foto: dailymail.co.uk

Kemenangan 1-0 atas Manchester City membuat manajer Manchester United, Jose Mourinho, merasa senang. Pasalnya, kemenangan tersebut terjadi setelah kekalahan yang semestinya tidak mereka dapatkan.

Mou menolak mengatakan kalau kekalahan 0-4 atas Chelsea adalah sebuah cemoohan. Dia hanya merasa kalau itu adalah sesuatu yang tidak bisa diterima bagi kesebelasan dan suporter untuk menanggungnya.

“Itu adalah kekalahan besar dan klub ini tak pantas untuk menerimanya,” kata Mou, “Aku merasa begitu mendalam bagi penggemar karena mereka masih mendukung.”

“Sebuah hal yang mudah untuk menjadi penggemar Manchester United saat Anda memenangi treble atau lima gelar dalam tujuh tahun, tapi tidak mudah saat Anda kalah 0-4. Inilah mengapa saya begitu bangga saat ini. Semangat para penggemar amatlah fenomenal. Aku tak pernah punya orang-orang seperti mereka. Cinta mereka pada klub lebih besar ketimbang hasil buruk dan rentetan tiga musim terakhir.”

Mou meminta para pemainnya untuk memberikan segala hal kala melawan City. Dalam pertandingan tersebut, mereka mulai percaya diri di babak kedua dengan menekan lebih tinggi. “Ini bukan final Liga Champions, ini hanya EFL Cup, tapi kemenangan atas City akan memberi semua orang perasaan yang baik,” kata Mou.

Hal ini pun diresapi dengan baik oleh Mata. “Suatu hal yang bagus untuk mencetak gol, tapi hal yang paling penting adalah menyingkirkan kenangan soal kekalahan kemarin. Kami mengalami hari yang buruk di London [di kandang Chelsea] dan kami tahu, kami mesti kuat dan memberikan 100 persen kemampuan dalam pertandingan ini,” kata Mata.

Di babak perempatfinal EFL Cup, United akan menghadapi West Ham United. Ini akan menjadi pertemuan kedua beruntun dalam beberapa hari karena di liga, kesebelasan yang diasuh Slaven Bilic ini akan menghadapi United pada 27 November, sementara EFL Cup digelar pada 29/30 November.

Buat City, kekalahan ini merupakan kegagalan mereka meraih kemenangan dalam enam pertandingan beruntun. Padahal, Pep Guardiola memberikan 10 kemenangan beruntun pada awal musim ini. Ini merupakan capaian terburuk Pep dalam karier kepelatihannya.

“Ini merupakan hal aneh yang terjadi saat ini, setelah tujuh tahun sebagai manajer, tapi kami akan mengubahnya sesegera mungkin. Pendekatanku akan tetap sama seperti saat kami memenangi 10 pertandingan beruntun. Aku tak punya pikiran untuk mengubah semuanya,” kata Pep.