Beberapa waktu lalu Manchester United dan Arsenal melakukan pertukaran transfer yang terbilang mengejutkan. United resmi mendapatkan Alexis Sanchez dari Meriam London, sebaliknya Arsenal mendapatkan Henrikh Mkhitaryan.

Baik Alexis dan Miki sama-sama mengungkapkan kalau klub barunya adalah tempat yang sangat diimpikan oleh mereka. Alexis mengaku MU adalah klub favoritnya sejak remaja sementara Miki sudah menginginkan bermain untuk Arsenal sejak masih berseragam Shaktar. Meski klise, namun hal ini menunjukkan kalau mereka puas dengan kehidupan barunya.

Keduanya pun langsung memberikan bukti bahwa mereka adalah pemain yang tepat untuk klub barunya. Alexis mencetak satu gol dan satu asis dalam dua penampilan berseragam merah. Sementara Miki langsung ngebut dengan mencetak tiga asis dalam debut kendangnya.

Baru-baru ini keduanya pun saling sindir akan kehidupan mereka saat masih berada di klub lamanya masing-masing. Meski ungkapan mereka sebenarnya dibuat dalam tutur kata yang halus namun jika kita melihat lebih jelas terlihat seperti adanya sindiran yang ditujukan masing-masing pemain untuk klub lamanya.

Jose Mourinho keras, Wenger lembut

The Special One dikenal merupakan manajer yang bertipe penuntut. Dia menginginkan semua pemain bisa berkontribusi untuk seluruh tim bahkan hingga harus mematahkan kakinya sekalipun. Hal ini yang kemudian membuat kita sering melihat sosok macam Zlatan Ibrahimovic maupun Romelu Lukaku kerap berada di kotak penalti sendiri karena tuntutan Mou.

Hal ini yang tidak disukai oleh Miki. Sikap keras Mou tidak sejalan dengan dirinya yang nampak menginginkan manajer yang lebih kalem. Sebuah profil yang identik dengan sosok Arsene Wenger yang terkenal memiliki perawakan yang ramah dan murah senyum.

“Mourinho menuntut banyak hal dari para pemainnya. Banyak hal, dia sangat keras. Arsene Wenger lebih bersahabat, dia bisa memahami, bisa berpikir tentang situasi para pemain, dia sosok lebih tenang. Itulah perbedaan antara dia dan Mourinho.”

Sebuah ucapan yang mungkin keluar langsung dari lubuk hati seorang Miki. Akan tetapi, hal ini tentu bukan salah Mou sepenuhnya mengingat wajar saja apabila seorang manajer menuntut semua pemainnya untuk berkorban demi tim. Bahkan manajer sekelas Sir Alex Ferguson pun sampai meminta Alan Smith yang saat itu adalah seorang striker untuk bermain menjadi pemain tengah.

Alexis ingin trofi

Musim panas 2012, Robin van Persie hijrah ke Manchester United karena sudah lama tidak pernah merasakan gelar ketika bersama Arsenal. Harapan RVP akhirnya terwujud. Meski ia hanya meraih dua gelar  bersama United, tapi salah satu gelar yang ia raih adalah Premier League yang sangat diimpikan olehnya.

Alasan yang sama juga diungkapkan Alexis ketika berbincang dengan Thierry Henry di salah satu acara di Sky Sports. Sanchez sudah memberikan tiga gelar tapi sebatas Piala FA dan Community Shield saja. Hal itu tidak membuat Sanchez merasa puas dan ingin mencari gelar bersama klub baru dan United adalah pilihannya.

“Saya meninggalkan Arsenal karena ingin belajar sebagai pemain di klub baru. Saya datang kesini untuk menang dan menjuarai segala kejuaraan. Jika tidak, saya tidak akan datang ke sini. Klub ini adalah klub terbesar di Inggris dan itulah yang saya pikirkan.”

Ungkapan yang dibuat Sanchez secara tidak langsung seperti mengecilkan nama besar Arsenal. Kalau memang dia menginginkan trofi, ia sebenarnya bisa saja hijrah ke Manchester City yang memiliki peluang cukup besar untuk berprestasi di semua ajang. Akan tetapi, ia justru memilih United yang sudah empat musim terakhir bahkan finis di bawah Arsenal.

Faktor Jose Mourinho mungkin menjadi pertimbangan bagi Sanchez mengapa ia lebih memilih United. Mou dikenal sebagai manajer yang cerdik dan mampu memilih target mana yang akan ia capai dan kerap selalu berhasil. Bisa jadi saat ini, Mou sudah merancang skema di dua turnamen lain macam Piala FA dan Liga Champions dengan Sanchez menjadi tumpuannya.

***

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah baik Sanchez dan Miki sama-sama mampu memberikan kesuksesan bagi klub barunya masing-masing? Bukan tidak mungkin keduanya bisa sama-sama gagal dengan mengakhiri musim ini tanpa satupun meraih gelar.