Foto: Planet Football

Legenda Manchester United Paul Scholes berbicara tentang pemain paling sulit yang ia hadapi dalam kariernya. Ia menyebut bahwa Papa Bouba Diop sebagai salah satu pemain paling sulit yang pernah ia hadapi. Meskipun sebetulnya ia bermain melawan beberapa pemain terbaik di dunia, tetapi tidak bisa dipungkiri, menurutnya Diop lebih sulit dari pemain mana pun.

Gelandang tengah Senegal itu bahkan dijuluki Lemari Pakaian karena perawakannya yang luar biasa, dan Scholes mengakui ia dulu benci sekali ketika bermain melawannya. Selain Diop, Scholes juga sangat memuji legenda Arsenal Patrick Vieira dengan serangkaian permainanya. Tapi itu pun tetap saja tidak menggeser nama Diop sebagai pemain tersulit yang pernah ia hadapi.

“Ketika saya bermain di lini tengah, saya suka menganalisa permaian sembari berpikir, ‘saya hanya ingin memiliki semua waktu di dunia di sini, tidak ada orang di sekitar saya, dan saya hanya menemukan sedikit ruang untuk mengoper bola di sekitar’. Lalu ketika saya bermain melawan orang-orang seperti Robbie Savage, saya mungkin akan memberikan gangguan mutlak saja. Setidaknya saya harus mencoba untuk menutup dia dengan cepat,” tutur Paul Scholes dikutip dari MEN Sports.

“Saya hanya ingin permainan saya menyenangkan dan santai. Cara saya bermain tidak benar-benar harus mengalahkan orang, menjadi lebih kuat, atau lebih cepat daripada orang lain. Saya kira Patrick Vieira adalah orang yang seperti itu. Dia sangat brilian dan tubuhnya begitu besar. Anda pikir Anda sudah mendapatkan bola, dan menit berikutnya ‘dia menggigit bolanya di atas kepala Anda’. Dia juga pembayar yang pintar.”

“Tapi ada satu lagi yang orang tidak akan terpikirkan. Saat dulu saya bermain melawan Portsmouth, apakah Anda ingat Papa Bouba Diop? Dia memiliki fisik sangat besar. Mereka biasa memanggilnya The Wardrobe (Lemari Pakaian)! Anda terlibat secara fisik dengannya dan Anda pasti akan menyia-nyiakan waktu. Saya selalu menemukan dia canggung untuk bermain melawan. Dia bukan Vieira, tentu saja tidak, tapi dia masih punya bakat.”

Selain soal pemain tersulit, Paul Scholes juga mengakui bahwa ia memiliki tim-tim terberat yang pernah ia lawan, yaitu Barcelona atau AC Milan. Bahkan, ia sempat mempertimbangkan bermain untuk kedua tim raksasa itu jika Manchester United sudah tidak lagi membutuhkannya. Namun apa mau dikata, mantan pemain timnas Inggris itu justru selalu menjadi salah satu pemain kepercayaan Sir Alex Ferguson selama kariernya di Old Trafford.

Secara total, Scholes sendiri sudah menjadi pemain kunci bersama Setan Merah sepanjang 20 tahun. Dan di satu sisi, ia mengakui bahwa selama itu ia mengagumi tim-tim terkuat lain –yaitu Barcelona dan AC Milan– dari kejauhan. Meskipun di dalam lubuk hatinya yang terdalam, ia sama sekali tidak berniat meninggalkan United. Ya pada akhirnya pun ia hanya mampu berkhayal bisa bermain di Barcelona atau AC Milan.

“Agak terlalu jauh untuk membicarakan hal ini. Saya tidak pernah memiliki niat atau ambisi untuk bermain di tim lain. Saya dengan semua teman saya, bermain sepakbola yang baik dan memenangkan trofi di United. Saya tidak pernah memiliki niat pergi. Hanya saja saya pernah berkhayal ingin bergabung dengan dua tim lawan terkuat, yaitu Barcelona dan AC Milan. Saya pikir itu lebih merupakan sensasi tersendiri, yang lebih daripada apa pun,” ungkap Scholes.

“Saya membayangkan memakai jersey garis-garis merah dan hitam dan celana pendek putih! Saya dulu sering menonton sepakbola Italia, dan saya melihat Franco Baresi, Paolo Maldini, Roberto Donadoni, dan Carlo Ancelotti. Saya juga memperhatikan Marco Van Basten dan Ruud Gullit, dan masing-masing dari mereka bermain bersama tim kuat. Jadi jika saya harus pindah, saya tidak pernah mau, kecuali ke Barcelona atau AC Milan.”