Roy Keane, Gary Neville, dan Graeme Souness, telah memberikan pendapat mereka tentang beberapa solusi atas masalah yang sedang dihadapi Manchester United. Solusi-solusi itu muncul setelah mereka melihat banyak kekurangan yang terjadi di segala aspek klub Setan Merah, terutama dari aspek pemain utamanya.

Bagaimana tidak? United telah menghabiskan banyak uang selama jendela transfer dalam beberapa musim terakhir, namun dari semua itu justru belum membuahkan hasil sama sekali. Bahkan, 14 pemain hasil rekrutan dari jendela transfer yang sudah mereka lewati itu, telah mereka gunakan  ketika melawan City pada pekan lalu. Tapi tetap saja, semua itu belum berdampak baik bagi United.

Alih-alih menang, skuad bernilai 427 juta paun milik United justru harus kalah di kandang sendiri atas City. Kurangnya arahan dan skema matang, menjadi alasan utama mengapa tim utama United bermain dengan kualitas yang tertinggal jauh di belakang pasukan Pep Guardiola.

Setelah kekalahan tersebut, United juga mengalami kejatuhan 25 poin di belakang tetangga sekota mereka itu di klasemen Premier League. Tim Setan Merah semakin tertinggal jauh dari kebesaran mereka sendiri. Maka hal inilah yang kemudian menjadi titik inti persoalan yang dibahas Keane, Neville, dan Souness.

Mereka mengungkapkan, bahwa ada beberapa solusi yang harus dilakukan United baik di dalam maupun di luar lapangan jika mereka ingin kembali menjadi tim kuat di musim depan. Yang pertama, menurut Gary Neville, United harus mengetahui apa yang diinginkan pemain bintangnya, Paul Pogba, agar tidak mengganggu kestabilan tim.

“Saya tidak berpikir dia (Pogba) punya keinginan untuk berada di United, dan saya rasa ini letak utama permasalahnya. Agennya (Mino Raiola) tertarik untuk membuatnya pindah. Dia sudah melakukan hal yang brilian bersama Ole. Jadi, saya rasa klub harus memfokuskan untuk mengetahui keinginan anak itu,” tutur Gary Neville.

“Saya berpikir, beberapa bulan yang lalu semua penampilannya sangat brilian, akan tetapi saya lalu mengetaui kalau masalah seperti sekarang ini akan muncul. Saya tahu agennya, dan saya tahu pengaruh yang dimilikinya. Kepala anak itu sudah dipalingkan ke klub lain. Dia bermain seperti seseorang yang tidak terlalu ingin berada di sini.”

“Bagi seorang pemain yang tidak ingin berada di klub, dan memiliki pengaruh besar di ruang ganti, harus mendapatkan perlakuan yang spesial untuk dipertahankan. Atau sebaliknya, dia harus segera diganti dengan pemain baru. Jadi, jika klub tidak melakukan semua ini, itu akan menjadi masalah yang besar.”

Kemudian, solusi yang kedua datang dari Roy Keane. Ia menilai bahwa United bukanlah klub yang besar, jadi solusi yang pas untuk mengatasi persoalan ini adalah dengan mengembalikan kebesarannya. Menurutnya, sekarang sedang terjadi banyak kekacauan di struktur klub yang menghalangi kebesaran itu datang kembali ke Od Trafford.

“Sekarang, banyak kekacauan di segala aspek United. Saya tahu betul. Karena gambaran mereka sekarang sangat berbeda sekali ketika saya masih berada di sana (United). Saya selalu merasa United berada di atas segalanya, dan itulah yang saya rasakan,” tandas Roy Keane.

“Bahkan, saya selalu berpikir bahwa United adalah yang paling terbaik di dalam lapangan maupun di luar lapangan. Semua orang memandang kebesaran United, dan dari segala aspek, klub ini memang sudah menjadi klub besar. Tapi sekarang, saya hanya mendapat kesan bahwa United kehilangan kebesaran itu.”

“Mereka telah banyak berinvestasi tetapi semuanya belum berhasil. Para pemain yang datang, belum bisa berdampak positif ketika bermain di sini. Maka, pemain brilian mana di luar sana yang ingin datang ke United? Saya selalu berpikir klub ini harus mendapatkan kebesarannya kembali. Klub yang ini lahir dari kejayaannya, jadi mereka harus mengembalikan itu.”

Lalu yang terakhir, ada Graeme Souness yang juga memberikan solusi kepada Manchester United. Namun sebelumnya, ia berpandangan jika pasar transfer pemain saat ini tidak menguntungkan United. Jadi menurut Souness, solusi yang tepat untuk mengikis persoalan itu adalah dengan melakukan perbaikan dari aspek kualitas timnya di liga. Terutama, perbaikan kualitas untuk mendapati posisi teratas di Premier League.

“United selalu membeli pemain ketika mereka berada di bawah tekanan, dan di situlah kesalahan terjadi. Bisakah Anda memberi tahu saya, apa yang mereka prioritaskan? Pemain lini tengah, striker, atau pemain bertahan? Sebenarnya, masalah sangat sulit yang selalu mereka hadapi di tiap bursa transfer adalah pemain yang diincar sulit bergabung,” ungkap Graeme Souness.

“Tidak masalah mereka menginginkan semua pemain di berbagai posisi, akan tetapi mereka harus menemukan pemain yang ingin bergabung dengan mereka. Para pemain tidak akan pernah mau bergabung jika mereka tidak mendapatkan suatu jaminan. Ketika United pergi untuk membeli pemain, ada premi yang harus dibayar, seperti halnya semua klub besar. Tapi, United tidak punya itu.”

“Akankah para pemain bintang benar-benar ingin datang ke sini? Saya masih berpikir Manchester United adalah klub yang punya daya tarik yang sangat besar bagi seorang pemain, hanya saja, bukan pemain bintang kelas atas. Butuh waktu untuk membenahi stigma itu, tapi setidaknya United harus punya kualitas yang mempuni –seperti mendapat posisi teratas di liga– terlebih dahulu, terutama di Pemier League.”

 

Sumber: Sky Sports