Pertandingan antara Manchester United melawan Liverpool adalah laga yang paling ditunggu oleh para penggemar sepakbola Inggris. Rivalitas keduanya sudah mengakar sejak kota tersebut belum memiliki klub sepakbola di era revolusi industri. Di era sepakbola modern, keduanya berlomba-lomba untuk menjadi tim terbaik di Inggris maupun di Eropa.

Sebelum pertemuan pertama mereka pada Desember nanti, Manchester United masih memiliki keunggulan dibanding rivalnya tersebut. Sudah empat musim, Setan Merah belum bisa dikalahkan Liverpool di kompetisi liga. Rekor pertemuan keduanya di liga pun masih memihak United dengan 68 berbanding 55 kemenangan.

Salah satu kemenangan paling ikonik United atas Liverpool terjadi pada pekan keenam Premier League musim 1999/2000. United asuhan Sir Alex Ferguson sukses meraih tiga poin di Anfield berkat “bantuan” salah satu pemain Liverpool. Laga yang dikenang sebagai salah satu pertandingan terburuk seorang Jamie Carragher sepanjang kariernya.

United sangat percaya diri jelang pertemuan melawan Liverpool saat itu. Mereka masih mempertahankan tren belum terkalahkan yang sudah berlangsung sejak Desember 1998. Dua kekalahan yang menimpa United pun hanya terjadi di ajang Community Shield dan Piala Super Eropa. Selebihnya, mereka sangat superior di negara sendiri.

Sir Alex Ferguson menurunkan skuad terbaiknya dengan Andy Cole dan Dwight Yorke dimainkan sebagai striker. Yang menarik, ia langsung menurunkan penjaga gawang Massimo Taibi yang baru saja direkrut pada akhir bursa transfer Agustus.

Di sisi lain, Liverpool datang dengan tren yang kurang positif. Dalam lima laga sebelum melawan United, mereka dua kali mengalami kekalahan. Salah satu kekalahan bahkan terjadi di kandang sendiri menghadapi Watford. Akan tetapi, bekal Liverpool juga cukup baik mengingat di pertandingan sebelumnya mereka mengalahkan Arsenal 2-0.

Buruknya koordinasi pertahanan Liverpool benar-benar membantu United pada babak pertama. Empat menit setelah wasit Graham Barber meniup peluit, Manchester United langsung mencetak gol. Ryan Giggs yang mendapat bola dari Dwight Yorke melepas umpan silang untuk Andy Cole. Bola yang belum sampai ke kepala Cole justru sudah dipotong oleh Carragher yang naasnya masuk ke gawang sendiri.

Belum hilang rasa terkejut pemain belakang Liverpool, mereka kembali kebobolan 16 menit berselang. Bola mati David Beckham disundul oleh Andy Cole yang tidak bisa diblok oleh Sander Westerveld. Itulah gol keenam Cole dari tujuh laga di musim tersebut.

Setelah mencetak dua gol, Fergie justru sedikit mengendurkan tekanan. Hal ini membuka peluang Liverpool untuk menyerang gawang Taibi. Lima menit setelah gol Andy Cole, mereka akhirnya memperkecil ketertinggalan melalu sundulan Sami Hyppia. Pemain belakang Finlandia ini memanfaatkan kesalahan Taibi yang ketika berusaha merebut bola justru menabrak badan Carragher.

United menegaskan diri mereka sebagai kesebelasan yang jago dalam memanfaatkan sisi sayap. Gol ketiga mereka kembali berasal dari bola mati di sisi kanan. Lengkungan indah David Beckham bisa disundul oleh Henning Berg yang membentur kaki Song. Akan tetapi, bola tersebut justru mengarah ke wajah Carragher dan bergulir masuk ke gawang Westerveld. Skor 3-1 bertahan di babak pertama.

Pada 45 menit kedua, Manchester United memilih untuk tidak terlalu gencar menyerang lini belakang Liverpool. Sebaliknya, tuan rumah yang tidak mau malu di kandang sendiri terus menekan lini belakang United yang dikawal Jaap Stam dan Henning Berg. Beruntung Taibi berhasil menyelamatkan dua peluang emas Liverpool yang berasal dari kaki Vladimir Smicer dan sundulan kepala Robbie Fowler.

Gawang Taibi akhirnya bobol pada menit ke-67 melalui sepakan pelan Patrick Berger. Skor 2-3 membuat Liverpool kembali bersemangat untuk menyerang United. Sebaliknya, Ferguson terpaksa bermain bertahan setelah Andy Cole diberikan kartu merah. Beruntung, United mempertahankan keunggulannya dan pulang dari Anfield dengan tiga poin.

“Kami harusnya menang dengan skor 5 sampai 6 gol di babak pertama,” tutur Sir Alex yang kesal dengan permainan timnya yang gemar membuang-buang peluang pada 45 menit pertama.

Meski begitu kemenangan atas Liverpool, berapapun skornya, adalah sebuah kesuksesan yang patut dirayakan. Apalagi kemenangan mereka dibantu oleh kecerobohan salah satu legenda mereka. Saban bertemu dengan pendukung United, Carragher akan selalu mendapat olok-olok kalau dia adalah pemain belakang yang bisa mencetak dua gol dalam pertemuan United melawan Liverpool. Dua gol ke gawangnya sendiri.