Foto: Sky Sports

Legenda Manchester United, Paul Scholes, mengakui bahwa ia telah salah menilai Anthony Martial. Ia berubah pikiran soal performa Martial, dan sekarang ia mulai menganggapnya sebagai striker sentral yang baik. Terlebih lagi pemain asal Prancis itu sudah tampil mengesankan untuk pasukan Setan Merah di sepanjang musim ini.

Bagaimana tidak, Martial menikmati musim ini dengan mencetak jumlah gol terbaiknya di Old Trafford hingga saat ini, dengan catatan 23 gol di semua kompetisi. Selain itu ia juga menyabet “status” sebagai pemain nomor sembilan Ole Gunnar Solskjaer yang paling produktif.

Setelah Romelu Lukaku dijual ke Inter Milan musim panas ini, Martial memang benar-benar telah meningkatkan performanya. Ia pun kembali mengenakan nomor punggung 9 favoritnya. Setelah berjuang untuk menemukan bentuk terbaiknya di bawah Jose Mourinho –didorong untuk keluar ke sisi kiri–, sekarang Martial akhirnya berhasil menemukannya. Tepatnya ketika Solskjaer mengembalikannya ke posisi sentral nomor sembilan.

Menyikapi hal ini, sayangnya Paul Scholes sempat berpandangan berbeda. Ia justru menilai perubahan posisi itu adalah opsi yang kurang tepat. Ia juga tidak selalu memiliki kepercayaan kepada Martial, dan mengakui jika ia tidak yakin kepada mantan pemain AS Monaco itu. Scholes menyatakan pendapatnya ini pada bulan Februari lalu ketika United menang atas Chelsea di Stamford Bridge.

“Dengan Anthony Martial di posisi striker, itu menarik. Tapi saya tidak tahu apakah pemain sayap sepertinya bisa melakukan tugas dengan posisi itu. Saya tidak tahu apakah dia memang punya jiwa penyerang tengah. Ole jelas berpikir bahwa ada penyerang tengah di sana, dan dia menyuruhnya untuk masuk ke dalam kotak penalti sesering yang dia bisa,” tegas Paul Scholes.

“Anda seharusnya tidak perlu memberi tahu striker untuk masuk ke kotak penalty. Akan tetapi jika Anda Anthony Martial, dia sepertinya perlu memberi tahu. Sepertinya dia tidak menerima banyak informasi. Beberapa pemain memang terkadang harus diberi tahu. Dia (Ole) sepertinya perlu memberitahunya setiap dua menit.”

Namun sekarang, mantan gelandang terbaik milik United itu mengakui bahwa ia telah berubah pikiran. Ia betul-betul mengubah sikapnya kepada Anthony Martial. Ia mengakui bahwa pemain berusia 24 tahun itu memang sedang dalam performa terbaiknya sejak awal musim ini dimulai.

“Saya mengakui saya pernah salah menilainya. Sekarang saya menyukainya, dan saya akan selalu menyukainya. Saya awalnya berpikir apakah dia pemain nomor 9 atau dia pemain sayap? Dia lalu mengubah dirinya menjadi pemain nomor 9 di setiap pertandingan yang saya tonton. Semakin banyak dia bermain di sana, semakin saya sangat senang melihatnya,” ungkap Scholes dikutip dari BT Sports.

“Dia sudah mengubah dirinya menjadi pemain nomor 9 yang baik. Saya suka dengan perubahan itu. Ketika dia menghadapi seorang pemain belakang lawan dan berlari ke arah mereka, saya pikir dia tidak bisa dihentikan. Dia sudah melakukan yang terbaik sepanjang musim ini.”

Penampilan Anthony Martial secara tidak langsung memang terus membuat para pundit meneteskan air liur mereka. Apalagi disaat Manchester United mengalahkan Kopenhagen, yang kemudian membuat mereka masuk ke semifinal Europa League. Meskipun di satu sisi, tim Setan Merah harus bermain tanpa gol selama 90 menit, di mana saat itu Kopenhagen tampak berbahaya meski gagal mencatatkan tembakan tepat sasaran.

Pada akhirnya Bruno Fernandes menyelamatkan United dari titik penalti di babak perpanjangan waktu. Mereka mengamankan kemenangan 1-0. Namun uniknya, meskipun tidak mencetak gol atau asis, Martial tetap menjadi pemain yang paling banyak mendapat pujian. Owen Hargreaves bahkan sampai menggambarkannya sebagai “pemain 100 juta paun”.

“Semua orang punya pendapat tentang Martial. Dia seorang Ferrari. Dia hanya terlihat seperti pemain senilai 100 juta paun. Dia biasanya menjadi finisher yang brilian, tapi malam ini penyelesaiannya tidak cukup baik. Tapi dia tetap saja bermain bagus,” ungkap Owen Hargreaves.

“Robin van Persie pernah ada di posisi itu, dan dia tahu tekanan bermain di lini depan United. Dia pun memiliki kesamaan dengan Martial, terutama dari segi atribut bisa bermain sebagai pemain sayap. Hanya saja, Martial selalu memperhatikan rekan satu timnya, dan itulah yang membedakannya dari yang lain.”