Tahun 2016 menjadi tahun terbaik bagi karier seorang Marcus Rashford. Karena pada tahun tersebut, namanya mulai dikenal dunia setelah membuat serangkaian sensasi bersama tim utama Manchester United. Terpaksa dimainkan karena Anthony Martial mengalami cedera pada laga menghadapi Midtjylland, Rahsford justru tidak berhenti untuk menjadi bahan pembicaraan orang saat itu.

Hingga pertengahan Maret 2016, Rashford sudah membuat dua rekor untuk United. Yang pertama, ia menjadi pemain termuda United yang mencetak gol dalam debutnya di kompetisi Eropa. Tiga hari kemudian, Rashford membuat dua gol dalam debutnya di liga melawan Arsenal yang menjadikan dirinya sebagai pemain termuda yang bisa mencetak brace dalam partai debut. Pada tanggal 20 Maret 2016, Rashford membuat rekor ketiganya sebagai pemain United.

Manchester United butuh poin untuk mengejar target mencapai posisi keempat. Akan tetapi, mereka harus menghadapi Manchester City di Etihad Stadium, tempat yang tidak bisa ditaklukkan United sejak 2012. Pada pertandingan terakhirnya, United menelan kekalahan melawan West Bromwich Albion yang membuat posisi mereka terjebak di urutan keenam.

Kondisi tuan rumah juga tidak ideal. Setelah klub mengumumkan Pep Guardiola akan menjadi manajer mereka musim depan, penampilan City justru menurun. Bahkan ada anggapan kalau City sengaja membiarkan dirinya kalah agar Manuel Pellegrini cepat didepak agar Pep Guardiola bisa langsung masuk ke sana. Dari 10 pertandingan terakhir, City hanya meraih tiga kemenangan dan menderita empat kekalahan.

Marcus Rashford kembali menjadi starter. Ia menggantikan Wayne Rooney yang mengalami cedera. Ia berduet dengan Anthony Martial di lini depan. Kedua pemain ini didukung oleh Juan Mata dan Jesse Lingard yang bergerak dibelakangnya. Ketika peluit tanda pertandingan dimulai, United berada dalam kepungan City. Sepakan Jesus Navas nyaris membobol gawang De Gea saat itu.

Akan tetapi, United justru membuka keunggulan terlebih dahulu. Pada menit ke-16, Marcus Rashford mencetak gol setelah mengecoh Martin Demichelis. Proses gol ini sangat bagus karena sesuai dengan filosofi Louis Van Gaal yaitu membangun serangan dari penjaga gawang. De Gea mengirimkan bola ke Juan Mata. Pemain asal Spanyol ini kemudian bertukar umpan dengan Morgan Schneiderlin. Rashford kemudian mendapat bola dari Mata dan mulai mengecoh Demichelis untuk membobol gawang Joe Hart.

Selepas gol tersebut, United sebenarnya punya kesempatan untuk menambah keunggulan. Akselerasi Marcus Rashford di sisi kiri dihentikan dengan ilegal oleh Demichelis di kotak penalti. Namun wasit Michael Oliver saat itu tidak memberikan hukuman bagi City. Sepakan Martial juga masih bisa ditepis oleh Joe Hart.

Martin Demichelis benar-benar kerepotan saat itu. Ia bahkan membuat Joe Hart mengalami cedera. Beberapa kali ia membuat kesalahan yang membuatnya mendapat cibiran dari para pendukungnya sendiri. Namun United tidak bisa memanfaatkan setiap blunder yang ia buat.

Pada babak kedua, United tidak bisa keluar dari tekanan para pemain City. Mereka nyaris menyamakan kedudukan apabila sundulan Aguero tidak terkena tiang. Mereka membuat 26 sepakan sementara United hanya bisa melepaskan lima tendangan saja. Beruntung tidak ada satu gol pun yang masuk ke gawang De Gea.

“Saya pelatih paling bahagia. Kami bermain bagus pada babak pertama dengan gol yang sukses kami cetak dan membuat beberapa kesempatan. Selain itu, kami juga tidak kemasukan. Kemenangan ini penting. Jarak empat poin kini sudah mengecil menjadi satu poin, plus poin kami sama dengan West Ham (peringkat lima). Kami bisa mencapai peringkat keempat,” kata Louis Van Gaal.

Akan tetapi, keuntungan ini tidak bisa dimanfaatkan United. Menuju akhir musim, penampilan mereka kembali tidak konsisten. Hasil imbang melawan Leicester City dan kekalahan melawan West Ham pada pekan ke-37 memupus harapan mereka untuk berlaga di Liga Champions musim berikutnya. United menyelesaikan kompetisi dengan menempati peringkat kelima dan mengumpulkan 66 poin. Mereka kalah selisih gol dari City yang merebut tempat terakhir ke Liga Champions.

Bagi Rashford, gol ini menjadikan namanya sebagai pencetak gol termuda pada Derby Manchester di usia 18 tahun 141 hari. Ia juga menjadi pemain asli Manchester pertama yang bisa mencetak gol di laga derby setelah Paul Scholes. Hingga musim panas 2016, Rashford menambah dua rekor lagi yaitu mencetak gol dalam debut pada ajang Piala FA, dan menjadi pemain termuda Inggris yang mencetak gol dalam debut internasional.