Swedia menjadi salah satu negara kejutan di Piala Dunia 2018. Mereka bisa melangkah hingga babak perempat final meski minim pemain berlabel bintang. Sebuah prestasi yang bahkan tidak bisa diraih oleh legenda hidup mereka, Zlatan Ibrahimovic.

Salah satu senjata blagult di Rusia adalah solidnya lini pertahanan mereka. Sejauh ini, mereka adalah satu dari empat negara yang bisa meraih tiga clean sheet di Piala Dunia. Selain sosok Andreas Granqvist sebagai kapten, pahlawan lain dari skuad arahan Janne Andersson ini terletak dalam diri Victor Lindelof.

Mantan pemain Benfica ini tampil begitu kokoh. Meski aksi bertahannya terbilang minim, namun Lindelof adalah pemain dengan akurasi umpan terbaik nomor lima diantara pemain Swedia yang lain. Tidak hanya itu, pergerakan serta penempatan posisinya beberapa kali kerap menyulitkan para penyerang lawan. Penampilannya pun jauh lebih tenang dan tidak nampak kesan terburu-buru ketika mengambil keputusan.

Hal ini nampak bertolak belakang jika dibandingkan dengan penampilannya ketika mengawal lini belakang Setan Merah. Beberapa kali Lindelof tampak terburu-buru dan membuat beberapa kesalahan yang berujung dengan terjadinya gol.

Berbedanya penampilan Lindelof ketika bermain di Swedia dan United memancing perhatian dari salah satu legenda Setan Merah yaitu Rio Ferdinand. Ketika menjadi pundit di BBC, ia mengungkapkan kalau Lindelof kerap krisis kepercayaan diri ketika mengenakan seragam merah United ketimbang saat mengenakan seragam Swedia.

“Dia tidak terlihat percaya diri ketika mengenakan baju United dibanding saat ia memakai seragam Swedia. Bersama Swedia, manajer mereka, para staf serta pemain lainnya mempercayai lini belakangnya kepada anak ini dan itu tidak terlihat saat bersama Manchester United. Hal tersebut bagi saya sangat mempengaruhinya,” tuturnya seperti dilansir MEN.

Lindelof memang begitu tertekan ketika pertama kali bermain untuk Setan Merah. Debut resminya bersama United berakibat fatal dengan hilangnya kesempatan meraih gelar Piala Super Eropa. Ia ketika itu terlambat menutup pergerakan Casemiro dalam gol pertama Real Madrid.

Saat melawan Huddersfield pada debut starternya di Premier League, ia membuat United kehilangan tiga angka ketika melawan Huddersfield. Saat melawan Newcastle, konsentrasinya langsung buyar sehingga membuat dirinya terpeleset meski pertandingan saat itu belum genap 15 menit. Tidak sedikit para penggemar United saat itu menyebutnya sebagai rekrutan gagal.

Meski begitu, Lindelof tidak jarang tampil begitu gemilang seperti ketika mengalahkan Watford 4-2 atau saat mengalahkan Chelsea 2-1. Akan tetapi, inkonsistensi permainannya membuat Jose Mourinho tidak mau mengambil risiko dan lebih memilih Chris Smalling yang permainannya jauh lebih baik ketimbang dirinya di musim lalu.

Akan tetapi, permainan apik yang telah ditunjukkan Lindelof di Piala Dunia membuat Rio merasa kalau musim depan ia sudah layak mendapatkan tempat di tim utama. “Dia datang ke United di usia yang masih sangat muda. Harga yang diberikan sangat besar. Namun sepanjang turnamen ini dia tampil begitu baik.”

Musim lalu, Lindelof memang hanya bermain sebanyak 29 pertandingan dengan 27 laga diantaranya dimainkan sejak menit awal. Namun dari jumlah tersebut, Setan Merah hanya mengalami lima kali kekalahan saja dan meraih 18 kemenangan di semua kompetisi. Para penggemar United tentu berharap konsistennya penampilan Lindelof di timnas berdampak baik dengan permainannya di United mengingat ia diproyeksikan sebagai bek utama di masa depan bersama Eric Bailly.