Foto: FOX Sports

Gelandang Manchester United, Paul Pogba, merancang sebuah gelang untuk dipakaikan kepada rekan satu timnya sebelum pertandingan melawan Newcastle United pada Boxing Day tengah pekan lalu. Gelang ini memiliki satu makna untuk kampanye anti-rasisme yang marak terjadi di Inggris dalam beberapa waktu terakhir.

Di sisi lain, Paul Pogba juga telah mengungkapkan mengapa ia memutuskan untuk mengambil sikap sendiri seperti itu tentang menghadapi rasisme dalam sepakbola. Rasa ketidakpedulian terhadap rasisme yang sering dihujamkan kepadanya seolah membuatnya mudah melakukan perlawanan terhadap rasisme dalam sepakbola. Oleh sebab itu wajar saja mengapa Pogba bisa sampai se-kreatif itu dalam membuat gelang anti-rasisme yang dipakai selama pemanasan sebelum kemenangan 4-1 United atas Newcastle.

Benar saja, gelandang asal Prancis itu kemudian mengatakan kalau langkahnya tersebut terinspirasi oleh kekecewaannya terhadap serentetan pelecehan rasis belakangan ini yang diarahkan kepada pemain di Premier League dan seluruh Eropa. Jesse Lingard dan Fred mengklaim mereka menjadi target rasis saat United menang 2-1 atas Manchester City, sementara pemain Chelsea Antonio Rudiger mengalami hal serupa ketika ia bermain di kandang Tottenham.

Menyikapi hal itu, Paul Pogba langsung inisiatif merancang sebuah gelang dengan kata-kata atau slogan “Tidak untuk rasisme” dan “Kita adalah satu” untuk membela para pemain yang dicela dengan narasi rasis. Ia juga mengatakan bahwa kampanye kecil yang ia lakukan ini merupakan tindakan nyata yang lebih perlu untuk dilakukan daripada hanya sekedar menunggu otoritas sepakbola melakukan sesuatu dalam menangani kasus rasis.

“Saya berpikir untuk melakukan ini, saya agak butuh waktu yang lama. Saya ingat ketika saya lebih muda dari sekarang, saya pernah berbicara tentang ‘Stand Up, Speak Up‘, dan sesuatu seperti ini juga untuk para korban rasis. Ya, itu mengingatkan saya akan masa lalu. Banyak pemain di banyak liga –tidak hanya di Inggris, di Italia, Spanyol, tapi di mana-mana– yang terus mendapati kasus semacam ini (rasis), dan saya terus mendengarnya,” tutur Paul Pogba dilansir dari Mirror.

“Kami hanya pemain sepakbola, dan kami ingin menikmati itu. Para suporter perlu menikmati permainan, dan melihat beberapa sepakbola yang bagus dan hanya itu. Jadi, gelang ini untuk menunjukkan bahwa saya dan tim menentang rasisme. Saya tidak ingin mendahului UEFA atau FIFA. Tapi, untuk apa menunggu mereka disaat saya bisa melakukannya (protes) sendiri?”

“Rekan satu tim saya sudah bergerak dengan gelang ini. Fred, Andreas, semuanya, kami menentang itu (rasisme). Kami berada di sini hanya untuk sepakbola, dari bermain sepakbola, sampai menikmati sepakbola. Kami melakukan apa yang kami sukai tanpa harus melakukan rasisme.”

Menurut Paul Pogba sendiri, alasan mengaoa momok rasisme itu masih muncul sampai saat ini adalah karena banyak orang yang memiliki rasa ketidaktahuan dan ketidakmautahuan akan persoalan rasis. Maka, bagi mantan gelandang Juventus tersebut, sikap “ketidakpedulian” terhadap orang yang semacam itu justru tidak akan menyelesaikan masalah pelecehan rasis yang muncul dari tribun.

“Kami memberikan kegembiraan kepada para suporter, kepada semua orang, kepada semua penonton, bahwa hanya sepakbola yang harus di lihat di stadion. Bukan rasisme. Saya pikir orang yang tidak tahu dan tidak mau tahu persoalan rasis akan memiliki kesempatan untuk melihat kampanye semacam ini. Kita hanya harus menunjukkan hal-hal di sepakbola dengan sisi seperti ini. Maka orang-orang yang melihatnya akan mulai berpikir,” ungkap Pogba.

“Saya pikir ketidakpedulian terhadap rasisme, tidak akan mengubah masalah rasisme. Seharusnya kita menunjukkan bahwa kita semua adalah satu, dan kita semua adalah sepakbola. Saya telah berpikir setelah melihat berulang kali di banyak stadion bahwa hal seperti ini perlu dilakukan. Hanya untuk menunjukkan bahwa, untuk memberikan dukungan kepada semua pemain, hitam atau putih, Cina atau apa pun, entah siapa Anda, kita semua satu.”

 

Sumber: Mirror