Dua tahun lalu, ketika Manchester United mencatatkan rekor transfer 89 juta paun untuk Paul Pogba, Jurgen Klopp terkesiap. Dengan melantur, dia bilang kalau dirinya mungkin akan berhenti berkarier di sepakbola saat semua kesebelasan menginvestasikan sejumlah besar uang buat membeli pemain.

“Kalau Anda mendatangkan pemainsenilai 100 juta paun lalu dia cedera, lalu semuanya menguap begitu saja. Suatu hari saat ini terjadi di sepakbola, aku tak akan berkarier lagi, karena sepakbola adalah soal bermain bersama,” kata Klopp pada 28 Juli 2016 dikutip The Sun.

Menurut Klopp, semua orang ingin yang terbaik. Akan tetapi, membangun sekelompok orang adalah hal yang penting agar bisa sukses.

“Semua kesebelasan bebas menghabiskan banyak uang untuk mengumpulkan para pemain top. Aku ingin melakukannya secara berbeda. Aku bahkan akan melakukannya secara berbeda kalau aku bisa menghabiskan uang itu.”

“Kalau aku menghabiskan uang, itu karena aku tengah membangun sebuah tim, tim betulan. Barcelona melakukan ini,” ucap Klopp.

Ucapan Klopp tersebut seperti merupakan rasa iri karena ia menghabiskan 70 juta paun untuk mendatangkan tiga pemain: Sadio Mane, Georginio Wijnaldum, dan Joel Matip. Angka itu, jauh dengan pengeluaran United hanya untuk satu pemain.

Ironisnya, setelah ucapan tersebut, Klopp tak henti-hentinya membuang uang. Diawali dengan transfer Virgil van Dijk pada Januari 2018 silam, dan yang terbaru dengan memboyong kiper AS Roma, Alisson, senilai 65 juta paun.

Sebelum Alisson, Liverpool juga mendatangkan Fabinho dari Monaco, Naby Keita dari RB Leipzig, serta Xherdan Shaqiri dari Stoke City. Gara-gara transfer ini, Klopp mendapatkan cibiran. Lagi-lagi ia mengeluarkan pernyataan yang bertolak belakang.

“Kami tak peduli pada apa yang dunia di sekeliling kami pikirkan,” kata Klopp. “Seperti Manchester United yang tak peduli atas apa yang kukatakan. Itu hanyalah sebuah opini. Apakah aku mengubahnya? Ya. Itu benar. Tapi lebih baik Anda mengubah opini ketimbang tak mempunyainya.”

Klopp beralasan kalau sejumlah pemain bagus tak sengaja menunggu untuk didapatkan secara gratis. Contohnya Allison yang punya kontrak jangka panjang dengan AS Roma. Sepanjang 2018, Klopp sudah menghabiskan 242 juta paun!

Ironisnya lagi, dalam wawancara pada 2016 tersebut, Klopp justru berkata lain. Ia menggambarkan jumlah pesepakbola sebagai orang yang ada di kolam renang. Banyak kesebelasan yang membeli para pemain di kolam renang, sementara yang di luar kolam masih banyak yang bagus.

“Ada banyak pemain du luar kolam, mereka adalah para pemain bagus yang setahap lagi dalam kariernya. Kami mencoba mencari mereka. Para pemain terbaik musim lalu memang menarik, tapi lebih menarik untuk mencari tahu siapa yang akan jadi terbaik tahun depan.”

“Kalau Anda tahu sekarang, itu akan jadi transfer yang keren! Lebih murah juga. Itulah yang kami kerjakan. Ini bukan soal menjadi kreatif karena kreatif itu keren atau sebagainya. Ini adalah soal mencari pemain yang bisa bermain bersama kami,” ucap Klopp.

Yang bikin mengejutkan adalah Manchester United hingga saat ini, tak pernah mengeluarkan lebih dari 53 juta paun untuk transfer pemain, kecuali untuk Romelu Lukaku senilai 70 juta paun (karena dia memang layak dihargai segitu). Transfer termahal MU di bawah Mourinho, saat ini dipegang oleh Pogba (94,5 juta), Lukaku (76 juta) Fred (53 juta), Nemanja Matic (40 juta), Henrikh Mkhitaryan (37 juta), Eric Bailly (34 juta), Victor Lindelof (31 juta), Diogo Dalot (19 juta), dan Lee Grant (1 juta)*.

Klopp langsung berubah hanya dalam waktu dua tahun mengelola kesebelasan Premier League. Filosofi belanja pemainnya langsung luntur mengingat kerasnya persaingan di Liga Inggris. Memang benar kata Klopp kalau Anda lebih baik mengubah pendapat ketimbang tak memilikinya sama sekali. Akan tetapi Klopp juga tak boleh lupa, kalau ludah yang sudah dibuang, baiknya tak boleh disedot kembali. Selain kotor, itu juga menjijikan.

*Data diambil dari Transfermarkt dengan nilai poundsterling.