Axel Tuanzebe adalah satu dari dua pemain yang kembali dipanggil The Special One dalam sesi latihan tim utama United jelang laga Boxing Day Senin (26/12) malam ini. Pemain yang satu lagi, gelandang keturunan Jerman, Sean Goss bisa dibaca di sini. Kali ini mari kita bahas Axel Tuanzebe yang kata Mourinho pada laga pra musim 2016/2017 melawan Wigan, cuma butuh 10 menit untuk membuktikan potensinya.

Penuh Talenta Sedari Kecil

Axel Tuanzebe lahir di Bunia, Republik Demokratik Kongo pada tanggal 14 November 1997. Meski lahir di Kongo, Axel tumbuh dan besar di Inggris, tepatnya di sebuah kota bernama Rochdale, di wilayah Manchester. Di kota ini pula, Axel mengembangkan talenta sepakbolanya bersama klub dari sekolah St. Cuthbert’s Roman Catholic High School sejak umur 8 tahun. Di klub sekolah ini, Axel menjadi kapten tim dan pada tahunnya yang ke tujuh di sekolah tersebut. Talentanya sebagai pemain dan kapten sudah terlihat sejak awal, hal ini diakui oleh mantan gurunya di sekolah tersebut, Joanne Holt.

“Axel adalah pribadi yang cemerlang, secara akademik maupun urusan olahraga. Kemudian dia rajin dan popular di kalangan teman-temannya. Kami (Rochdale) tahu bahwa United sudah mengincarnya sebelum bergabung dengan kami. Terbukti di tahunnya yang ke delapan, ia bergabung dengan United,” jelas Joanne seperti dilansir Manchester Evening News.

Pelatih olahraga Axel di Rochdale, Chris Hickman jua mengatakan hal yang senada. Menurutnya, Axel memiliki bakat yang alami dalam sepakbola. Meskipun mengetahui mempunyai bakat atau kelebihan dibandingkan anak yang lain, Chris mengatakan Axel tak pernah besar kepala.

“Dia itu sudah punya bakat alami apalagi didukung dengan fisik yang mumpuni. Tapi dia tak pernah menyombongkan hal itu. Kita biasa memberikan bola ke lini belakang, yaitu ke Axel. Lalu dia akan berlari hingga mencetak gol untuk kami,” kata Chris.

Karier gemilang Axel selama di Rochdale berbuah manis dengan mendapat penghargaan bernama Sports Boy of The Year tahun 2009 dari Walikota Rochdale kala itu Keith Swift. Selain aktif di sepakbola, ternyata selama sekolah di St. Cuthberth, Axel jua pernah mengikuti lomba lari di Perlombaan Greater Manchester Four-Lap Race dan menjadi perwakilan untuk perlombaan cabang loncat yang dikenal triple jump.

Axel di Akademi United

Semenjak bergabung dengan akademi United pada tahun 2013, karir Axel langsung mencuat. Axel bersama tim akademi United memenangi Milk Cup di Irlandia Utara pada tahun 2013 dan 2014. Pada musim 2014/2015, Axel hijrah ke United U-18 dan langsung mendapat jabatan sebagai kapten. Pada tahun yang sama, Axel mendapat penghargaan Jimmy Murphy Young Player. Mantan pelatih akademi United, Paul McGuiness pun mengakui bahwa keputusannya untuk menjadikan Axel sebagai kapten di tahun pertama sebagai hal yang jarang terjadi.

“Ini adalah kali pertama saya memilih lulusan akademi pertama sebagai kapten. Saya pikir hal ini tak pernah terjadi semenjak Gary Neville. Axel memang melakukan tugasnya dengan baik, di dalam maupun di luar lapangan,” jelas McGuiness.

Ketika ditanya ke Axel pun, ia mengakui bahwa dirinya memang suka memberi perintah kepada rekan-rekannya.

Tak perlu waktu lama, Axel pun langsung dinaikkan pangkatnya ke United U-21 pada musim tersebut. Di bawah asuhan Pelatih Warren Joyce, Axel berhasil mencatatkan 11 caps dan membawa United U-21 menjuarai musim tersebut.

Soal gaya permainan, komentator akademi Manchester United, David Stowell, mengatakan bahwa Axel mirip dengan Rio Ferdinand. Di mana Axel dianggap sebagai bek yang bisa memegang bola, sekaligus penekel yang jitu.

“Sebagai contoh, beberapa kali Axel bisa memenangkan bola tanpa susah payah. Dia tinggi, cepat dan punya kemampuan untuk menghentikan kreasi operan lawan tanpa perlu melakukan tekel,” jelas David dikutip dari laman resmi Manchester United.

Musim 2015/2016 mungkin menjadi musim yang tak akan dilupakan oleh Axel. Lantaran, ia mendapat kesempatan untuk menunjukkan kebolehannya di tim utama United. Masih di bawah asuhan Van Gaal kala itu, Axel mendapat kesempatan di bangku cadangan United kala menjamu Crystal Palace dan Bournemouth. Meski tak jadi dimainkan, mengingat usianya yang masih 18 tahun, hal tersebut adalah prestasi tersendiri.

Pergantian manajer dari Van Gaal ke Mourinho ternyata tak menggoyang kepercayaan manajer terhadap talenta Axel. Terbukti kesempatan untuk bermain dengan tim utama United datang pada laga pra musim 2016/2017 menghadapi Wigan Athletic. Mou sendiri mengaku puas dengan performa Axel, walau hanya 10 menit waktu yang diberikan olehnya.

“Kamu bisa bermain 90 menit atau 1 menit. Terkadang 1 menit cukup. Untuk urusan Axel, 10 menit itu cukup. Potensinya bisa kalian lihat langsung. Kalian (pers) lebih tahu daripada saya, tapi jika ada yang melihatnya untuk pertama kali, 10 menit cukup untuk melihat potensinya,” komentar Mou soal debut Axel di tim utama United.

Sementara untuk level internasional, Axel telah mengantongin 4 pertandingan untuk The Three Lion di level U-19 dan U-20. Dimana laga internasional pertamanya terjadi pada Juni 2016 lalu melawan Meksiko U-20.

Waktu 10 menit cukup untuk membuat Mou terkesima. Mungkin pada laga melawan Sunderland mendatang, Axel bisa mendapatkan waktu yang lebih banyak. Semoga kepercayaan dan kesempatan itu terbuka, sehingga publik Old Trafford bisa melihat talenta alami dari Axel!

Sumber : Manchester Evening News, Manutd.com, mufclatest.com,dan transfermarkt.com