Kehadiran van de beek memperkaya lini tengah dan depan United (Foto: Instagram)

Yang dinanti-nanti akhirnya datang juga. Setelah dibuat bertanya-tanya tentang pergerakan mereka di bursa transfer yang cenderung ‘santai’, Manchester United akhirnya resmi mendapatkan pemain baru. Bukan Jadon Sancho, bukan juga Jack Grealish. Yang datang adalah Donny van de Beek.

Datangnya pemain asal Belanda ini terkesan mengejutkan. Maklum saja, rumor kalau Setan Merah mengincar Donny baru mencuat beberapa hari terakhir. Sebelumnya, United memang tersiar kabar ingin membeli Donny, namun berita ini tertutup dengan kabar ketertarikan klub terhadap Jadon Sancho yang kemudian beritanya penuh dengan ketidakpastian.

Segala persyaratan sudah beres. Kesepakatan antara Ajax dengan United telah diselesaikan. Video perpisahan sudah dibuat oleh Ajax. Penyambutan sudah dibuat oleh United. Si pemain juga sudah memakai seragam merah dan menjalani wawancara bersama MUTV. Penggemar klub kini tinggal menanti aksinya saja di atas lapangan beberapa pekan lagi.

“Saya berharap dapat melihat para penggemar di dalam stadion ketika diizinkan setelah pandemi corona. Saya akan memberikan segalanya kepada klub dan saya berharap kami bisa merebut banyak gelar bersama klub ini,” kata Donny kepada MUTV.

Donny menjadi pemain Belanda ke-13 yang dimiliki United sepanjang sejarah. Kita semua tentu berharap kalau dia bisa mengikuti jejak Van der Sar, Jaap Stam, hingga Ruud van NIstelrooy yang menggila ketika berganti seragam menjadi United. Jangan sampai nasibnya terombang-ambing seperti Memphis Depay atau Daley Blind yang gagal menunjukkan performa terbaiknya karena United kesulitan mencari peran yang tepat untuknya di atas lapangan.

Murah Tapi Tidak Murahan

Tidak seribet Sancho, transfer Donny begitu mulus sejak awal. Kehadiran Edwin van der Sar dianggap sebagai pelicin jalan. Namun, langkah United untuk mendatangkan pemain berusia 23 tahun ini tidak lepas dari tantangan.

United sebenarnya sudah menunjukkan ketertarikan kepada Donny sejak musim 2019/2020 masih berjalan. Akan tetapi, si pemain lebih condong untuk hengkang ke salah satu antara Real Madrid atau Barcelona. Bahkan, Los Galacticos sebenarnya sudah menemui kata sepakat dengan pihak Donny dan Ajax. Dilansir The Athletic, Real Madrid siap mendatangkan Donny dengan dana 50 juta paun pada musim panas lalu. Namun, Madrid memilih untuk melakukan finalisasi setelah mereka mendapatkan dana hasil dari penjualan pemain-pemainnya agar tidak banyak pemain yang menumpuk. Sayangnya, hal itu urung terjadi karena Madrid tidak bisa melepas pemain yang mereka ingin jual. Keadaan semakin sulit ketika banyak klub yang menjadi peminat nomor satu Donny memilih mundur akibat terkena dampak pandemi Covid-19.

“Ada Madrid, Barcelona, Juventus, dan Arsenal pada Maret lalu. Semuanya sudah siap, bahkan Van de Beek siap pergi ke Real Madrid. Namun, pandemi membuat semuanya menjadi tertunda. Klub tiba-tiba tidak punya penghasillan. Segalanya berubah, kata Sjaak Swart, agen si pemain.

Disinilah United mengambil kesempatan untuk merekrut kekasih dari anak Dennis Bergkamp tersebut. Tidak ada dana 50 juta paun yang keluar dari kas mereka. Menurut sabda Fabrizio Romano, United hanya mengeluarkan uang 45 juta Euro atau 39 juta paun dengan lima juta Euro diantaranya berbentuk add ons. Sebuah transfer yang nilainya ekonomis bagi United.

Kombinasi Ole, Ed Woodward, dan Matt Judge kembali menghasilkan sebuah transfer cerdas. Jika melihat dari statistik yang dimiliki Donny, United cukup beruntung bisa mendapatkannya dengan harga yang tidak terlalu mahal. 175 kali bermain bersama tim utama Ajax, ia menyumbang 75 gol dengan rincian 41 gol dan 34 asis. Torehan golnya sejak 2017 bahkan selalu dua digit. Sebuah bukti kalau dia memiliki naluri gol yang cukup tinggi.

Donny memang memiliki tipe permainan yang cukup unik. Menurut Cheuk Hei Ho, analis sepakbola di Tactic Platform, Donny bukan tipe pemain nomor 10 biasa yang kerap menjadi pusat permainan. Ia justru menjadi fasilitator bagi para pemain depan. Di Ajax, Donny kerap bergantian dengan Dusan Tadic yang bermain sebagai false nine. Saat Tadic turun, Donny akan mengisi ruang di kotak penalti. Coach Justin dalam YouTube-nya menyebut kalau peran nomor 10 Donny lebih sebagai pencari ruang. Inilah alasan kenapa ia bisa memiliki rataan shoot sampai 1,9 per laga (1,7 di kotak penalti) dan memiliki rasio 0,6 gol per laga.

“Donny punya atribut yang cukup baik untuk Manchester United. Kemampuannya untuk mencari ruang, pergerakannya, dan keahlian membaca permainan akan sangat melengkapi kualitas yang kami miliki di lini tengah,” kata Ole Gunnar Solskjaer.