Manajer Manchester United, Jose Mourinho, mendapat kritik pedas menyusul gaya bermain timnya yang defensif saat menghadapi super big match kontra Liverpool dalam laga lanjutan Premier League Inggris, pada pertengahan Oktober 2017 lalu. Banyak pihak yang menyebut taktiknya itu pun sangat membosankan, dan dia hanya berniat ‘mencuri’ satu poin saja tanpa upaya untuk memenangkan pertandingan. Pelatih berkebangsaan Portugal tersebut semakin mendapat banyak sorotan, karena pada laga pekan berikutnya, ternyata kondisinya semakin sulit setelah United menelan kekalahan.

Kejadiannya pun sangat memalukan, karena tim Setan Merah takluk dengan skor 1-2 di tangan tim promosi yang baru debut di Premier League, Huddersfield Town saat bermain di markas klub asal West Yorkshire tersebut. Alhasil, United yang dalam beberapa pekan awal musim 2017/2018 ini sempat memimpin klasemen sementara, akhirnya harus rela digeser musuh sekotanya, Manchester City, dan kini tertinggal lima poin. Untung saja, ketika menjamu Tottenham Hotspur pekan lalu, Romelu Lukaku dkk. mampu memperbaiki keadaan, dengan meraih kemenangan meski hanya 1-0.

Terkait hal ini, pembelaan pun datang dari salah seorang pemain legendaris United, Gary Neville. Dia menyebut Mourinho memiliki kesamaan dengan mantan petinju profesional kelas atas asal Amerika Serikat, Floyd Mayweather Jr, jika dilihat dari taktik yang dimainkannya saat bertanding. Menurut mantan kapten The Red Devils yang dulu bermain sebagai bek kanan ini, Mayweather Jr pun juga cenderung bertahan dalam pertandingan tinjunya. Namun, dia malah mampu mencatatkan rekor 50 kali menang tanpa pernah kalah, dengan 27 menang KO dan 23 menang angka selama 1996-2017.

“[Manajer Tottenham] Mauricio Pochettino dan [manajer Liverpool] Jurgen Klopp telah mendapat reputasi yang bagus karena menerapkan taktik menyerang. Tetapi, Mourinho agak mirip dengan Mayweather Jr. Dalam beberapa kesempatan dia telah disebut membosankan, saat menggunakan pertahanan sebagai senjata, mari biarkan orang-orang meninju dirinya sendiri. Klopp dalam laga beberapa pekan lalu merasa tidak bisa tampil maksimal, karena dia merasa ‘dia akan melakukannya kepada saya, saya tidak mau takluk oleh taktik Mourinho’,” ungkap Neville dilansir oleh Sky Sports.

“Sementara saya pikir Tottenham tidak percaya diri pada pertandingan Sabtu lalu. Saya pikir dia [Mourinho] berhasil mempengaruhi mereka dan membuat mereka berpikir, ‘saya tidak boleh takluk oleh serangan balik, dia akan melakukannya’. Itu adalah cara pelatih hebat, saat dia bisa membuat pelatih lain khawatir terhadap taktiknya. Saya pikir dia sebenarnya pantas mendapat lebih banyak respek, rekornya luar biasa,” kata jebolan akademi United yang hanya membela satu klub dalam 19 tahun karir profesionalnya selama periode 1992-2011 itu lagi menambahkan komentarnya tersebut.

Tak hanya itu, Neville juga membela Mourinho soal gestur ‘tutup mulut’ yang ditunjukkan setelah menang atas Tottenham. Sang legenda pun memahami rasa frustasi yang dialami manajer berjuluk The Special One itu, karena menurutnya Mourinho belum mendapatkan respek yang sepantasnya dia dapat dari orang-orang. “Ada dua alasan orang-orang memperhatikan masalah ini. Pertama adalah sejarah; Sir Matt Busby, Sir Alex Ferguson di masa lalu secara terbuka pernah mengatakan gaya bermain yang semestinya dilakukan klub ini,” ucapnya pula kepada Monday Night Football.

“Yang seharusnya dilakukan adalah memainkan sepakbola menyerang, sepakbola menghibur. Itu membuat dia [Mourinho] berada dalam sedikit masalah soal persepsi, dan dia merasa tak mendapat respek yang sepantasnya dia dapatkan,” lanjut Neville. “Dia tidak senang dipermalukan, dan saya pikir di hari itu [pada kekalahan kandang terakhirnya melawan City, September 2016], dia bermain terlalu terbuka, terlalu bebas, dan dia tak menginginkan itu lagi di laga besar, baik di Old Trafford atau saat tandang. ‘Saya harus pastikan kami menang dan mendulang poin penuh’,” sebutnya lagi.

“Dua masalah lainnya adalah emosi, yakni sejarah United dan gaya bermain Pep Guardiola [manajer City]. Itu memberi dia sedikit masalah, namun ini hanyalah persepsi,” pungkas Neville.

Menariknya, Neville sendiri sebenarnya termasuk salah seorang yang ikut mengkritik gaya bermain The Red Devils saat menahan imbang 0-0 tuan rumah Liverpool. Bahkan, pria 42 tahun itu mengingatkan United untuk mengubah gaya bermain menjadi lebih ofensif saat bertanding di laga-laga besar, jika masih ingin bersaing dalam perebutan trofi juara Premier League. Namun, kritikannya saat itu sepertinya mengarah pada skuat tim Setan Merah secara keseluruhan, bukan kepada Mourinho secara individu.