Erik ten Hag tampaknya punya strategi khusus agar manajemen Manchester United segera mendatangkan pemain yang ia butuhkan. Cara tersebut adalah dengan menunjukkan bagaimana United bermain tanpa kehadiran sosok tertentu.

Tentu kita tahu kalau United sangat membutuhkan seorang striker murni. Betul, Marcus Rashford tampil bagus musim lalu dan menjadi top skorer klub. Namun, pertanyaannya, bagaimana kalau Rashford berhalangan tampil? Siapa yang bisa diandalkan?

Ten Hag tentu ingin menunjukkan bagaimana jadinya kalau United bermain tanpa Rashford. Ia pun menurunkan Jadon Sancho sebagai striker di dua laga pramusim melawan Leeds United dan Lyon. Hasilnya tentu sesuai harapan Ten Hag: tidak ada gol yang tercipta dalam tim yang diperkuat Sancho.

Tiga gol yang dicetak United di dua laga pramusim, semuanya hadir di skuad yang turun pada babak kedua. Di dua laga itu, pada babak kedua, Ten Hag memakai striker murni, yakni Joe Hugill.

Kebutuhan Ten Hag akan seorang striker bisa saja terpenuhi, meski dampaknya adalah hasil pramusim yang tak maksimal. Namun, melihat apa yang dilakukan Jose Mourinho pada 2016, cara ini layak untuk dicoba.

Mourinho Butuh Pemain Krusial

Saat itu, United tengah menjalani tur ke China dalam rangka International Champions Cup. Di Shanghai Stadium, United menghadapi Borussia Dortmund.

Kala itu United kalah 1-4 lewat gol Piere Emerick Aubameyang, Ousmane Dembele, dan dua gol Gonzalo Castro. Pertandingan tersebut memang tidak menampilkan yang terbaik dari kedua kesebelasan, selain cuaca yang panas, juga karena rumput lapangan yang kering.

Ini justru membuat komentar Mourinho-lah yang paling ditunggu usai laga. Suporter United ingin tahu, sebagai manajer baru, kira-kira apa yang bisa ia benahi dari laga tersebut. Namun, pertanyaan justru mengarah pada rekrutan baru. Mourinho pun mengirimkan pesan dengan jelas:

“Saat kami merekrut satu pemain yang krusial, pekerjaan akan selesai.”

Satu pemain krusial tersebut merujuk pada Paul Pogba. Saat itu, United membutuhkan pemain tengah yang bisa mengatur jalannya pertandingan. Benar saja, beberapa pekan kemudian, United mendatangkan Pogba dengan memecahkan rekor dunia.

Bisa Ditiru Ten Hag

United sendiri memang membutuhkan seorang striker. Rumornya dari musim lalu adalah Harry Kane. Akan tetapi, Spurs dikenal karena tak mau menjual pemain dengan murah sehingga negosiasi bisa amat alot.

Musim lalu, Cristiano Ronaldo pergi dan United masih belum menemukan pengganti yang tepat. Wout Weghorst direkrut pada bursa transfer musim dingin, tapi gagal memberikan banyak gol untuk United. Sehingga, wajar kalau United tak mempermanenkannya di musim 2023/2024 ini.

United sendiri dirumorkan tengah berbicara dengan striker Atalanta, Rasmus Hojlund, sebagai target nomor satu untuk posisi striker. Akan tetapi, Atalanta meminta bayaran yang tidak murah.

Rencana cadangan United adalah striker Eintracht Frankfurt, Randal Kolo Muani, dan striker Napoli, Victor Oshimen. Namun, keduanya juga dihargai dengan nilai yang tinggi. Kalau para rencana cadangan ini dibanderol di atas 40 juta paun, lebih baik United menunggu sampai Januari untuk merekrut Kane. Soalnya, kontrak Kane habis pada musim ini. Tottenham bisa rugi bandar kalau tidak menjualnya atau memperbarui kontraknya.

Kalau melihat gaya main United selama pramusim ini, kita bisa mengharapkan permainan yang menekan lawan dan menguasai bola selama mungkin. Sayangnya, tujuan utama dari sebuah pertandingan adalah mencetak gol. Tanpa gol, kemenangan tak akan mungkin bisa diraih.

Sumber: Manchester Evening News