Salah satu faktor keberhasilan tim perempuan Manchester United meraih tiket promosi pada musim lalu terletak pada penjaga gawang mereka yaitu Siobhan Chamberlain. Mantan pemain Liverpool ini tampil gemilang sepanjang musim dengan hanya kebobolan tujuh gol saja. Bermain 18 dari 20 laga, mayoritas pertandingan yang dilalui Siobhan dilewati dengan clean sheet.

Musim ini seharusnya menjadi musim yang akan dikenang oleh Siobhan. Pasalnya, ia akan merasakan pengalaman tampil di Women’s Super League (WSL), kompetisi tertinggi dalam tatanan sepakbola Inggris, sebagai kiper Manchester United. Butuh dua tahun baginya untuk bisa kembali ke sana sejak terakhir kali ia merasakannya saat masih menjadi penggawa The Reds pada musim 2017/18.

Akan tetapi, Siobhan harus mengerem ambisinya untuk tampil di bawah mistar gawang Manchester United musim ini. Ia harus absen dalam jangka waktu yang lama. Namun Siobhan sebenarnya sebenarnya tidak mengalami cedera, ia hanya sedang hamil anak pertamanya hasil buah cinta dengan Leigh Moore.

“Ketika saya duduk di tribun Etihad dalam pertandingan pertama musim baru, saya baru sadar kalau musim ini akan berbeda. Sangat sulit untuk menerimanya saat itu karena yang ada di otak saya hanya ingin berada di atas lapangan,” tuturnya.

Sejak Juli lalu, Siobhan sudah mengurangi porsi latihannya bersama tim utama. Perutnya yang membesar juga membuatnya hanya melakukan latihan-latihan yang kapasitasnya jauh lebih kecil. Namun manajer United, Casey Stoney, masih melibatkan Siobhan ke dalam tim mengingat statusnya yang merupakan pemain senior.

“Saya masih bersama tim setiap pertandingan. Saya pikir penting bagi saya untuk tetap terhubung dengan pemain lain karena di sini banyak etos kerja yang besar dan kebersamaan yang sangat penting. Frutrasi memang karena saya tidak bisa melakukan apa-apa dan sebelumnya saya bahkan tidak pernah mengalami cedera atau tidak berlatih dalam jangka waktu yang panjang.”

“Saya sangat kompetitif dan terdorong untuk melakukan sebanyak yang bisa saya lakukan. Hal-hal yang mungkin akan menjadi mimpi buruk bagi para fisio. Sekarang saya hanya berusaha mendorong setiap batas kecil yang saya bisa. Sulit untuk memikirkan sesuatu yang Anda rasa bisa Anda lakukan padahal sebenarnya tidak bisa,” tuturnya.

Siobhan seperti ingin mendobrak stigma yang beredar kalau hamil bisa membuat perempuan menjadi malas untuk melakukan aktivitas dan gampang mengalami kelelahan. Hal inilah yang membuatnya bertekad untuk bisa ikut latihan meski dengan kondisi badan yang sudah membesar. Namun pihak United juga ingin melindungi keselamatan Siobhan dan calon bayi sehingga metode latihannya dikurangi atau bahkan tidak diperbolehkan berlatih sama sekali.

Saat ini, Siobhan lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar dengan para staf di kesebelasan perempuan United yang juga sudah memiliki anak. Beberapa aktivitas lain juga sudah dijalani seperti menjadi fotografer, pandit, presenter, dan motivator tim, meski tetap saja dia gatal sekali ingin bertanding.

“Saya sudah mencoba segala hal untuk membuat saya sibuk dan tetap saja saya gila karena hanya cuma menjadi penonton. Tapi saya berusaha untuk memberikan beberapa tips kepada pemain lain karena saya bisa menonton dari posisi yang menjangkau seluruh sisi lapangan.”

Saat ini, tempat Siobhan sebagai kiper utama digantikan oleh pendatang baru yaitu Mary Earps yang penampilannya musim ini tidak kalah hebatnya dibanding Siobhan. United baru kebobolan dua gol di semua kompetisi dan tampil gemilang dalam laga melawan Everton pada Piala Liga.

“Sebagai penjaga gawang, kami memiliki unit yang sangat kuat dan Mary telah melakukan banya hal sejak ia datang. Kami sukses membuat unit pertahanan yang solid pada musim lalu sehingga bagus baginya untuk bisa melanjutkannya lagi pada tahun ini.”

Ada rasa kecewa tersendiri dalam diri perempuan berusia 36 tahun ini karena sebelumnya ia tidak pernah merasakan absen untuk waktu yang panjang. Setelah kelahiran nanti pun, ia diperkirakan harus banyak beristirahat selama beberapa pekan. Besar kemungkinan ia baru akan kembali ke lapangan paling cepat ketika musim sudah memasuki fase akhir atau paling tidak pada musim depan. Siobhan sendiri masih ingin melihat kondisi tubuhnya setelah melahirkan nanti. Ia bertekad untuk kembali ke lapangan lebih cepat.

“Saya harus melihat bagaimana tubuh saya bereaksi nanti. Sudah pasti saya punya rencana untuk kembali main. Tapi waktunya juga harus bijaksana dan kita hanya bisa menunggu dan melihat.”