Paul Scholes, yang saat ini berusia 43 tahun itu, sempat mengikuti proses untuk menggantikan Warren Joyce sebagai pelatih tim junior United pada musim panas lalu. Namun ia kalah saing dengan Ricky Sbragia yang lebih memiliki banyak pengalaman ketimbang dirinya.

Scholes, yang juga sedang dalam proses menjalankan tugas bersama Oldham Athletic, justru menghabiskan sebagian besar karier pasca pensiun sebagai pundit untuk BT Sport dan tidak pernah mengabaikan tanggung jawab untuk tidak memihak saat menganalisis mantan klubnya tersebut.

Banyak di antara penggemar United yang merasa kecewa ketika mendengar Scholes tidak terpilih. Namun, memang pada kenyataannya, Scholes belum membuktikan dirinya memiliki pengalaman melatih tim sepakbola, sedangkan Sbragia telah melakukan pekerjaan tersebut di United sebelumnya, dan juga sempat sukses di Bolton Wanderers yang ia latih pada 2005.

Melihat hal itu, Manchester United meyakini betul jika Scholes terlihat tidak memiliki peran lebih dalam mendapatkan kesempatan untuk mengasuh tim junior pasukan The Red Devils di Old Trafford karena berbagai kritikan yang ia lontarkan. Keyakinan inilah yang sangat membuat Scholes merasa terpukul. “Saya tidak berpikir klub sangat tertarik dengan saya,” pungkas Scholes kepada Daily Mail.

“Mungkin itu karena saya tidak terlalu memerhatikan beberapa penampilan mereka saat saya bekerja sebagai salah satu pundit di televisi. Bukannya saya tidak ingin menjadi orang yang bebas berpendapat, tapi saya hanya memberikan pandangan jujur ​​saya. Setiap kali saya melihat mereka bermain, tim ini sangat berbeda. Tapi begitu ketika mereka bermain sebelum Mourinho tiba, tim ini justru tidak benar-benar berkompetisi, dan sulit mengelak dari hasil buruk.”

Mengingat Paul Scholes adalah salah satu mantan pesepakbola yang memiliki label one man club di sepanjang karier profesionalnya, akan sangat heran jika melihat mantan klubnya itu menolak pengabdian besarnya. Ia pun merasa jika keputusannya untuk melatih tim junior U-23 adalah hal terpenting yang sangat ingin ia lakukan kendati pada akhirnya semua harapan besarnya itu ditolak United.

“Mereka mempekerjakan saya sebagai pemain selama kurang lebih 20 tahun, dan saya memiliki waktu terbaik dalam hidup saya ketika berada di sana. Saya tidak ingin terlalu sering mengomel sepanjang waktu tapi ketika Anda melihat apa yang terjadi dan cara mereka bermain di kadang, sangat sulit untuk mempertahankan argumen saya karena mereka memang tampil buruk,” jelas Scholes.

“Satu-satunya klub yang saya inginkan adalah Manchester United. Saya ingin mengabdi untuk mereka, dan saya pikir saya memiliki kesempatan bagus untuk melakukannya ketika melatih United junior U-23. Peran pembinaan itu adalah sesuatu yang benar-benar ingin saya lakukan tapi itu tidak terjadi karena klub menolak saya,” tambahnya.

 

Sumber: The Peoples Person, Manchester Evening News