Odion Ighalo akan kembali ke klub asalnya minggu ini. (Foto: Mirror)

Terlepas dari dedikasi, etos kerja, semangat, dan ketulusan seorang Odion Ighalo, penggemar United tetap tidak boleh menafikan satu hal kalau penyerang asal Nigeria tersebut bukan pemain milik Manchester United.

Jangan tanyakan betapa berartinya Manchester United kepada pemain Nigeria berusia 30 tahun ini. Wajahnya akan selalu ceria setiap kali membahas klub favoritnya sejak kecil. Baginya, United adalah sumber kebahagiaan. Sebuah perwujudan dari kalimat dreams come true yang lazim diucapkan pemain-pemain sepakbola ketika pertama kali datang ke klub baru.

“United adalah tim kesukaan saya sejak beranjak dewasa. Ini mimpi yang menjadi kenyataan karena sejak kecil saya selalu bermimpi tentang bermain untuk Manchester United. Ini menjadi nyata sekarang. Benar-benar gila, saya gembira berada di Manchester dan ini kesempatan besar buat saya,” ujarnya ketika pertama kali tiba.

Bagi Ighalo, bermain bersama United adalah sebuah kebanggaan. Bayangkan saja, ia harus menunggu hingga usianya 30 untuk bisa mewujudkan mimpinya. Ketika ia terus berkelana ke beberapa tim dari Udinese, Watford, hingga menyeberang ke Cina, hasrat untuk bisa bermain di United masih dibiarkan menyala. Padahal, United bukan tempat yang ramah untuk pemain dari benua Afrika.

Bagi suporter United, Ighalo juga menjadi kebanggaan mereka. Kehadirannya, membuat elemen suporter merasa kalau timnya masih bisa mendapat pemain yang mau bermain dengan hati. Terdengar klise, mengingat Jesse Lingard dan Andreas Pereira juga bermain dengan hati, namun ada rasa yang berbeda ketika melihat Ighalo bermain di atas lapangan.

Ighalo memberikan warna bagi lini depan United. Ia bisa menyentuh bola jauh lebih baik dibanding pemain Belgia yang sekarang bahagia di kota Milan tersebut. Kemampuannya ini membuat pemain lain mendapat peluang berkat ruang yang berhasil ia ciptakan sendiri.

Selain itu, Ighalo juga tidak mempermasalahkan statusnya yang hanya menjadi pemain pelapis. Meski lebih sering bermain pada ajang Piala FA dan Liga Europa, namun Ighalo membuktikan kalau dia layak bermain untuk United. Empat gol dari delapan laga jelas bukan catatan buruk bagi pemain yang di awal kedatangannya cukup diremehkan.

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, Ighalo bukanlah pemain milik Manchester United. Ia hanya pemain yang dipinjam dari kesebelasan Cina, Shanghai Shenhua. Ketika masa peminjaman itu sudah berakhir, dan klub peminjam tidak berniat mempermanenkannya, maka si pemain harus kembali ke klub asalnya.

Inilah yang akan terjadi pada Ighalo dalam waktu dekat. Rasa bangga dia ketika berseragam merah, dan kebanggaan suporter United atas dedikasi dan pengabdiannya kepada klub, kemungkinan berakhir pada 31 Mei nanti, atau bertepatan dengan berakhirnya masa peminjaman sang pemain di kota Manchester.

Hal ini tidak lepas dari buntunya negosiasi United dengan Shenhua. Kubu Setan Merah memiliki niat untuk memperpanjang masa peminjaman setidaknya tiga bulan lagi. Akan tetapi, hal tersebut ditolak oleh pihak Shenhua. Hal ini membuat kesepakatan masih sesuai dengan perjanjian awal yaitu Ighalo harus kembali setelah kontraknya berakhir Mei nanti.

Apakah United kurang puas dengan penampilan Ighalo? Tentu saja tidak. Siapa manajer yang tidak puas ketika melihat ada pemain yang bisa dengan cepat beradaptasi dengan klub barunya hanya dalam tempo beberapa pekan. Lagipula, catatan empat gol dari delapan laga membuktikan kalau dia bisa diandalkan.

“Dia striker yang menguasai kotak penalti dan pencetak gol. Dia tipe striker yang berbeda untuk kami. Kami sudah melihat performanya di sesi latihan, dan tahun betul seperti apa keahliannya,” kata Solskjaer memuji si pemain.

Akan tetapi, pujian tersebut hanya sebatas pujian saja. Tidak ada kelanjutan berarti dari pujian tersebut. Dilansir dari ESPN, United terkesan santai tentang situasi Ighalo. Secara tidak langsung, United melihat Ighalo hanya sebagai pemain pinjaman dan tidak ada niatan untuk mengubah status rmantan pemain Watford ini menjadi permanen.

Premier League sendiri belum jelas kapan akan dimulai. Dari yang sebelumnya dijadwalkan pada tanggal 12 Juni, kini jadwal tersebut kembali berubah menjadi 26 Juni. Otoritas liga sebenarnya memberikan keringanan kepada pemain yang kontraknya habis musim ini untuk melanjutkan kompetisi bersama klubnya hingga musim 2019/2020 berakhir. Sayangnya, tidak ada pembahasan lebih lanjut untuk pemain yang statusnya pinjaman.

Shanghai Shenhua sendiri juga tidak bisa disalahkan. Mereka adalah pemilik sah Ighalo. Mereka juga tidak ingin pemain andalannya pergi karena Ighalo adalah pemain penting bagi mereka. Menarik Ighalo sesuai jadwal harus dilakukan untuk berjaga-jaga jika Liga Super Cina akan dilanjutkan pertengahan Juni atau Juli nanti atau sama dengan rencana kembalinya Premier League. Shenhua sendiri bahkan bersiap memperpanjang kontrak Ighalo hingga 2024 dengan gaji 400 ribu paun.

Jika harus memilih, Ighalo mungkin berharap bisa dipermanenkan United. Namun, itu semua ada syaratnya. United harus membelinya dengan harga 20 juta paun. Jumlah yang kecil bagi klub sebesar United, namun United perlu berpikir ulang untuk mengeluarkan uang dengan nilai sebesar itu bagi pemain yang sudah berusia 30 tahun. Lagi-lagi Shenhua tidak bisa disalahkan karena mereka adalah pemilik sah Ighalo.

“Apakah Ighalo bernilai 20 juta paun? Mungkin tidak di pasar saat ini. Bisa saja dia layak dinilai segitu kalau dia terus mencetak gol, tetapi kalau sekarang dia belum layak,” kata Gary Neville beberapa waktu lalu.

Pandemi virus COVID-19 membuat kita kesulitan menilai seorang Ighalo. Jika golnya banyak, mungkin ia akan diusahakan untuk dipermanenkan, namun empat gol dari delapan laga belum cukup. Di Premier League pun ia belum memberikan kontribusi signifikan karena hanya sebagai cadangan Martial atau Greenwood.

Kas dengan nilai segitu bisa mereka simpan untuk mendatangkan Jadon Sancho, target yang sedari awal musim ingin dibeli oleh United. Mereka juga sedang mencoba untuk mendatangkan striker yang lebih muda meski harganya tinggi. Setidaknya, pemain tersebut bisa digunakan untuk jangka panjang ketimbang Ighalo yang mungkin hanya bisa bermain dua sampai tiga musim lagi.

Selain itu, United juga sudah kedatangan Marcus Rashford yang kembali dari cedera. Pembelian Ighalo saat itu juga karena pemakai nomor 10 ini mengalami cedera yang cukup parah. Ketika winger andalan United ini kembali dari masa perawatannya, maka secara tidak langsung selesai sudah tugas Ighalo untuk mengisi kekosongan.

Sekarang, tinggal bagaimana United mencari pemain depan lain yang bisa tampil jauh lebih baik dari Ighalo.