Foto: Goal.com

Musim ini adalah musim yang sulit bagi Jesse Lingard. Manchester United mungkin harus segera membuat keputusan tentang masa depannya. Apalagi di saat Ole Gunnar Solskjaer sedang memainkan skema baru dengan bermain cepat, menerapkan sepakbola menyerang dan menekan lawan dengan energi, Lingard sepertinya kurang ahli dalam menyinkronkan bentuknya dengan hal-hal tersebut.

Padahal, semua itu adalah gaya permainan yang seharusnya sangat cocok untuk permainan lulusan akademi United tersebut. Bahkan, ketika semua situasi United dan Soslkjaer berjalan dengan baik pada bulan-bulan awal 2018, permainan seperti itu memang terlihat seperti permainan yang dibuat dari surga. Lingard pun merupakan komponen kunci dari skema tim utama United waktu itu.

Bermain sebagai pemain false nine, atau bagian dari ujung tombak tiga penyerang depan, atau sebagai gelandang tengah yang maju, Lingard sangat vital dalam meluncurkan serangan cepat United ke wilayah lawan. Hanya saja sayangnya, ketika Solskjaer perlahan mulai membawa United kembali ke jalan yang benar setelah kemerosotan dramatis, Lingard justru menjadi sosok yang semakin terpinggirkan.

Padahal, di bawah sosok manajer yang sangat percaya pada pemain asli akademi seperti Solskjaer, Lingard sempat menjadi pemain kepercayaan di beberapa pertandingan di awal musim ini. Namun, itu hanya bertahan sementara sampai ia dianggap sebagai pemain yang kurang memiliki kualitas dan kedalaman dalam beberapa pekan terakhir. Maka dengan kontrak yang akan berakhir pada akhir musim depan, tampaknya United bisa segera membuat keputusan untuk masa depan Lingard.

Di satu sisi, Setan Merah sendiri masih memiliki opsi untuk memperpanjang kesepakatan kontraknya selama satu tahun, atau tepatnya hingga 2022. Namun, menurut MEN Sports, belakangan ini pihak klub sengaja menunda untuk membuka pembicaraan terkait perpanjangan kontrak dengan sang pemain hingga waktu yang tidak ditentukan.

Jadi, apakah Lingard akan mendapat kontrak baru di musim ini atau dibuat menunggu sampai muncul sebuah kabar mengejutkan dari pihak Unite? Ya, kita tunggu saja kelanjutannya.

Yang jelas, salah satu faktor yang juga menjadi kendala adalah persoalan cedera. Hal ini membuat Lingard kehilangan momentumnya di bawah Solskjaer musim lalu, dan ia juga dipaksa berjuang untuk mendekati level performanya sejak saat itu. Selain itu, pemain asal Inggris ini selalu membuat marah manajernya dengan sensasi yang kontroversial seperti mengunggah sebuah posting di media sosial dengan tema liburan di musim panas.

Meskipun begitu, anehnya Lingard justru masih didukung untuk menjadi pemain kunci untuk United di awal musim ini, dengan memulai tiga pertandingan Premier League secara berturut-turut. Tapi, sejak itu pula namanya mulai terpinggirkan, dan bahkan dalam satu setengah bulan terakhir, ia hanya memulai satu pertandingan Premier League, dalam hasil imbang 1-1 atas Arsenal.

Lingard sebenarnya memainkan pertandingan penuh untuk United dalam kemenangan 1-0 atas Partizan Belgrade pada Oktober lalu, dan pertandingan itu adalah satu-satunya pertandingan penuh selama 90 menit yang didapatnya di musim ini. Di sisi lain, posisinya di tim utama juga telah tergeser oleh Andreas Pereira, dan pada pertandingan paruh kedua penyisihan grup Europa League melawan Partizan (lagi), Solskjaer lebih memilih Juan Mata ketimbang dirinya.

Dengan begitu, Lingard akhirnya jarang bermain di tim utama United, dan sekarang ia tampaknya telah menjadi pilihan ketiga untuk opsi penyerang di dalam skuat asuhan Solskjaer. Bukan rahasia lagi, saat ini statistik Lingard pun tidak cocok untuk dijadikan pertimbangan. Kontribusinya untuk United sangat jauh dari kata produktif. Malah, alih-alih produktif, sejauh ini ia hanya mencatatkan satu asis sejak 29 Januari 2019 dalam pertandingan melawan Burnley.

Ia juga belum mencetak gol sejak 26 Januari 2019 ketika United menang di Piala FA atas Arsenal. Dengan begitu, tidak salah rasanya menyebut kalau kontribusi Lingard untuk melampaui statistiknya begitu lemah. Saat ini, ia pun bahkan tidak berada di dekat bentuknya yang terbaik, dan hal ini kemungkinan besar bisa menjadi kemerosotan kariernya dalam jangka pendek.

Bagaimanapun, Jesse Lingard sudah harus memasuki masa jayanya, dan Manchester United perlu melihat lebih banyak dari itu sebelum mereka melakukan kontrak jangka panjang yang tentunya akan membawa sang pemain bertahan sampai usia 30-an. Jadi, jika Lingard tidak dapat menemukan kembali performa terbaiknya, maka United harus segera membuangya. Tapi, jika yang terjadi sebaliknya, maka United harus berpikir untuk mulai menggantungkan kontrak baru padanya.

 

Sumber: Manchester Evening News