Manchester United memang punya sejarah panjang soal pemain-pemainnya yang bersaudara. Mulai dari, Neville bersaudara, Da Silva bersaudara, hingga yang terbaru adalah Keane bersaudara. Berbeda dari pendahulu-pendahulunya, Keane bersaudara tidak bermain di posisi bek sayap. Will Keane bermain sebagai striker, sedang Michael Keane, bermain sebagai bek sentral.

Seperti kita tahu, kini Keane bersaudara sudah tak lagi berseragam United. Dimana Will bermain untuk Hull City dan Michael bermain untuk Burnley FC. Sebagai saudara, tentu bermain dalam satu lapangan adalah satu momen yang diidam-idamkan. Di mana momen tersebut baru saja terjadi di Old Trafford, kala Paul Pogba berhadapan dengan abangnya, Florentin Pogba yang bermain untuk St. Etienne. Begitu jua dengan Michael Keane yang berharap bisa bermain bersama Will dalam waktu dekat, walau sebagai lawan.

Kesempatan bermain dalam satu lapangan sebenarnya bisa terjadi dalam waktu dekat, yaitu pada laga ke 26 Liga Primer Inggris, dimana Burnley akan bertandang ke kandang Hull City pada 25 Februari nanti. Namun sayang, Will mimpi itu harus tertunda, lantaran Will kini sedang berjuang sembuh dari cedera ligamen yang menimpanya November lalu.

“Will akan selalu menjadi pemain yang spesial untuk saya. Saya tak pernah se-level dengannya. Bahkan saya harus berjuang lebih untuk menunjukkan kemampuan saya, sedang Will, dia itu bakat alamiah. Sebagai striker, Will selalu mencetak gol, punya sentuhan yang baik, penyelesaian akhir yang bagus, dan kecepatan yang bagus. Sebelum cedera, mungkin dia adalah pemain terbaik di level usia kami,” komentar Michael perihal cedera yang menimpa Will.

Cedera yang dimaksud Michael adalah ketika Will bermain untuk timnas Inggris U-19 melawan kesebelasan Swiss, Juni tahun 2012 lalu. Dimana Will harus mendapatkan cedera yang ditakuti semua pemain sepakbola, yaitu cedera ligamen yang jua kembali menimpa Keane, tiga bulan setelah dikontrak Hull City.

“Terjadi saat bentrokan yang buruk, lututnya terpelintir. Cedera itu sangat berdampak berat padanya. Orang-orang kadang bertanya pada kami, apakah salah satu dari kami akan merasakan sakit yang sama ketika ada yang cedera? Tentu tidak. Tapi ada momen-momen unik dimana kadang kami berbicara satu hal yang sama dalam waktu yang sama pula,” kenang Michael.

Meski ikatan spesial terjalin antara saudara kembar ini, Michael mengatakan iklim kompetitif tetap muncul di antara mereka berdua. Dimana, kata dia, ketika kecil mereka gemar bertengkar jika salah satu di antara mereka ada yang mengalami kekalahan.

Jiwa kompetitif tersebut terbawa hingga Keane bersaudara tumbuh besar. Ada satu momen dimana persaingan tersebut berakhir berat untuk satu sisi, yaitu untuk Michael. Momen tersebut terjadi ketika Manchester United hanya menawari Michael beasiswa paruh waktu, dimana pada hari yang sama, Will mendapatkan kontrak profesional.

“Tahun depannya saya mendapatkan sesi satu lawan satu, usai sekolah. Menurut saya, tahun itulah saya berkembang dengan pesat dan mulai menumbuhkan rasa percaya diri. Pada akhirnya, saya berpikir bahwa saya bermain baik di sini dan bodoh rasanya jika memilih untuk kembali ke sekolah. Jadi saya hanya kembali ke sekolah selama seminggu, lalu berhenti keesokan harinya,” cerita Michael.

Meninggalkan Sekolah untuk United

Meski memutuskan untuk fokus ke sepakbola, Michael tidak serta merta meninggalkan pelajaran-pelajaran sekolah. Terbukti Michael dengan belajar sendiri, tetap lolos dalam tes pelajaran fisika, kimia, dan biologi. Dalam waktu yang sama, Michael juga membuktikan diri di lapangan untuk mendapatkan kesempatan dari Sir Alex Ferguson di tim inti.

“Saya pikir dia (Sir Alex) menyukai saya, apalagi saya diberikan debut waktu umur 18 tahun. Namun saya kecewa ketika terjadi pergantian manajer, saya tidak mendapat kesempatan berarti. Saya cuma bermain sedikit di pra musim, kemudian ada satu pertandingan yang berakhir buruk untuk kita semua, lalu sudah sampai situ saja,” kata Michael ketika di bawah asuhan manajer baru, Louis Van Gaal.

Laga yang dimaksud oleh Michael adalah kekalahan United, 0-4 atas Milton Keynes Dons di kompetisi Capital One (sekarang EFL Cup), pada Agustus 2014 lalu. “Setelah laga tersebut, saya mendapat panggilan untuk timnas Inggris U-21.Dimana pada hari itu bertepatan juga dengan hari terakhir dari bursa transfer. Lalu saya mendapatkan tawaran dari Burnley FC,” kata Michael.

Momen perpindahannya ke Burnley dirasa Michael sangat menyakitkan. Lantaran, menurut dia, tidak adil jika dirinya hanya dinilai dari satu pertandingan saja. Apalagi menurut Michael, dalam laga tersebut (kekalahan dari MK Dons, 0-4) semua pemain United sedang bermain buruk.

“Menurut saya keputusan itu (transfer ke Burnley) agak menyakitkan. Menilai saya hanya dari satu pertandingan. Tapi sebenarnya saya paham juga, bahwa di United, kamu harus mengambil kesempatan apapun yang ada. Saya bermain baik di beberapa pertandingan sebelumnya, hanya saja pertandingan terakhir berjalan buruk. Tapi bukan cuma saya yang bermain buruk,” kata Michael.

Namun perpindahan ke Burnley tidaklah seburuk yang dikira Michael. Terbukti dua musim berseragam The Clarets, Michael mengokohkan diri sebagai pilihan utama di lini pertahanan sebagai bek sentral. Kemudian pada musim panas tahun lalu, juara bertahan Liga Primer Inggris, Leicester City ingin meminang Michael dengan tawaran sebesar 15 juta paun.

Pada artikel sebelumnya, dikatakan bahwa eks United, Rio Ferdinand memprediksi kepulangan Michael ke United. Ferdinand menilai kapasitas Michael sebagai pemain sudah memenuhi syarat untuk mengisi lini pertahanan The Red Devils.

Sektor lini belakang United pada musim ini memang belum menemukan sosok yang konsisten. Sejumlah rotasi masih kerap dimainkan oleh Mourinho, terutama untuk duet bek sentral. Bahkan pada bursa transfer Januari lalu, sejumlah nama muncul untuk mengisi lini belakang, seperti Victor Lindelof (Benfica), Jose Fonte (West Ham), dan Kostas Manolas (AS Roma).

Sehingga bukan tidak mungkin, perkataan Ferdinand bisa menjadi kenyataan. Melihat kebutuhan United di posisi bek sentral dan pernyataan kesetian Michael terhadap United, publik Old Trafford bisa saja melihat lagi pulangnya anak hilang seperti Pogba musim panas lalu. Bagaimana menurut Anda?

Sumber : The Guardian