Ralf Rangnick ditunjuk sebagai manajer interim Manchester United hingga akhir musim 2021/2022. Tinggal menunggu waktu sampai visa-nya selesai untuk kemudian mengambil alih nahkoda manajer Manchester United dari Michael Carrick.

Pria berusia 63 tahun tersebut meninggalkan jabatannya sebagai Kepala Olahraga dan Pengembangan Lokomotiv Moscow dengan bergabung dengan united hingga akhir musim. Kedua belah pihak juga setuju kalau Ralf akan melanjutkan perannya di United sebagai konsultan selama dua tahun.

Lantas siapa sebenarnya Ralf Rangnick?

Situs resmi Manchester United menyebut Rangnick punya CV yang sangat impresif sebagai manajer sepakbola, direktur sepakbola, dan yang terbaru, sebagai kepala pengembangan olahraga.

Namanya mulai menanjak ketika pada 1999 ia membawa kesebelasan Jerman, Ulm, promosi ke Bundesliga untuk pertama kalinya dalam sejarah. Momen ini sekaligus menandai awal terang dari karier manajerialnya.

Sejak saat itu, ia mulai menangani sejumlah kesebelasan top di Bundesliga seperti Stuttgart, Schalke 04, Hoffenheim, dan RB Leipzig. Selain sebagai manajer, ia juga menjabat sebagai Direktur Sepakbola RB Leipzig dan RB Salzburg. Rangnick pun menjadi figur utama dalam pengembangan sepakbola Red Bull.

Rangnick meninggalkan Red Bull pada 2020 untuk pindah ke Rusia dan menjadi Kepala Olahraga dan Pengembangan Lokomotiv Moscow pada Juli, tahun ini.

Prestasi Rangnick

Selain Ulm, Rangnick juga membawa Hannover promosi ke Bundesliga. Soal trofi, ia meraih Piala Intertoto pada 2000 bersama VfB Stuttgart.

Di Schalke, ia melatih selama dua periode. Momen besarnya hadir ketika ia membawa mereka ke semifinal Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah klub. Namun, perjalanannya menuju final terhambat usai kalah dari Manchester United pada 2011.

Di bawah arahan Rangnick, Schalke finis kedua di Bundesliga pada musim 2004/2005 di periode pertamanya. Pada periode keduanya di Schalke, ia mengantarkan trofi DFB Pokal dan DFL Supercup pada 2011.

Namanya kian dikenal ketika menjabat sebagai Direktur Sepakbola RB Leipzig. Ia membantu Leipzig naik dari divisi empat ke Bundesliga antara 2012 hingga 2016. Capaian ini merupakan salah satu yang terhebat dalam sejarah sepakbola modern.

Lebih gilanya lagi, pada musim pertamanya di Bundesliga, RB Leipzig berhasil mengunci tempat di Liga Champions pada akhir musim 2016/2017. Mereka berada di peringkat kedua, di bawah Bayern Munich.

Selain sebagai direktur sepakbola, Rangnick juga pernah menjabat sebagai manjaer RB Leipzig di dua musim, yakni 2015/2016 dan 2018/2019. Di musim keduanya, ia membawa Leipzig ke final DFB-Pokal.

Atas capaiannya ini, ia dipromosikan menjadi Kepala Olahraga dan Pengembangan di Red Bull. Tugasnya bukan cuma mengurusi Leipzig, tapi seluruh cabang Red Bull di dunia, termasuk New York Red Bulls dan Red Bull Baragnito di Brasil.

Sebagai Direktur Olahraga di RB Salzburg dan RB Leipzig, ia mengawasi pertumbuhan tim asal Jerman dan Austria ini dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu yang terlihat adalah banyaknya pesepakbola yang berminat untuk main di dua tim tersebut karena sepakbola menyerang yang progresif. Ditambah lagi, dua tim ini punya catatan bagus dalam mengembangkan pemain.

Gaya Permainan Rangnick Seperti Apa?

Situs United menggambarkan Rangnick sebagai pelatih yang hiper-energetik. Ia sangat perhatian pada detail dan merupakan “Godfather” dari Gegenpressing; sebuah gaya menekan tingkat tinggi di sepakbola di mana kerja keras dan zonal pressing berarti memenangi bola di area lawan.

Dalam beberapa tahun terakhir, rekan pelatihnya yang sesama Jerman seperti Jurgen Klopp, Thomas Tuchel, Julian Nagelsmann, dan Ralph Hasenhuttl, mengatakan kalau mereka terpengaruh oleh gaya melatih Rangnick.

Penunjukkan Rangnick jelas berbeda dari penunjukkan Louis van Gaal dan Jose Mourinho yang menekankan pada prestasi masa lalu, atau mengingat kenangan indah dengan Ole Gunnar Solskjaer. Dewan klub agaknya ingin United berubah secara fundamental, dari bagaimana cara mereka bermain.

Soalnya, kalau melihat raihan trofi, apa yang dilakukan Rangnick jelas tidak spesial. Akan tetapi, jawabannya bukan di situ, karena Rangnick adalah peletak fondasi, untuk kemudian dilanjutkan dengan manajer lain pada musim depan.

Jangan terlalu berharap pada trofi, tapi mulailah melihat dari gaya bermain United. Semoga semua berjalan seperti dengan yang diharapkan.

Sumber: Manutd.com