Foto: United In Focus

Ada hasrat yang membara dalam diri Anthony Martial ketika memutuskan untuk keluar dari Manchester United sementara waktu pada awal tahun 2022 lalu. “Saya perlu menunjukkan kualitas saya dan mencetak gol,” Begitulah kata mantan penyerang AS Monaco tersebut. Sebuah pembuktian yang hingga tulisan ini dibuat belum bisa dibuktikan oleh si pemain.

Belum lupa dari ingatan ketika kepindahan Martial ke Sevilla diwarnai intrik dengan Rangnick. Sang manajer interim menuduhnya menolak main untuk United melawan Aston Villa. Drama makin panas ketika si pemain membantah dengan menyebut “mana mungkin menolak bermain untuk Man United.”

Drama yang memperkuat ambisi Martial untuk cepat-cepat hengkang pada saat itu. “Bagi saya, itu adalah pilihan terbaik untuk bisa menikmati sepakbola lagi karena saya kehilangan itu di Manchester. Saya akan bermain di sini, jadi saya sangat senang,” kata Martial ketika diperkenalkan sebagai pemain anyar Los Nervionenses.

Seperti ada perlawanan dari Martial khususnya kepada suporter Manchester United yang sebagian besar mulai menyerah dan ragu kepadanya. Suporter dibuat menanti-nanti apakah Martial akan membuktikan bahwa mereka salah.

Namun, hingga kompetisi liga-liga Eropa yang mulai mendekati garis akhir, suporter United seperti sudah mendapat jawaban dari performanya dan jawaban tersebut adalah tidak.

Sejauh ini, suporter United sudah dalam tren yang benar untuk meragukan penampilan Martial. Sang pemain kini sudah mendekati dari apa yang disebut dengan kegagalan. Peminjamannya di Sevilla pada akhirnya tidak membuahkan hasil. Hanya mencetak satu gol dan tidak ada gol yang ia buat di La Liga. Performanya tidak mengalami perubahan meski lingkungan sudah berubah dan peran sebagai striker murni sudah beberapa kali ia berikan.

Ia justru lebih banyak mengalami cedera. Di Sevilla, ia sudah tiga kali menderita cedera yang sama yaitu otot. Penampilan melawan Mallorca selama 23 menit adalah yang pertama sejak mengalami cedera ketika melawan Real Madrid. Sayangnya, ia kembali absen karena alasan yang sama ketika Sevilla bersiap menghadapi Atletico Madrid empat hari kemudian. Sepertinya, ia tidak akan bermain lagi pada pekan terakhir.

Martial sepertinya menjadi transfer terburuk yang pernah dilakukan Sevilla. Media Spanyol, AS, bahkan menyebut Martial sebagai “Disaster” alias bencana untuk meratapi betapa mengecewakannya penampilan Martial sejauh ini. Beruntung, karena juara Europa League musim 2019/2020 ini hanya mengeluarkan uang 4 juta pounds dan akan semakin senang karena mereka punya alasan untuk tidak mengontraknya secara permanen.

Sevilla menjadi klub yang beruntung. Sayangnya, United justru menjadi tim yang paling apes dalam kondisi ini. Itu berarti, Martial akan kembali menjadi pemain mereka pada musim depan. Dengan apa yang terjadi pada musim ini, sulit rasanya untuk mengharapkan ia bisa mengembalikan performanya seperti pada musim 2019/2020.

Suporter United bukannya tidak mau memberikan kepercayaan, namun melihat hanya dua dari tujuh musim dimana Martial bermain bagus, maka bisa dipastikan kalau Martial sudah dalam tahap terkena penyakit tidak konsisten yang akut. Bahkan Sevilla yang katanya tekanannya jauh lebih sedikit dibanding United pun tidak bisa ia taklukkan.

Hanya Martial yang bisa mengubah nasibnya sendiri. Pasalnya, kontrak hingga 2024 serta gaji yang sangat tinggi untuk pemain semedioker dia membuat jalan United untuk mengeluarkannya tidak akan mudah.