Foto: MUTV

Seremoni pemberian penghargaan pemain terbaik Manchester United sudah dilakukan Jumat (10/5) dini hari WIB. Beberapa kejutan muncul dalam acara yang berdurasi hampir empat jam tersebut. Yang paling utama tentu saja terpilihnya Luke Shaw sebagai peraih dua penghargaan utama yaitu sebagai pemain terbaik dan pemain terbaik hasil pilihan rekan setim.

Selain Luke Shaw, beberapa nama juga terpilih sebagai yang terbaik. Sebut saja Katie Zelem yang menjadi perempuan pertama yang terpilih sebagai pemain terbaik kesebelasan United perempuan. Musim penuh pertama Andreas Pereira sejak 2016 berhasil ia akhiri dengan penghargaan gol terbaik. Dua pemain muda United yaitu Tahith Chong dan Mason Greenwood terpilih menjadi yang terbaik dalam kategorinya masing-masing.

Selain kejutan dari para pemenang, kejutan lain juga hadir dari para tamu yang datang. Salah satu yang membuat heboh adalah sosok Geofrrey Boycott. Dalam sebuah acara yang bersifat resmi seperti malam penganugerahan pemain terbaik klub, ia masih sempat-sempatnya mengkritik para pemain Manchester United dan pelatih Ole Gunnar Solskjaer secara langsung di depan televisi.

Bagi yang tidak tahu Geoffrey Boycott, dia adalah salah satu mantan pemain kriket terkenal asal Inggris yang juga adalah penggemar berat Manchester United. Ia menjadi tamu undangan dalam pada acara tersebut. Bertindak sebagai tamu, dan sedang diberikan pertanyaan oleh Mark Sullivan selaku host terkait arti United bagi dirinya saat ini, Geoffrey mengeluarkan keresahannya.

“Lebih dari apa pun saya kecewa. Selama setengah musim ada harapan, ada kesenangan, ada beberapa hal yang berjalan sangat baik. Dan entah bagaimana hal itu bisa memudar menjelang akhir,” tutur kakek berusia 78 tahun tersebut.

“Sepakbola mereka tidak menginspirasi sama sekali. Saya merasa mereka sudah mengecewakan diri mereka sendiri dan orang-orang yang mendukung Manchester United karena mereka bisa sedikit lebih baik dari sekarang ini. Saat ini, United tidak menarik. Tidak hanya hasil tetapi juga sepakbola yang dimainkan.”

Ketika Mark bertanya tentang niat Solskjaer yang ingin kembali membangun skuad United, dan latar belakangnya sebagai pemain yang dianggap bisa membantu untuk mengembalikan kejayaan klub, Boycott juga merasa tidak begitu yakin.

“Dia akan melakukannya tetapi perlu diingat kalau tidak punya banyak pengalaman sebagai manajer, kan? Dia menghabiskan waktu yang tergolong singkat bersama Cardiff dan kemudian mengundurkan diri secara terhormat. Lalu dia membawa tim asal negaranya (Molde) menjadi juara. Tetapi kompetisi yang diikuti Molde tidak sama dengan Liga Primer,” tuturnya.

Apa yang diucapkan Boycott tentu saja mengejutkan karena dilakukan saat siaran langsung. Hal ini membuat beberapa penggemar United yang menjadi saksi ucapan Boycott tersebut merasa kalau kakek tua ini kedepannya tidak akan lagi diundang oleh United ke acara resmi mereka.

“Mantan pemain kriket, Geoffrey Boycott, sedang berbicara pada acara tahunan klub dan saya merasa dia tidak akan lagi diundang MUTV untuk dimintai pendapatnya,” kata akun @TheManUtdWay.

“Bagi yang tidak tahu, MUTV diisi pada umumnya oleh orang-orang yang memberikan ucapan-ucapan positif tentang klub dan para pemainnya. Wajah presenter (Mark) mengatakan segalanya. Dia sangat ingin mengakhiri wawancara,” tuturnya.

Boycott sendiri melakukan klarifikasi terkait komentarnya tersebut. Dalam akun twitternya, ia meluruskan ucapannya yang menjadi viral tersebut. Ia meminta orang-orang untuk menyaksikan video wawancara tersebut secara utuh dan tidak hanya sebagian seperti yang beredar luas di dunia maya.

“Ketika MUTV meminta saya untuk wawancara, saya tidak percaya jawaban saya dianggap tidak adil. Surat kabar beebrapa kali menyudutkan saya dan menunjukkan kalau ucapan saya membuat orang lain terpuruk. Tolong saksikan lagi wawancara tersebut secara utuh dan tidak sebagian seperti yang beredar di surat kabar,” kata Boycott. “Saya sudah 55 tahun mencintai klub ini dan saya akan terus mencitai Man United baik di saat baik dan buruk.

Lucunya, meski ia melakukan klarifikasi dan ingin memperbaiki nama baiknya di depan masyarakat, namun Boycott justru mendapat banyak pembelaan dari para pendukung United lainnya. Mereka beranggapan kalau Boycott mencoba untuk jujur dan Manchester United memang sedang jelek-jeleknya. Jadi apa yang diucapkan oleh Boycott adalah apa adanya dan tidak dilebih-lebihkan. Ia pun membalas segala pembelaan tersebut dengan ucapan terima kasih.