Foto: Extra.ie

Anda memang tidak sedang salah baca. Karier Rio Ferdinand benar-benar berakhir pada tanggal ini 15 tahun yang lalu. Akan tetapi, kariernya hanya berhenti untuk sementara saja. Laga melawan Wolverhampton Wanderers menjadi pertandingan terakhir Rio Ferdinand sebelum dia menjalani hukuman delapan bulan larangan bertanding karena kasus doping yang menjeratnya.

Rio Ferdinand sebenarnya sudah menjalani hukuman sejak lima hari sebelumnya. Akan tetapi, pihak United meminta dispensasi agar Ferdinand baru menjalani hukuman tersebut selepas mereka menghadapi Wolves. Permintaan tersebut kemudian dikabulkan dan Ferdinand diperbolehkan untuk bermain.

Akan tetapi, ia justru mengalami cedera lima menit setelah babak kedua dimulai. Lututnya bermasalah setelah mengalami benturan dengan Kenny Miller. Ia kemudian digantikan oleh Wes Brown yang sialnya menjadi pemain yang gagal menutup ruang tembak dari Miller karena terpeleset saat melakukan man to man marking. Gol tersebut kemudian membawa Wolves meraih tiga poin sekaligus membuat posisi United tergusur dari puncak klasemen sementara.

Ketika digantikan, wajah Ferdinand terlihat lesu. Ia sadar kalau itu akan menjadi pertandingan terakhirnya bersama Setan Merah. Ia harus menunggu musim depan agar bisa kembali merumput. Tidak hanya kehilangan pertandingan bersama klub, Ferdinand juga tidak bisa berkontribusi bagi tim nasional. Padahal, ia diproyeksi sebagai bek tengah utama bagi timnas Tiga Singa pada ajang Euro 2004.

Pangkal masalah yang mendera Ferdinand dimulai pada 23 September 2003. Ketika itu, Ferdinand melewatkan jadwal tes doping yang harus ia jalani di tempat latihan United di Carrington. Ia justru baru melakukan tes dua hari kemudian. Hal ini yang membuatnya dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman karena melanggar ketentuan tes doping.

Ferdinand tidak terima dengan hukuman tersebut. Ia mengaku lupa memberikan sampel karena terlalu sibuk mengurusi kepindahan rumahnya. Akan tetapi, nasi sudah menjadi bubur. Hukuman sudah diberikan. Delapan bulan larangan bertanding dan denda 50 ribu paun sudah dijatuhkan oleh FA. Ia baru bisa bermain pada 23 September 2004.

Sir Alex Ferguson mencoba untuk membela anak asuhnya tersebut dengan berusaha melakukan banding. Ia menganggap kalau penguji yang bertugas tidak kompeten sehingga Ferdinand tidak mau memberikan sampel. Selain itu, Ferdinand juga dikenal sebagai pemain yang mudah sekali lupa. Akan tetapi, permohonan tersebut tidak dikabulkan dan Ferdinand tetap menjalani hukuman semula. “Rio secara alami sangat kecewa terhadap keputusan ini. Kami percaya hukuman ini terlalu keras dan belum pernah terjadi untuknya,” kata Maurice Watkins, pengacara United.

Dikutip dari BBC, FA dan FIFA bahkan ingin meningkatkan hukuman bagi Ferdinand dari yang sebelumnya delapan bulan menjadi 12 bulan. Akan tetapi, mereka memutuskan untuk tidak mengubah larangan dan sudah puas kalau Ferdinand masih menyempatkan diri untuk datang mengirim sampel meski terlambat.

“Saya hancur pada keputusan ini. Hal utama yang membuat saya terus menatap ke depan adalah kemungkinan kalau saya masih bisa bermain lagi pada sisa musim ini. Akan tetapi, putusan ini sudah mengambil harapan tersebut dari saya. Saya seorang pemain bola dan saya ingin bermain sepakbola untuk mencari nafkah. Saya tidak merasa bahagia sampai saya bisa kembali lagi ke sepakbola yang kompetitif,” kata Ferdinand.

Kehilangan Rio Ferdinand memberikan dampak yang signifikan bagi United. Mereka menjadi rentan kebobolan dan tidak bisa meraih clean sheet hingga bulan Maret. Setan Merah kehilangan kesempatan mempertahankan gelar dan finis di urutan ketigaa karena kalah bersaing dengan Arsenal dan Chelsea. Apa yang dialami United juga dialami oleh tim nasional Inggris. Mereka hanya satu kali meraih clean sheet dan kalah adu penalti menghadapi Portugal.