Anthony Martial memang bukanlah pilihan utama Jose Mourinho dalam skuat Manchester United. Bahkan, itu sudah terjadi sejak kedatangan pelatih berkebangsaan Portugal itu ke Old Trafford pada musim panas 2016 lalu.

Mourinho lebih memilih Zlatan Ibrahimovic sebagai ujung tombak, sedang Martial sebagai pelapis. Itu pun dia dipasang sebagai penyerang sayap di sisi kiri, termasuk juga saat diturunkan sejak menit awal. Sementara musim ini, meski Zlatan masih absen karena cedera parah, namun kedatangan bomber anyar Romelu Lukaku tetap saja membuat kondisi Martial tak berubah.

Penyerang internasional Prancis itu masih jadi pilihan berikutnya bagi Mourinho. Bahkan, manajer berjuluk The Special One itu sampai mengubah taktik timnya dengan memasang hanya satu striker yang diisi oleh Lukaku. Sedangkan Martial jadi pelapis, tetap pada posisinya selama ini, sebagai penyerang sayap.

Hingga pekan ke-11 Premier League Inggris, dia baru dimainkan tiga kali sebagai starter, tujuh kali turun sebagai pemain pengganti, dan sekali duduk manis di bench. Total sudah 16 penampilan yang dibukukannya musim ini, dan sebagian besarnya sebagai penyerang sayap kiri.

Namun, meski hanya jadi pelapis, kontribusi Martial bagi timnya tak bisa dianggap remeh. Sejauh ini, dia sudah membukukan enam gol dan enam assist di semua kompetisi; bertengger di posisi ketiga pencetak gol terbanyak sementara United di bawah Lukaku dengan 11 gol dan Marcus Rashford dengan tujuh gol.

Menariknya, sebagian besar kreasinya tersebut; empat gol dan dua assist yang disarangkan Martial di liga domestik, semuanya malah tercipta saat dia dimainkan sebagai pelapis. Makanya, tak heran jika belakangan ini julukan supersub akhirnya mulai melekat pada namanya.

Para suporter pun memberi Martial penghargaan, dengan memilih sebagai Pemain Terbaik United edisi September dan Oktober 2017 lalu; yang sekaligus jadi penghargaan kedua beruntun selama karirnya di Old Trafford. Namun, kondisi ini malah membuat Mourinho sepertinya merasa cukup nyaman untuk menyimpannya di pinggir lapangan, dan kemudian menyaksikan sang bomber muda itu ‘menggila’ hingga mencatatkan nama di papan skor setelah diturunkan dari bench. Meski begitu, hal yang berbeda tentu saja dirasakan pemain kelahiran Massy, Prancis, 5 Desember 1995 tersebut.

Martial sendiri mengaku tidak sepenuhnya bahagia dengan peran pengganti, dan lebih memilih jadi starter secara reguler. Dia sangat yakin, keberadaannya dalam tim bisa memberikan pengaruh lebih besar jika diberi kesempatan lebih banyak oleh pelatih.

“Lebih mudah jika kita bermain sejak menit pertama. Saat Anda turun dari bangku cadangan, pemain lain sudah panas dan melebur dengan pertandingan. Sedang pemain pengganti harus beradaptasi dengan cepat. Saya lebih memilih jadi starter, karena lebih punya waktu beradaptasi dengan pertandingan,” ungkapnya pada SFR Sport.

“Saya punya keyakinan pada kualitas sendiri. Saya pikir manajer juga memberikan kepercayaan pada saya. Jadi semua tergantung pada saya untuk terus memperlihatkan permainan terbaik. Jika berhasil, saya pasti akan lebih sering dimainkan.

“Hal terpenting adalah bermain. Saat saya turun dari bench, saya bisa melakukan perbedaan. Tapi saya memilih memulainya dari awal dan memperlihatkan bukti kualitas saya. Seorang penyerang pasti senang saat mencetak gol. Sekarang semua berjalan lancar. Saya tetap diturunkan dari bangku cadangan tetapi sering dimainkan,” ucap penyerang 21 tahun itu.

Martial memang bersyukur karena masih mendapat banyak kesempatan bermain. Pasalnya, dalam kompetisi lain musim ini, dia juga telah dipercaya tampil sebagai starter; tiga penampilan dari empat pertandingan di Liga Champions dan dua penampilan di Piala Liga Inggris.

Semua kesempatan itu setidaknya akan membantu pemain bernomor punggung ‘11’ tersebut untuk mewujudkan ambisinya pada musim ini. Sebelumnya, Martial menyatakan untuk mencetak lebih banyak gol lagi. Dia ingin memberi kontribusi lebih besar, dan mengaku senang dengan perannya meski hanya jadi pelapis.

“Untuk saat ini, saya bahagia. Sekalipun saya merasa bisa melakukan hal lebih, semisal mencetak gol dan memberi umpan penting, namun saat ini saya bahagia. Saya pikir yang menjadi pembeda dari tahun lalu adalah saya tidak memiliki musim yang bagus, namun untuk saat ini segalanya berjalan bagus bagi saya.

“Saya mampu mencapai target pribadi dan saya berharap mencetak lebih banyak gol di akhir musim. Saya harus meneruskan performa yang bagus ini bersama klub, dan jika saya punya kesempatan untuk jadi andalan di sana [tim nasional Prancis], saya akan melakukan yang terbaik,” pungkas Martial pada saat itu kepada MUTV. Fans tentu saja masih menunggul gol demi gol darinya.