Foto: News and Star

Jeda internasional tampak menjadi musuh bagi banyak klub. Di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini, para pemain yang bertugas untuk negaranya tidak hanya harus menghadapi risiko kembali dengan membawa cedera, namun juga berpotensi untuk terpapar virus corona. Saat jeda internasional bulan lalu, beberapa pemain bahkan harus absen selama beberapa pekan karena virus tersebut seperti yang dialami Cristiano Ronaldo. Tak ayal, banyak yang berharap kalau jeda internasional termasuk pertandingan UEFA Nations League untuk sementara dihentikan.

Banyak yang gelisah, namun tidak sedikit pemain yang mendapat berkah pada jeda internasional kali ini. Khususnya bagi dua penggawa Manchester United yang menjalani tugas untuk negaranya masing-masing. Mereka membuat pencapaian yang justru datang di tengah kondisi sulit seperti sekarang ini.

Debut Dean Henderson

Mimpi terbesar yang ingin diraih oleh jutaan pemain sepakbola di seluruh dunia adalah memperkuat tim nasional. Itu juga yang berada dalam benak Dean Henderson sejak kariernya terus mengalami peningkatan setelah hanya menjadi pemain pinjaman di beberapa kesebelasan. Setelah mimpinya untuk bermain bersama tim utama United mulai terwujud, kini dia bermimpi ingin memakai seragam tim utama Inggris pada laga internasional.

“Saya punya dua penjaga gawang yang sangat bagus yang di sini dan kami semua ingin memakai kostum nomor 1. Ini yang saya cita-citakan sehingga saya harus kerja keras setiap hari dan melewati tantangan demi bisa menjadi kiper pilihan utama Gareth Southgate,” kata Henderson beberapa waktu lalu.

Henderson sebenarnya sudah dipanggil Southgate sejak 8 Oktober 2019 lalu, namun ia selalu menghabiskan pertandingan di bangku cadangan. Mimpi untuk bermain bersama tim utama Inggris akhirnya datang 12 November lalu. Pada kemenangan 3-0 Inggris atas Republik Irlandia, Henderson bermain selama 45 menit setelah menggantikan Nick Pope. Ia sukses membuat gawang Inggris terus steril dari ancaman lawannya.

“Mimpi menjadi nyata untuk bisa membuat debut bersama tim nasional,” kata Henderson dalam akun Twitter pribadinya.

Ia menjadi pemain Inggris ke 1.257 yang bermain untuk tim utama Inggris. Meski singkat, namun kesempatan ini menunjukkan kalau ia punya peluang untuk meraih mimpinya asal dia terus bekerja keras. Sejauh ini, peluang untuk menjadi kiper reguler memang belum terbuka mengingat Henderson masih menjadi kiper pelapis setelah De Gea.

Hal ini menimbulkan rumor kalau Henderson akan hengkang Januari nanti demi bisa bermain sebagai kiper inti dan membuka pintu untuk menjadi kiper nomor satu timnas. Seandainya, Henderson belum bisa menjadi kiper reguler, ia masih punya kesempatan untuk ikut turnamen internasional sebagai kiper cadangan.

Turnamen Internasional Pertama Scott McTominay

Foto: Strait Times

Menurut Jimmy Floyd Hasselbaink, Manchester United tidak akan jadi apa-apa jika terus mengandalkan Scott McTominay di lini tengah. Ucapan yang bisa dibilang cukup pedas layaknya komentar Alan Hansen yang bilang kalau United tidak akan bisa jadi juara apa-apa dengan anak-anak.

Namun menurut rakyat Skotlandia, tenaga dan keberadaan Scott McTominay di atas lapangan tentu sangat berharga. Jika saja dua tendangan penaltinya gagal dalam semifinal dan final play-off Euro 2020, maka Skotlandia mungkin saja harus menunggu setidaknya empat tahun lagi untuk bisa mencicipi turnamen internasional.

McTominay sukses membawa negaranya tersebut menang adu penalti 5-4 atas Serbia pada final play-off Euro 2020. Dia bahkan menjalankan tugasnya dengan baik sebagai eksekutor. Saking gembiranya, McTominay kesulitan untuk mengungkapkan dengan kata-kata ketika ia diwawancari oleh BBC.

“Penting bagi kami untuk meraih kemenangan dan berangkat ke Euro. Ini adalah kesempatan besar. Bagi kami, bisa meraih satu tiket ke Euro tentu menjadi sebuah pencapaian yang luar biasa,” tuturnya.

Wajar apabila McTominay begitu gembira. Pasalnya, terakhir kali Skotlandia bermain pada ajang besar seperti Piala Dunia atau Piala Eropa itu terjadi pada 1998 ketika Skotlandia bermain pada Piala Dunia di Prancis. Saat itu, usianya belum genap dua tahun. Jika mengerucut pada kompetisi Euro, maka turnamen di Inggris pada 1996 adalah kali terakhir mereka ikut serta. Saat itu, McTominay bahkan belum lahir.

Tentu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri karena puasa yang cukup panjang tersebut berhasil dihapus oleh kakinya sendiri. Jika tidak ada halangan seperti cedera, maka Euro 2020 menjadi turnamen internasional pertama McTominay.

Yang menarik, McTominay melakukan pekerjaan berbeda jika dibandingkan dengan kiprah dia di Manchester United. Beberapa laga terakhir bareng tim nasional, pemain kelahiran Lancaster ini lebih sering difungsikan sebagai bek tengah. Posisi ini sebenarnya sudah pernah ia jalankan di United, namun hal itu dilakukan ketika Ole mengubah bentuk formasinya, sedangkan di Skotlandia ia sudah menjadi bek tengah sejak awal pertandingan.

“Setiap kali ditanya apakah saya menyukai peran ini (bek tengah) maka saya menjawab “tentu saja”. Saya tidak ingat kapan terakhir kali saya main sebagai bek tengah. Tapi saya menikmati peran yang berbeda ini. Apa pun yang diminta manajer, akan saya lakukan. ” ujarnya menambahkan.