Foto: Futaa.com

Bintang Chelsea, Eden Hazard, mengungkapkan beberapa penyesalannya tentang bagaimana momen kariernya di bawah asuhan Jose Mourinho berakhir. Bahkan ia mengatakan jika ia ingin bekerja sama dengan pelatih asal Portugal itu lagi suatu hari nanti demi menebus penyesalannya.

Tak lepas dari itu, dalam sebuah wawancara dengan media cetak asal Belgia, HLN, Hazard juga telah menjelaskan bagaimana mantra kedua Mourinho sebagai manajer Chelsea turun ke “siklus negatif” di musim ketiganya. Di mana kala itu ia melihat Mourinho mulai mengkritik para pemainnya, dan mengambil kebahagiaan keluar dari sesi latihan.

Namun, Hazard mengaku bersalah atas apa yang disebutnya sebagai musim terburuknya dalam sepakbola, ketika melihat Mourinho dipecat pada pertengahan musim 2015/2016 –beberapa bulan setelah memenangkan Premier League ketiganya untuk Chelsea.

“Dalam 12 tahun, saya hanya mengalami satu musim buruk, yaitu ketika enam bulan terakhir di bawah asuhan Mourinho, dan itu adalah bagian dari kesalahan saya sendiri. Saat itu, saya meminta Mourinho untuk liburan ekstra. Tapi saya justru melalaikannya karena kembali ke Chelsea dalam performa buruk,” ungkap Hazard.

“Musim terakhir di bawah Mourinho memang tidak menyenangkan. Chelsea sulit menang, dan kami sering mendapat semacam latihan rutin tanpa bersenang-senang. Tetapi, jika sekarang saya ditanya tentang satu pelatih yang saya inginkan untuk bekerjasama lagi, saya akan mengatakan Mourinho.”

Eks pemain Lille tersebut kemudian mengatakan bahwa ia sempat mengirim teks singkat kepada Mourinho sesaat setelah pemecatan, dan meminta maaf atas penampilan buruk di musim ketiga di bawah asuhannya.

“Ya, saya tidak menyesali banyak hal dalam karir saya. Tapi, saat saya belum bisa bekerja dengan Mourinho di Chelsea lagi, itu menjadi salah satu penyesalannya. Kami memiliki tim yang bisa memenangkan lebih banyak trofi di bawahnya. Kami hanya berakhir dalam siklus negatif,” pungkas pemain yang masuk 30 besar nominasi calon pemain pemenang Ballon d’Or di tahun ini tersebut.

“Saya lalu mengirim pesan singkat kepadanya untuk mengatakan saya menyesal dia telah pergi. Saya menikmati semua kesuksesan bersamanya, tetapi di musim terakhirnya itu saya tidak merasakannya lagi.”

“Saya merasa sedikit bersalah karena saya telah menjadi pemain terbaik yang gagal bersinar di tahun itu. Saya menjadi salah satu pemain yang paling menentukan, dan kemudian saya tampil kurang memuaskan.”

Di sisi lain, posisi Jose Mourinho sebagai manajer Manchester United telah berada di bawah pengawasan setelah tampil buruk di awal-awal pekan Primer League musim ini. Padahal ia sudah masuk ke dalam tahun ketiganya di klub tersebut.

Selain itu, hubungannya dengan Paul Pogba pun tampak semakin tegang. Apalahi setelah mencabut gelar wakil kapten dari lengan pemain asal Perancis tersebut, dan terlibat dalam perselisihan dingin di tempat latihan –yang sempat ditangkap oleh kamera Sky Sports News.

Paul Pogba, di sisi lain, telah mendesak Mourinho untuk mengadopsi pendekatan skema yang lebih menyerang di atas lapangan. Menyikapi hal ini, Eden Hazard –pemain yang menikmati bermain di bawah bos baru Chelsea Maurizio Sarri dan telah mencetak delapan gol dalam 10 pertandingan musim ini– berkomentar dan membela apa yang telah Mourinho terapkan dalam skema permainannya tersebut.

“Citra Mourinho sebagai pelatih yang sangat defensif tidak sepenuhnya benar. Dia jauh berbeda dari pelatih-pelaih lain seperti Pep Guardiola, tetapi musim di mana kami menjadi juara, kami telah membuat banyak gol dan memainkan pertandingan yang bagus. Dan ini bukti bahwa dia tidak sepenuhnya hanya bermain bertahan,” tandas Hazard membela mantan bosnya tersebut.

 

Sumber: Sky Sports