Foto: TalkSPORT

Dua laga Uefa Nations League sudah dijalankan oleh Harry Maguire. Sayangnya, dua laga tersebut tidak berakhir baik bagi timnas Inggris. Tanpa kemenangan dan dirinya kembali bermain mengecewakan yang membuat serangan verbal kepadanya justru semakin membesar yang membuatnya membatasi kolom komentar di Instagram-nya.

Apa yang membuat Harry Maguire masih bertahan sebagai pemain sepakbola hingga tulisan ini dibuat? Kepercayaan Gareth Southgate dan rekan sejawatnya mungkin bisa menjadi alasan. Disaat namanya sudah terpinggirkan dari skuad Setan Merah, Southgate masih mencoba mempertahankan keyakinannya kepada bek termahal dunia tersebut.

“Anda harus punya penilaian sendiri dan kami merasa Maguire masih jadi pemain penting kami. Jika kami melihat ada pemain berpengalaman yang siap masuk pada level lebih tinggi maka itu bisa dipertimbangkan. Masalahnya tidak ada. Dia masih bek tengah kami yang dominan di udara. Dia dan John Stones tampil bagus tiap kali dipasangkan,” ujar Southgate.

Southgate memang tidak salah. Kesuksesan Inggris melaju ke semifinal Piala Dunia 2018 dan Euro 2020 memang karena ada andil Maguire di sana. Terkadang, ada manajer yang memang sudah klop bekerja dengan beberapa pemain tertentu meski si pemain itu juga tidak kunjung perform dan romantisme Southgate-Maguire ini adalah contoh nyata.

Namun dengan dua hasil terbaru timnas Inggris dalam jeda internasional kali ini, tidak tertutup kemungkinan kalau mantan pemain Hull City ini juga akan kehilangan tempatnya di tim nasional yang membuat kariernya bisa dibilang semakin suram.

Berantakan di Tangan Jerman

Maguire punya dua laga untuk membuktikan dirinya memang layak dipanggil timnas yaitu melawan Italia dan Jerman. Sayangnya, dari dua laga tersebut Inggris tidak meraih kemenangan sama sekali dan terderadasi ke League B. Sudah tidak menang, Maguire bikin kesalahan pula.

Saat kalah melawan Italia 1-0, tidak ada yang salah dari permainan Maguire. Jalannya laga sendiri juga cenderung membosankan. Sangat tidak layak untuk mengkritik Maguire seorang karena dia tidak membuat kesalahan fatal sama sekali.

Ketika melawan Jerman, segalanya berubah. Maguire kembali menjadi sorotan. Entah dia sedang tidak fokus atau memang mentalnya sudah terganggu, tapi dia berperan dalam dua gol Jerman ke gawang Nick Pope.

Gol pertama Jerman hadir dari penalti Ilkay Gundogan yang semuanya berawal dari umpan Maguire yang dipotong oleh Jamal Musiala. Pemain Bayern ini melakukan gerak tipu yang membuat Maguire terpaksa melanggarnya.

Kai Havertz kemudian menyumbangkan gol kedua dengan penyelesaian akhir yang sangat cantik. Tapi itu semua tidak akan terjadi apabila Maguire tidak kehilangan penguasaan bola yang justru membuat Jerman melancarkan counter attack sebelum gol tersebut tercipta.

Sejatinya, apa yang diraih timnas Inggris memang bukan salah Maguire seorang. Dalam proses gol Havertz misalnya, tidak ada pemain yang menekan penyerang Chelsea tersebut sehingga dia bisa dengan bebas melakukan ancang-ancang. Beberapa pemain lain juga under-perform.

Sayangnya, kita disini membahas Maguire yang permasalahannya memang cukup pelik. Ia sudah dicap sebagai pemain yang rajin membuat kesalahan sehingga apabila ada pemain lain yang membuat kesalahan maka hal itu tidak akan menjadi sorotan. Beda ceritanya jika yang membuat kesalahan itu adalah Maguire.

Bahkan jika dia tidak membuat kesalahan pun, tapi Inggris tetap kalah, Maguire juga yang menjadi sasaran. Ditambah dengan pernyataan yang menyebut kalau Maguire jelek karena rekan setimnya, semakin menambah amaran publik dan menganggap kalau dia adalah pemain yang tidak tahu diri.

Maguire sendiri tampak sudah jengah dengan semua hujatan yang ia terima. Mau ada hal positif apa pun, ia tampak sudah capek dengan situasinya sekarang. Mau gimana lagi, kalaupun dia tidak membuat kesalahan, publik akan tetap mencari-cari kesalahannya.

Unggahan terbaru di Instagram-nya saja justru foto rekannya, Harry Kane. Ia juga membatasi kolom komentarnya. Bukti kalau Maguire sedang frustrasi.

“Kesalahan adalah bagian dari permainan, saya minta maaf. Perjuangan dan semangat luar biasa untuk membawa kami bisa kembali ke dalam permainan. Ambil sisi positifnya dan nantikan kami di Qatar. Masa-masa sulit membuat kita lebih kuat,” kata Maguire.

Dari sisi Southgate, ia tentu harus memilih apakah dia tetap ingin mempertahankan idealismenya kepada Maguire atau mencoba melunak demi prestasi tim nasional. Setidaknya kalaupun Inggris tidak juara, publik tidak akan menunjuk satu pemain yang dianggap menjadi kambing hitam.

Karena sudah jelas, Maguire akan selalu menjadi yang teratas untuk selalu disalahkan selagi namanya masih ada di dalam skuad.