Kado Natal datang lebih awal bagi dua pemain reserves Manchester United, Axel Tuanzebe dan Sean Goss. Pasalnya, pada Rabu (21/12) lalu, Jose Mourinho, memberikan kesempatan bagi Axel dan Goss untuk berlatih bersama tim utama.

Latihan tersebut diadakan menjelang laga Boxing Day antara United melawan Sunderland, Senin (26/12) malam ini. Kesempatan ini sebenarnya bukan yang pertama bagi kedua pemain muda ini. Axel dan Goss bahkan sudah membela tim utama United.  Namun yang menjadi spesial kali ini adalah kemungkinan bermain di saat United tengah menjaga tren kemenangan empat kali berturut-turut.

Berawal dari Exeter City

Pada artikel kali ini, kami akan membahas Sean Goss terlebih dahulu. Pemain berusia 21 tahun ini mendarat ke United pada 2012 lalu dari Exeter City. Lahir di Wegberg, Jerman, pada tanggal 1 Oktober 1995. Dilansir dari BBC, nilai transfernya ke United mencapai angka 100.000 ribu paun.

Goss yang pada saat itu masih berusia 16 tahun, berhasil memukau pencari bakat United dengan perolehan 13 golnya untuk Exeter City U-16. Alhasil Goss langsung diberikan kesempatan uji coba di United. Kesempatan itu adalah menjadi pemain tamu untuk United dalam gelaran Aegon Future Cup di Amsterdam, Belanda. Meski gagal mencetak gol dalam drama adu penalti di semifinal, performa Goss di kompetisi tersebut dirasa cukup bagi United untuk memboyongnya.

“Beberapa hari ke belakang seperti tidak nyata. Melihat para pemain utama berlatih dan fasilitas-fasilitasnya, seperti berada di dunia lain. Saya tidak sabar untuk segera mulai, berlatih sekeras mungkin, dan memasang target untuk terus naik tingkat hingga ke tim utama,” kata Goss mengenai kepindahannya.

Tampaknya sedari awal Goss sudah tak mau berlama-lama menghuni di kelas U-16. Buktinya setahun berselang, pada musim 2013/2014, Goss hijrah ke U-18 di bawah Paul McGuiness. Selama di U-18, Goss mencatatkan 28 pertandingan dengan 6 gol serta 3 assist. Tidak hanya di U-18, pada kurun waktu yang sama Goss juga membantu tim United U-19 yang berpartisipasi di Liga Muda UEFA (serupa dengan Liga Champion).

Performa Goss pada musim ini membuatnya masuk dalam kandidat penghargaan Jimmy Murphy Player of The Year (penghargaan untuk pemain muda di United). Paul McGuiness memasukkan dirinya dalam kandidat, lantaran puas dengan kemampuan operan Goss sepanjang musim.

Cedera Menghambat Akselerasi Goss

Pada musim berikutnya 2014/2015, Goss hijrah lagi ke level U-21, yang dipimpin oleh pelatih Warren Joyce. Masih di usia 19 tahun, langkah Goss harus terhenti karena cedera yang menimpanya. Alhasil hanya 10 pertandingan dengan 1 gol serta 1 assist yang berhasil ia torehkan. Musim selanjutnya, perkembangan Goss pun harus terhambat karena cedera menghampirinya lagi. Meski tidak maksimal, Joyce menilai peran Goss di tim sangat vital dan tidak ada pemain lain sepertinya yang dipunyai United (U-21) saat ini.

“Dia (Goss) adalah tipe pemain yang vital bagi permainan tim kami. Kita tidak punya lagi pemain seperti dia saat ini. Cedera yang menghampirinya memang mengecewakan, namun itulah yang bisa terjadi dalam karir Anda. Dia (Goss) harus bisa menghadapinya dan segera keluar dari situasi itu, itulah target dia saat ini,” terang Joyce kepada awak media ketika ditanya perihal cdera yang menimpa Goss.

Debut Tim Utama di Bawah Van Gaal

Musim 2015/2016 adalah awal baru bagi Goss. Sembuh total dari cidera yang menghantuinya selama dua musim, Goss langsung tancap gas. Kini ia berada dalam tim reserves (U-23), di bawah pimpinan eks gelandang United, Nicky Butt. Pada musim ini pula, fans The Red Devils mulai mengenal namanya. Yaitu ketika ia dibawa oleh Louis van Gaal dalam tur pramusim United ke Benua Amerika. Lalu empat bulan kemudian masuk ke dalam tim utama melawan Watford dan dimasukkan dalam skuad Liga Champion.

Sementara untuk yang terbaru adalah penampilan Goss kala United U-23 menjamu Middlesbrough Kamis (14/12) lalu, dengan skor akhir 2-2. Dimana pemain kidal ini berhasil mencetak gol dari titik putih.

“Dia (Goss) benar-benar menguasai lini tengah, menunjukkan akurasi pasing yang brilian, dan memberikan sejumlah operan yang cerdik sepanjang pertandingan. Selain itu, Goss juga disiplin dalam menjaga kedalaman lini tengah. Meski di posisi yang agak dalam, Goss tak kesulitan menciptakan operan-operan panjang ke rekannya” sebut laporan dari Manchester Evening News.

Gaya Main Disebut Mirip Carrick

Melihat laporan tersebut dan aksinya dalam Youtube, memang sekilas kita akan melihat gaya permainan Michael Carrick. Apalagi postur tubuhnya yang tinggi dan kurus menambah kemiripian tersebut. Ketika ditanya mengenai perbandingan tersebut, Goss mengatakan memang belajar dari Carrick untuk perkembangan dirinya sebagai pemain.

“Dia (Carrick) adalah salah satu pemain favorit saya di tim utama. Saya ingin bermain seperti dia, memberikan operan-operan, menjaga alur pergerakan bola dan membaca permainan,” terang Goss dalam wawancara dengan laman resmi Manchester United pada musim lalu.

Jose Mourinho di awal musim, sempat mengatakan bahwa pemain muda atau akademi memiliki nilai tersendiri di matanya. Jesse Lingard dan Marcush Rashford sudah menjadi bukti bahwa Mou menaruh kepercayaan pada pemain muda. Lagipula Michael Carrick kini sudah berusia 35 tahun, sehingga peluang Goss untuk unjuk gigi di tim utama semakin terbuka lebar. Mungkin laga melawan Sunderland bisa menjadi batu loncatan Goss untuk menunjukkan kapasitanya sebagai penerus Carrick. Kita tunggu saja!

Sumber : mufclatest.com, manutd.com, manchestereveningnews.com, dan transfermarkt.com