Foto: Manchester Evening News

Kehilangan Rui Faria pada akhir musim 2017/2018, membuat Jose Mourinho harus mencari pengganti yang dianggap setara dengan pria kelahiran Barcelos tersebut. Namun, alih-alih memilih satu asisten pelatih yang memiliki pengalaman mumpuni, Mourinho justru memilih mempromosikan Kieran McKenna untuk mendampingi dia, Michael Carrick, dan Stefano Rapetti di pinggir lapangan.

Keberhasilan Kieran membawa tim U-18 finis pada peringkat kedua League 1 North pada musim 2017/2018 menjadi alasan mengapa ia dipromosikan ke tim utama. Selain itu, keberhasilan membawa tim U-18 United menampilkan permainan menyerang juga menjadi alasan mengapa ia menjadi sosok yang terpilih. Kehadirannya juga diharapkan bisa memberikan pengaruh positif kepada Michael Carrick yang saat itu belum memiliki pengalaman melatih.

Sosok Kieran masih bertahan bahkan ketika Jose Mourinho sudah dipecat. Masuknya Ole Gunnar Solskjaer, tidak mengubah struktur tim kepelatihan yang sudah dibuat Mourinho. Ia tinggal meneruskan saja warisan Mourinho.

Namun, nama Kieran McKenna kini dipandang negatif dalam beberapa hari terakhir. Menurut wartawan Mirror, John Cross, sosok berusia 33 tahun ini dianggap memiliki peranan yang cukup besar dalam hal taktik ketimbang Ole Gunnar Solskjaer selaku manajer utama pada sesi latihan. Selain itu, metode latihan Kieran tidak terlalu disukai karena terlalu ke-Inggris-an yang lebih banyak bertumpu kepada aspek fisik ketimbang teknik.

Sikap ke-Inggris-an Kieran ini ternyata tidak hanya sebatas taktiknya semata. Ia juga disebut jauh lebih suka terhadap pemain-pemain asal Inggris ketimbang para penggawa asing yang dimiliki oleh Setan Merah. Hengkangnya Lukaku, Ander Herrera, dan Marcos Rojo, ditengarai karena ketidak sukaan mereka terhadap pria yang lahir di Irlandia Utara tersebut.

Kabar ini sebenarnya bukan kali pertama. Pada Oktober 2019 lalu, sosok Kieran juga masuk ke dalam pemberitaan karena permasalahan yang sama. Ketika itu, beberapa pemain senior merasa kalau metode latihan ala Kieran jauh dari kata memungkinkan terutama masalah penyerangan serta opsi ke sepertiga akhir. Hal ini menjadi masalah yang cukup besar karena mereka belum menemukan solusinya di atas lapangan meski sudah mendatangkan Bruno Fernandes.

Usut punya usut, ternyata McKenna adalah orang yang dimintai tolong oleh Solskjaer melatih para pemain United di Carrington. Bahkan menurut Mirror Solskjaer sendiri disebut jauh lebih banyak bergantung kepada sosok McKenna alih-alih idenya sendiri sebagai juru racik utama.

Di tempat latihan United, Kieran diberi porsi lebih untuk melatih pemain yang berposisi sebagai penyerang. Akan tetapi, metodenya dianggap tidak sesuai dengan standar yang diharapkan oleh para pemain tim utama. Hal ini kemudian berdampak kepada produktivitas lini depan Setan Merah yang hingga saat ini jauh dari kata memuaskan. Akan tetapi, Ole saat itu membela Kieran karena menurutnya, Kieran sudah bekerja dengan baik.

“Kami tinggal menunggu hasil dari perpaduan antara Kieran dengan Carrick. Anda bisa saksikan kalau kami terus membenahi lini belakang. Sedikit demi sedikit kami sudah menunjukkan hasilnya,” kata Ole pada Oktober lalu.

Apa yang terjadi kepada Kieran ini seolah menandakan betapa sisi manajerial United juga memiliki masalah, khususnya dalam hal pengalaman melatih. Jika Ole saja dianggap minim pengalaman karena hanya menangani kesebelasan sekaliber Cardiff dan Molde, maka apa kabarnya dengan Kieran yang modalnya hanya melatih tim akademi. Akibat berita ini, muncul desakan dari banyak penggemar United untuk memecat Kieran.

Karier Kieran bisa dibilang menanjak secara drastis. Ia baru terjun ke dunia kepelatihan pada 2015 saat menangani Tottenham Hotspur U-18. Setahun berselang, barulah ia masuk ke Manchester United dan menjadi pelatih tim U-18. Dua tahun kemudian, ia langsung diangkat menjadi pelatih tim utama.

Peran First team coach atau pelatih tim utama memang tidak bisa diisi sembarangan orang. Posisi ini akan mempertemukan si pelatih dengan para pemain utama yang memiliki kemampuan, ego, serta hasrat bermain yang berbeda-beda. Hal ini tentu tidak sama dengan apa yang dia lakukan bersama tim U-18 yang hampir semuanya memiliki usia yang sama.

Lagipula, penunjukkan Kieran oleh Mourinho lebih karena ia tidak punya pilihan alih-alih kinerjanya saat menjadi manajer tim U-18. Saat itu, Mourinho tidak tahu lagi harus menunjuk siapa karena Rui sudah begitu dekat dengannya saat masih bersama FC Porto. Hal ini yang membuat Mourinho sulit mencari pengganti hingga akhirnya ia memilih jalan pintas untuk mempromosikan Kieran.

“Ketika Rui Faria memutuskan pergi, saya tidak tahu lagi harus mengangkat siapa karena tidak ada seorang pun yang siap menjadi asisten manajer. Jadi saya memilih untuk mendidik orang-orang dan menaikkan beberapa orang menjadi staff saya demi pengembangan karier mereka dan saya butuh staff yang bisa meningkatkan kebugaran dan taktikal,” kata Mourinho.

Ole tampaknya ingin meniru Sir Alex Ferguson yang menyerahkan sesi latihan kepada pelatih tim utama klub yang saat itu adalah Rene Meulensteen. Namun jika dibandingkan dengan Kieran, Rene jelas punya pengalaman segudang di beberapa kesebelasan utama meski kualitas timnya tidak terlalu bagus seperti Al-Ittihad, Al Sadd, Brondby, dan timnas Qatar U-18.

Satu per satu masalah United kini perlahan mulai keluar. Setelah Fred sebelumnya mengatakan kalau timnya mengalami krisis kekompakan, kini masalah hadir lagi dengan ketidak percayaan para pemain terhadap sosok Kieran McKenna.

Jika memang berita tersebut benar, maka tidak tertutup kemungkinan kalau buruknya permainan United di atas lapangan disebabkan dengan apa yang terjadi pada sesi latihan. Perlu diketahui kalau United punya empat first team coach dalam susunan manajerial Ole Gunnar Solskjaer. Selain Kieran dan Carrick, Ole juga menyelipkan nama Mark Dempsey dan Martyn Pert sebagai pelatih tim utama. Tentu saja keempat orang ini punya ide dan pemahaman yang berbeda-beda dalam melatih sebuah kesebelasan.