Gol dari Javier Hernandez ke gawang West Bromwich Albion menjadi gol terakhir yang dibuat pemain United di bawah asuhan Sir Alex Ferguson. Itulah gol ke 2.769 yang dibuat oleh Setan Merah sejak Sir Alex masuk pada 1986. Gol-gol tersebut membuahkan 38 gelar dengan 13 diantaranya adalah berupa trofi Premier League.

Lantas dari jumlah gol yang sangat banyak tersebut, siapa sebenarnya orang pertama yang mencetak gol di era kepelatihan Fergie? Momen bersejarah tersebut dimulai pada tanggal ini 32 tahun yang lalu.

***

Ketika Alex Ferguson masuk menggantikan Ron Atkinson, tidak ada yang percaya kalau ia akan meraih kejayaan dan dikenal sebagai salah satu manajer hebat sepanjang sejarah sepakbola. Banyak yang tidak yakin kalau Ferguson bisa sesukses Busby, hal ini wajar mengingat para manajer setelah Busby lebih identik dengan kegagalan.

Benar saja, dua pertandingan awal Ferguson berakhir dengan buruk. Menghadapi tim papan bawah seperti Oxford United, mereka kalah 0-2. Sepekan kemudian, mereka bermain imbang tanpa gol ketika menghadapi Norwich. Hasil tersebut membuat Setan Merah berada satu strip saja dari posisi terakhir. Selain tidak meraih kemenangan, United juga tidak bisa mencetak gol selama 180 menit.

Gol pertama di era Sir Alex datang pada 22 November 1986 ketika United menjamu QPR di Old Trafford. Sejarah itu dibuat oleh John Sivebaek. Tendangan bebas pemain asal Denmark tersebut menjadi satu-satunya gol sekaligus memberi tiga poin pertama bagi Ferguson.

“Gol saya menjadi gol pertama dan kemenangan pertama Alex Ferguson bersama United. Itu menjadi momen spesial bagi saya karena bisa masuk bagian dari sejarah. Manajer begitu senang dengan gol tersebut,” tutur Sivebek kepada Inside United.

Pemain kelahiran tahun 1961 tersebut merupakan rekrutan dari manajer sebelumnya, Ron Atkinson. Ia tertarik kepada pemain yang berposisi sebagai bek sayap ini setelah tampil gemilang bersama klub kelahirannya, Velje Boldklub. Pada Februari 1986, Sivebaek menerima pinangan United.

“Memperkuat tim seperti United jelas menjadi impian semua orang. Mereka sudah memantau saya sejak saya mencetak gol melawan Irlandia. Selain United, tim-tim dari Jerman, Belanda, dan Belgia juga menawar saya tetapi mudah saja untuk memilih United.”

Tiga hari kemudian, Sivebaek mendapat debut United pertamanya dalam pertandingan besar melawan Liverpool di Anfield. Ia langsung merasakan bagaimana kerasnya rivalitas kedua kesebelasan yang paling sukses sepanjang sejarah Britania tersebut.

“Saya ingat debut saya berlangsung bertepatan dengan ulang tahun istri saya. Kami tiba dengan bus dan jendela tempat saya duduk terkena lemparan. Gas air mata dilepaskan beberapa kali sehingga kami harus buru-buru masuk ke ruang ganti. Skor laga tersebut berakhir 1-1 dan beruntung laga berakhir dengan baik-baik saja.”

Meski sukses mengukir sejarah untuk Ferguson, namun karier Sivebaek justru berakhir di tangan manajer kelahiran Govan tersebut. Ia hanya bertahan satu musim saja. Keputusan Fergie yang merekrut Viv Anderson dari Arsenal membuatnya perannya terpinggirkan. Sivebaek kemudian memutuskan hengkang ke Saint Ettiene dan bertahan selama empat tahun di sana.

“Setelah membeli Viv, dia berbincang kepada saya kalau dia tidak bisa menjanjikan tempat kepada saya. Tetapi dia tetap menginginkan saya untuk bertahan sebagai pelapis. Saya harus memikirkan karier saya di tim nasional dan itulah alasan saya untuk pindah. Saya akan kehilangan tempat di timnas Denmark jika jarang bermain. Keputusan yang sangat sulit tapi menjadi langkah yang tepat.”

“Fergie punya sistemnya sendiri dan saya menghargai itu. Dia tidak bisa langsung mengubah seluruh tim dan dia harus membangun tim ini perlahan-lahan, mengenalkan para pemain sebelum dia tahu siapa yang akan dia pertahankan dan siapa yang akan dia tinggalkan,” tuturnya menambahkan.

Sivebaek tidak merasa kecewa meski kariernya di United berjalan singkat. Ia merasa sudah mendapatkan pengalaman yang sangat fantastis bisa memperkuat tim sebesar Manchester United. Ferguson beberapa kali kerap mendatangi Sivebaek jika ia sedang membela tim nasional Denmark. Begitu juga Sivebaek yang sempat beberapa kali melihat United berlatih.

“Sampai kapanpun United ada di hati saya. Ferguson juga masih sangat baik kepada saya bahkan setelah saya pergi. Hubungan kami sangat spesial. Saya juga tidak melupakan atmosfer Old Trafford yang begitu luar biasa.”

Nama Sivebaek mungkin tidak sebesar Peter Schmeichel yang sama-sama berasal dari Denmark. Akan tetapi, satu golnya ke gawang QPR saat itu membuat namanya tetap abadi sampai kapanpun sebagai pencetak gol pertama Manchester United di era Alex Ferguson.