Kekalahan 1-2 dari Sevilla membuat langkah Manchester United terhenti di Liga Champions. Di Piala Liga Inggris, MU juga gagal melaju setelah dikalahkan Bristol City 1-2 di babak perempatfinal. Sementara itu, di Premier League, jarak 16 poin dari Manchester City tampaknya kelewat jauh untuk dikejar. Lantas, apa solusi untuk MU musim ini?

Peluang MU musim ini hanya ada di Piala FA. Setelah mengalahkan Brighton & Hove Albion 2-0, United pun lolos ke babak semifinal. Akan tetapi laju MU juga tak bisa dibilang mudah karena mesti menghadapi Tottenham Hotspur. Kalau lolos pun, MU akan ditunggu Chelsea atau Southampton.

Kondisi ini jelas berbeda dengan musim 2016/2017 di mana Paul Pogba dan kolega berhasil memanfaatkan semua peluang untuk meraih trofi sebanyak mungkin. Ketika itu, meski tak tampil di Liga Champions dan gagal di liga domestik, United sukses membawa tiga trofi:, yakni Piala Liga dan Liga Europa, serta Community Shield pada awal musim.

Keberhasilan memenangkan trofi Liga Europa itu pula yang mengantarkan ke ajang Liga Champions musim ini; meski hanya finish pada posisi enam di Premier League. Namun, musim ini United sudah dipastikan tidak akan bisa mengulangnya kembali, karena lagi-lagi gagal meraih trofi mayor. Kegagalan yang sebenarnya telah terjadi sejak manajer Sir Alex Ferguson pensiun di akhir musim 2012/2013 silam.

Terkait kegagalan di Liga Champions musim ini, Mourinho pun sepertinya sudah menemukan solusi untuk MU. Manajer berkebangsaan Portugal itu baru-baru ini secara tersirat mendesak manajemen klub untuk belanja besar pada musim panas 2018 mendatang, demi bisa mengangkat trofi ‘Si Kuping Lebar’ itu di musim depan.

Mourinho secara terang-terangan memang menyebut bahwa United harus berani melakukan investasi yang lebih besar, jika ingin membawa trofi bergengsi Eropa itu ke Old Trafford. Bahkan, dia pun secara khusus membandingkan situasi United dengan mantan timnya, Real Madrid.

“Jika ada klub yang kondisinya lebih baik dari kami, seandainya mereka berhenti berinvestasi dan kami terus berinvestasi, maka kami bisa menyamai mereka. Jika mereka berada dalam kondisi yang jauh lebih baik dari kami, dan terus berinvestasi bahkan lebih besar dari kami, maka semuanya jadi sulit, sesederhana itu.”

“Saya tak mengatakan kami tidak bisa mengejar mereka, karena Anda sudah melihat sendiri buktinya. Saya memenangkan Liga Champions bersama Inter Milan, tetapi saya tidak meraih trofi itu bersama Madrid dengan Cristiano Ronaldo,” ucap Mourinho bercerita pada MUTV.

“Ketika saya menjadi pelatih Ronaldo, kami tidak memenangkan Liga Champions. Namun saya yakin tim ini bisa memenangkan trofi itu dan kami akan berjuang untuk memenangkannya lagi,” tambah Mourinho yang jelas mengisyaratkan bahwa petinggi United harus membeli pemain bintang lebih banyak untuk musim depan.

Didukung Romelu Lukaku

Pernyataan sang pelatih ini pun sepertinya mendapatkan dukungan dari pemainnya sendiri. Striker Romelu Lukaku membocorkan rencana klubnya di bursa transfer musim panas dengan mengklaim United sedang menggodok rencana besar untuk merekrut banyak bintang.

“Kami adalah United. Kami harus berkembang tiap tahun dan saya tahu ada banyak pemain, banyak pemain top yang akan datang di musim depan. Itu pasti. Itu adalah hal yang saya tunggu. Kami harus meningkatkan kualitas skuat ini, karena musim depan kami harus meraih gelar. Kami akan mencoba untuk memenangkan trofi sebanyak mungkin.”

“Saya yakin kami adalah tim yang kompetitif. Namun, kami harus tetap menerima kritik, terutama setelah menyadari bahwa performa kami tidak cukup bagus saat melawan Sevilla,” kata penyerang internasional Belgia itu pula dilansir Goal Internasional.

Namun, membeli banyak pemain bintang tentu hanya solusi instan, alih-alih seharusnya Mourinho mengevaluasi strategi bermain timnya dan motivasi para pemain. Sepanjang musim ini, kritikan yang dilemparkan pada United hampir semua menyorot soal performa tim.

Komposisi pemain sebenarnya tidak kalah dari tim-tim pesaing. Manajemen United pun juga sudah belanja besar musim ini, dengan memboyong Lukaku, Victor Lindelof, dan Nemanja Matic yang menghabiskan hampir 150 juta paun, serta Alexis Sanchez yang dibarter dengan Henrikh Mkhitaryan. Pertanyaannya kini, apakah transfer pemain benar-benar jadi solusi utama MU agar bisa meraih trofi mayor pada musim depan?