baik. Perannya adalah mencetak gol. Rom tahu peran dia seperti apa dan saya juga berharap pemain lain bisa mencontoh dia. Saya tidak ingin pemain saya bekerja hanya untuk gelar individu. Yang saya inginkan adalah membuat tim ini menjadi tim pemenang,” tutur Martinez seperti dikutip dari Guardian.

Ucapan Martinez diamini sendiri oleh si pemain. Menurut Lukaku, penampilan apik yang dijalani Belgia sejauh ini dikarenakan seluruh pemain tampil tanpa beban. Tidak seperti ketika di Euro 2016 lalu saat mereka dituntut untuk menjadi juara namun gagal pada perempat final.

“Pada turnamen terakhir kami (Euro 2016), kami memasang target yang terlalu tinggi sehingga kami tidak bisa mencapai tujuan tersebut. Sekarang kami tampil tanpa beban dan hanya mencoba untuk menikmati semua pertandingan yang dijalani,” tuturnya kepada BBC.

Ia menambahkan, “Saya seorang pencetak gol maka saya ada di sini untuk mencetak gol. Tetapi yang paling penting adalah membantu tim ini dan juga rekan setim untuk memberikan yang terbaik. Itulah yang lebih penting. Sepakbola adalah soal bersenang-senang tetapi berpikir untuk menang. Ketika tim sudah menemukan keseimbangan yang tepat maka akan ada banyak hal lain yang nantinya bisa kita nikmati.”

Hingga berakhirnya pertandingan kedua, Lukaku memang berhasil menjalankan perannya sebagai striker dengan sangat baik. Empat gol yang sudah dibuat berasal hanya dari empat sepakannya ke arah gawang. Hal itu berarti, setiap sepakan Lukaku selalu berbuah gol pada Piala Dunia kali ini. Bandingkan dengan Batshuayi yang butuh enam tembakan untuk mencetak satu gol.

Satu hal yang membuat peran Lukaku berjalan dengan baik tentu dikarenakan sosok pendukung yang berada di belakangnya. Suplai bola selalu hadir dengan baik dikarenakan keberadaan para pengumpan handal seperti Eden Hazard dan Kevin De Bruyne. Jauh berbeda jika dibanding dengan apa yang dialami di United ketika ia kesulitan untuk mendapatkan suplai bola yang memadai dari lini kedua.

Selain mencuri perhatian melalui golnya, Lukaku juga menjadi perbincangan di kalangan pengguna internet terkait sikapnya di atas lapangan. Ia menjadi orang yang memberikan pengarahan terakhir sebelum melakukan kick off. Padahal ia bukanlah kapten timnas Belgia melainkan Eden Hazard.

Tidak hanya itu, ketika melawan Tunisia, Lukaku meminta wasit untuk tidak memberikan penalti meski ia sempat terjatuh ketika memperebutkan bola bersama penjaga gawang Tunisia, Farouk Ben Mustaffa. Sayangnya, kejadian tersebut membuat ligamen lutut Lukaku menjadi terganggu hingga membuat dirinya berpotensi absen di laga terakhir menghadapi Inggris.