Foto: Goal.com

Musim ini memang belum selesai. Masih ada kurang lebih 20 pertandingan lagi yang akan dimainkan United musim ini sampai tirai kompetisi benar-benar berakhir pada bulan Mei mendatang. Meski begitu, sudah pantas rasanya kalau menyebut musim ini sebagai musim terbaik bagi salah satu penggawa United. Masuk sebagai penggawa utama untuk pertama kalinya setelah diuji coba dalam beberapa laga pada musim lalu, Mason Greenwood langsung mencatatkan penampilan yang begitu positif.

Mason memang tidak selalu tampil bagus dalam 36 pertandingan yang sudah dimainkan. Hal ini terbilang wajar karena dia masih sangat muda. Umurnya pun belum memasuki kepala dua sehingga permainannya masih penuh dengan inkonsistensi. Namun, melihat statistiknya yang sudah membuat 10 gol, wajar apabila si pemain bangga akan prestasinya.

Ia berhasil menjawab tantangan Ole Gunnar Solskjaer yang mendapuknya sebagai salah satu striker pelapis ketika dua striker utama mengalami kebuntuan. Torehan 10 gol pada musim pertamanya sejauh ini hanya terpaut dua angka saja dari Anthony Martial yang sudah memasuki tahun kelimanya.

“Semuanya terjadi sangat cepat dan saya harus benar-benar mempertimbangkan semuanya dan mendengarkan apa yang dikatakan manajer dan pemain lain. Ini adalah perjalanan yang sulit dan saya belum berada di tempat yang saya inginkan. Saya akan terus bekerja keras dan terus melangkah.”

“Tetapi jika seseorang mengatakan kepada saya pada awal musim kalau saya akan mencetak 10 gol untuk United pada musim pertama, maka saya akan membuktikannya dengan segera dan ternyata saya sudah melakukan itu sekarang sehingga saya ingin membuat gol lebih banyak lagi,” kata Mason kepada MUTV.

Mason tentu tidak menyangka kalau kariernya akan melesat secepat ini. Meski sudah diberi kesempatan dalam empat pertandingan musim 2018/2019, namun dari keempat pertandingan itu tidak ada kontribusi yang bisa membuat penggemar United yakin kalau dia pantas mengisi kekosongan yang ditinggalkan Romelu Lukaku.

Namun, Ole tampak mempersiapkan Mason untuk musim berikutnya alias musim ini. Dan itu sudah ia buktikan dengan langsung mencetak dua digit gol dengan empat diantaranya dibuat di Europa League. Mason menjadi top skor pada ajang yang menjadi target untuk mereka juarai tersebut.

“Ole adalah faktor utama. Dia tahu apa yang ia bicarakan. Semua orang mendengarkannya. Dia banyak membantu saya. Begitu juga dengan Kieran McKenna. Saya bersamanya pada musim pertama saya di tim junior dan sekarang saya bersamanya lagi dengan tim utama. Saya benar-benar terkejut bisa berada di ruang ganti tim utama United dan bisa melangkah keluar Old Trafford.”

“Sulit untuk dijelaskan karena perasaannya luar biasa. Anda bisa lihat saya tersenyum ketika saya mencetak gol. Rasanya luar biasa. Saya ingin membuat tanda di klub dengan mencetak gol sebanyak mungkin. Saya ingin meraih gelar di United dan setiap pemain yang datang dari akademi menginginkannya. Jadi, luar biasa untuk bisa mendapatkan salah satu dari dua keinginan tersebut (gol atau gelar),” kata Mason menambahkan.

Mason masih berstatus sebagai pelapis, tapi hal itu coba ia tutupi dengan efektivitasnya di atas lapangan. Sejauh ini, ia berhasil melakukannya dengan baik. Dia bisa menjadi aspek positif di tengah kondisi tim yang kerap naik-turun. Ia masih perlu banyak belajar mengingat usianya masih sangat muda. Masa depannya masih panjang sehingga ia juga masih punya banyak waktu untuk belajar. Mencetak gol dengan kepala menjadi kekurangan yang ingin ia perbaiki kedepannya.

“Gol dengan kepala. Bersama tim junior, saya hanya punya tiga atau empat gol. Bersama tim utama, saya belum mencetak gol melalui sundulan. Maka dari itu, saya akan senang jika bisa mendapatkan gol sundulan pada sisa musim ini.”

“Jika saya memperbaiki sundulan saya, maka hal itu akan memberi saya dua sampai tiga gol tambahan musim ini. Jadi, jika saya mengusahakannya, maka saya bisa mendapatkan lebih banyak gol lagi,” tuturnya.

Semoga saja Mason benar-benar menunjukkan kepada khalayak kalau dia pantas menjadi bintang Setan Merah di masa depan. Ia tidak boleh puas dengan apa yang sudah ia tampilkan sejauh ini. Cepat puas adalah masalah yang kerap dihadapi pemain muda terutama oleh mereka yang langsung menuai hasil pada kesempatan pertamanya.

Ia hanya perlu untuk terus bekerja keras dan memperbaiki segala kesalahan-kesalahan yang sebelumnya sering dibuat. Kalau sudah bermain bagus, maka ia tinggal mempertahankan konsistensinya tersebut. Jika semuanya, sudah dilakukan, maka harapan melihat Greenwood menjadi pemain kelas dunia tinggal menunggu waktu saja.