Foto: Mondedofoot.fr

Pada 17 Desember 2015, Chelsea membuat keputusan mengejutkan dengan memecat Jose Mourinho. Hal ini dikarenakan hasil buruk The Blues yang menelan kekalahan kesembilan menghadapi Leicester City. Sehari kemudian, koran-koran Britania langsung memberitakan kalau Mourinho dihubung-hubungkan dengan Manchester United. Dan pada 19 Desember, nama Mourinho menggema di stadion Old Trafford.

Beberapa penggemar United meneriakkan nama Jose Mourinho setelah United tumbang dari Norwich City 1-2 di Old Trafford. Kekalahan tersebut terbilang cukup memalukan mengingat Norwich saat itu berada di papan bawah. Selain itu, The Canaries menjadi tim promosi pertama yang menang di Old Trafford setelah Bolton pada 2001.

Sebelum pertandingan melawan Norwich, para pendukung United sebenarnya sudah kecewa dengan performa Louis van Gaal. Setan Merah hanya dua kali menang dari tujuh pertandingan terakhirnya. Sepekan sebelumnya, skuad muda United dikalahkan Bournemouth di Dean Court. Luka United semakin parah ketika mengetahui fakta kalau United sudah lima pertandingan kandang tidak bisa mencetak gol pada babak pertama. Hal ini yang membuat chant ‘Attack, attack, attack’ sempat terdengar di Old Trafford.

“Musim lalu, saya mengatakan kalau para pendukung terus mendukung kami apapun hasil yang kami raih. Tapi sekarang mereka punya alasan kuat untuk berteriak ‘Attack, attack, attack’ karena kami memegang 70 persen penguasaan bola. Mungkin mereka ingin kami memainkan bola panjang tapi kami hanya punya Fellaini yang bukan striker,” tutur Van Gaal.

Kesan membosankan kembali muncul ketika United menghadapi Norwich. United kembali menguasai bola sebanyak 70%. Akan tetapi, kebanyakan bola hanya diumpan ke samping kanan, kiri, lalu belakang. 11 tembakan yang dibuat United terbilang cukup menegaskan dominasi mereka, tetapi dari jumlah tersebut hanya dua saja yang mengarah ke gawang. Masing-masing dibuat Anthony Martial dan Juan Mata. Sebaliknya, Norwich membuat empat tembakan ke gawang hanya dari enam percobaan saja.

Jika melihat susunan pemain, United menurunkan skuad yang cukup ofensif. Van Gaal saat itu memainkan Anthony Martial, Juan Mata, Memphis Depay, dan Wayne Rooney secara bersamaan. Michael Carrick dimainkan sebagai gelandang distributif bersama Marouane Fellaini. Akan tetapi, yang terjadi di lapangan justru sebaliknya.

United melupakan lini pertahanan. Garis pertahanan tinggi yang mereka pakai justru membuat lini belakang hanya menyisakan dua pemain saja yaitu Smalling dan Phil Jones. Hal ini yang sukses dieksploitasi oleh Norwich. Dua gol yang mereka dapat berawal dari transisi para pemain United yang buruk.

Proses gol pertama Norwich dimulai dari Cameron Jerome yang lolos dari pengawalan Chris Smalling setelah menerima bola dari Nathan Redmond. Mengecoh Ashley Young, Jerome melepaskan tendangan yang luput dari tangan David De Gea. Tren tanpa gol United di babak pertama berlanjut.

Gol kedua pun tercipta berkat Alex Tettey yang memenangi adu lari melawan Ashley Young. Bobolnya gawang De Gea kemudian diikuti dengan sorakan dari tribun penonton yang kaget dengan permainan United saat itu. Satu gol dari Martial tidak kunjung membuat permainan United membaik, para penonton justru memilih keluar dari stadion jauh lebih cepat dari biasanya. Ryan Giggs yang mungkin tidak betah duduk lama-lama di sebelah Van Gaal memilih untuk turun dan memberikan instruksi.

Sorakan pendukung United semakin kencang ketika peluit panjang berbunyi. Kekalahan dari Norwich adalah yang pertama kali terjadi di kandang sejak 1989. Segelintir pendukung kemudian meneriakkan nama Jose Mourinho seiring langkah gontai Van Gaal yang mendapat serangan dari berbagai sisi.

Kekalahan melawan Stoke pada pekan berikutnya membuat United menelan tiga kekalahan beruntun yang membuat posisi mereka melorot ke urutan enam. Sempat mereda saat mereka mengalahkan Liverpool di Anfield, chant Jose Mourinho kembali muncul ketika United dikalahkan dari Southampton sebulan berselang.