Foto: Yahoo Sport

Legenda sepakbola Inggris, Bryan Robson, mengatakan bahwa ia lebih memilih pemain baru Donny van de Beek daripada Paul Pogba di pos lini tengah Manchester United. Ia beranggapan kalau Pogba perlu menyadari jika kualitasnya semakin menurun di musim ini, dan hal itu akan memberikan masalah pada skuat utama United.

Sebenarnya Paul Pogba sendiri sudah menjadi starter di dua pertandingan awal Premier League United musim ini. Ia bermain bersama Bruno Fernandes dan Nemanja Matic di tengah. Namun sayangnya dampak yang diberikan dari kombinasi tiga pemain ini masih belum begitu efektif.

Alasan inilah yang kemudian mengusik benak Bryan Robson. Ia menganggap harus ada perubahan yang signifikan di pos lini tengah. Di mana itu berarti, Donny van de Beek mesti mulai dimainkan sejak menit pertama. Karena jika tidak, Setan Merah akan terus kesulitan dalam meningkatkan efesiensi permainan melalui lini tengah.

“Saya mungkin akan memilih Fernandes, Matic dan De Beek di lini tengah. Karena hanya dengan memainkan merekalah permainan United bisa jauh lebih efektif. United memang punya Scott McTominay atau Fred yang bisa melakukan peran sebagai gelandang bertahan. Dan mereka juga punya Pogba.  Tapi saya pikir Paul bermain dengan buruk,” ujar Bryan Robson dilansir dari TALKsport.

“Mungkin ini hanya masalah waktu bagi para pemain itu untuk mulai bermain lagi. Tapi hal terakhir yang United sekarang inginkan adalah mengejar ketertinggalannya dari Liverpool. Tapi pertanyaannya, jika mereka memainkan Pogba, Fernandes dan Van de Beek, apakah bisa? Hanya waktu yang akan memberitahu.”

“Seandainya van de Beek mendapat kesempatan (sejak menit awal) untuk bermain dalam beberapa minggu ke depan, dia akan memberikan dampak yang signifikan. Dia mungkin akan berharap memiliki dampak yang sama dengan Bruno Fernandes. Saya sudah melihat apa yang Fernandes lakukan pada klub ini.”

Dibanding Paul Pogba, bagi Bryan Robson pemain seperti Donny van de Beek jauh lebih memberikan energi dan semangat nyata untuk tim utama Manchester United. Itu dikarenakan pemain asal Belanda tersebut punya semacam kepribadian dan kemampuan yang baik yang ada pada dirinya.

“Dia (Van de Beek) bisa memberi energi dan semangat nyata ketika dia masuk sebagai pemain utama. Saya yakin itu. Seperti Fernandes, dia adalah pemain yang dapat memberikan yang terbaik kepada para pemain lain. Saya sangat yakin, dengan bentuk semacam itu United dapat menantang Liverpool dan Manchester City,” ungkap Robson.

“Anda harus tahu, untuk bisa sukses, pemain harus punya kepribadian dan kemampuan yang baik. Lihat saja pengaruh Bruno terhadap Pogba. Dia membantu Paul menjadi pemain yang lebih baik dan mengekspresikan dirinya. Dan jika mereka sekarang memiliki Van de Beek, maka mereka lebih memiliki peluang nyata.”

“Kesuksesan United mungkin tidak musim ini. Mungkin belum waktunya. Tapi pembelian Ole sudah bagus. Van de Beek, dengan kepribadian dan kemampuannya, dia sangat cocok untuk United. Ole selalu berbicara tentang menciptakan budaya yang tepat di skuatnya, dan dia melakukannya. Sekarang, Ole memiliki satu pemain lagi yang akan menambah semangat tim.”

Namun, berbeda dari Bryan Robson, Ole gunnar Solskjaer justru punya perspektif lain tentang Paul Pogba. Manajer asal Norwegia itu malah yakin kalau dirinya akan melihat kualitas Pogba terus meningkat saat ia mendapatkan lebih banyak waktu bermain.

“Dia melewatkan banyak pra-musim karena penyakitnya, jadi dia tidak menjalani pertandingan internasional atau pertandingan persahabatan (melawan Aston Villa). Jadi tentu saja dua pertandingan yang dia miliki akan membantunya menjadi lebih baik lagi,” tandas Solskjaer dikutip dari ManUtd.com.

Selain itu, Solskjaer juga telah blak-blakan dalam beberapa pekan terakhir tentang bagaimana United masih mengejar ketertinggalan kebugaran di sebagian besar pemainnya. Maka sangat wajar kalau para pemainnya, terkhusus Pogba, belum menunjukkan permainan yang begitu baik lantaran kondisinya masih dalam penyempurnaan.

“Jadi kami tahu kami harus bekerja keras, kami harus maksimal dalam bermain dan kami harus bekerja selama 90 menit. Kami juga tahu kalau kami tidak berada di performa terbaik. Tapi Anda harus tahu itu semua karena kebugaran kami masih belum sempurna sejak pramusim yang terlambat dan musim yang panjang di Eropa,” tutur Solskjaer.

“Jadi kami harus bersiap untuk menerima konsekuensinya. Namun Anda bisa melihat pada akhirnya kami memiliki berusaha untuk lebih mengeluarkan banyak tenaga. Kami memang harus memaksimalkan itu. Ya kami berusaha mengeluarkan cukup banyak tenaga kami untuk membuat reaksi penyeimbang di lapangan. Saya rasa itu sudah cukup menenangkan.”