Foto: Manchester Evening News

Apa yang ingin dilihat dari Manchester United musim depan? Jawabannya hanya satu kata, perubahan. Kata perubahan di sini bisa bermakna apa saja. Bisa perubahan dari segi gaya main, perubahan dari sisi kedisiplinan, perubahan sikap dari para pemain, dan yang paling utama adalah perubahan prestasi.

Erik ten Hag datang dengan membawa misi itu. Membawa United berubah ke arah yang lebih baik. Untuk bisa berubah diperlukan langkah-langkah yang diharapkan bisa membuat United menjadi lebih baik lagi baik di atas lapangan maupun di luar lapangan.

Satu yang ia bawa adalah kedisiplinan. Menurut Ten Hag, tidak ada perubahan jika si pemainnya sendiri tidak memiliki kedisiplinan. Dilansir dari Daily Mirror, Ten Hag sudah merilis lima aspek yang harus dipatuhi oleh para pemain United musim ini.

Yang pertama, Ten Hag meminta untuk para pemainnya agar tidak terlambat untuk datang berlatih maupun rapat tim. Siapa yang terlambat, maka siap-siap mereka akan dikeluarkan tanpa terkecuali.

Hal ini sebenarnya sudah ia lakukan sejak hari pertama latihan. Ketika itu, banyak pemain United yang datang di atas jam sembilan pagi. Bahkan ada salah satu pemain yang datang justru ketika jam sudah masuk setengah 12 siang. Sejak saat itu, Ten Hag meminta para pemainnya untuk datang jam sembilan pagi untuk latihan.

Selain itu, ia juga melarang para pemainnya untuk minum alkohol selama hari pertandingan. Bisa dikatakan, larangan ini akan berlaku sepanjang musim mengingat United akan bermain dua kali seminggu karena penampilan mereka di Europa League.

Ten Hag juga meminta para pemain United tidak mempekerjakan lagi koki pribadi mereka. Dia ingin semua pemain United menggunakan makanan dari kantin Carrington sebagai sumber utama makanan mereka. Selain itu, ia juga ingin pemainnya lebih banyak mengonsumsi ikan dan sayur-sayuran.

Bukan rahasia umum kalau beberapa pemain Setan Merah menggunakan jasa koki pribadi untuk mengatur makanan mereka. Luke Shaw pernah secara terbuka memamerkan koki pribadinya. Meski terkesan ketat, tapi Ten Hag masih memberi kelonggaran dan akan tetap membuat pemain mendapat makanan-makanan jenis lain. Hanya saja, sekarang semuanya diatur oleh pihak klub.

Indeks Massa Tubuh para pemain juga akan dipantau. Hal ini bertujuan agar para pemain bisa menjaga bentuk badan mereka. Jangan ada yang kegemukan dan jangan pula ada pemain yang tubuhnya terlalu kurus atau tidak memiliki massa otot yang baik.

Yang terakhir, Ten Hag juga meminta para pemainnya untuk tidak banyak mengeluh kepada agen atau sumber lain. Jika ada pemain yang tidak senang dengan situasi yang sedang dialami, maka jalan keluarnya adalah berbicara kepada Ten Hag sendiri.

Sejak dulu, pemain United dikenal gemar mengeluh kepada agen atau beberapa media. Tidak jarang kita sering mendengar berita-berita yang mengaku mendapatkan data dari sumber dalam klub atau agen pribadi si pemain.

Perubahan bisa dimulai dari hal-hal yang kecil. Perubaha bisa didapat dari para pemain yang mau mematuhi peraturan ini. Di sinilah tantangan yang akan dihadapi Ten Hag ke depannya. Kita semua tahu kalau United berisi sekumpulan pemain yang memiliki ego besar. Meski Richard Arnold sudah berkata kalau dua dari sumber utama masalah klub sudah pergi, tapi tidak tertutup kemungkinan ada benalu baru yang siap menjadi perusak ketenangan United pada musim depan.

Louis van Gaal sudah merasakan betul betapa sulitnya menerapkan kedisiplinan di United. Saat itu, ia meminta para pemainnya untuk rajin melihat e-mail karena dalam e-mail tersebut sudah ada beberapa metode kepelatihan dan hasil evaluasi yang harus diperbaiki oleh para pemainnya. Sayangnya, banyak yang memilih untuk tidak mematuhi aturan tersebut termasuk beberapa senior seperti Wayne Rooney.

Paul Scholes juga merasa kalau aturan ini sepertinya akan sulit untuk dijalankan para pemain United. Khususnya soal dilarangnya koki pribadi dan larangan untuk mengeluh di depan agen mereka. Menurut Scholes, agen di dunia sepakbola sekarang sudah seperti juru bicara untuk mewakili kliennya sehingga sudah sewajarnya pemain sepakbola bercerita kepada agennya jika segala sesuatunya tidak berjalan baik.