Foto: The Busby Nation

Akademi Manchester United tampaknya ingin mengedepankan diri mereka sebagai produsen penjaga gawang. Setelah berhasil menelurkan nama-nama seperti Ben Foster, Ben Amos, Sam Johnstone, Pierluigi Gollini, hingga generasi anyar macam Joel Pereira, Kieran O’Hara, dan Dean Henderson, mereka mencari bibit baru lagi di bawah mistar untuk kemudian dikembangan menjadi pemain hebat di masa yang akan datang. Satu nama sudah ditemukan oleh kubu United yaitu Nathan Bishop.

Kesuksesan Dean Henderson bersama Sheffield United tampaknya dijadikan paremeter bagi mereka. Tidak ada yang menyangka kalau Dean kemudian menjadi salah satu penjaga gawang terbaik pada Premier League musim ini setelah sebelumnya hanya berpindah-pindah tempat kerja sebagai pemain pinjaman. Seiring berjalannya waktu, penampilannya semakin lama semakin meningkat dan pintu kesuksesan pun lama-lama terbuka sangat lebar.

Itu juga yang ingin dilakukan United kepada Nathan. Kecemerlangan pria berusia 20 tahun ini menarik atensi lebih dari para pemandu bakat United untuk segera membawanya ke Aon Training Complex. Hal itu kemudian mereka realisasikan pada tenggat bursa transfer Januari berbarengan dengan pengumuman perekrutan Odion Ighalo. Ia dikontrak selama dua setengah tahun yang menandakan betapa yakinnya United kepadanya sehingga memberikan kontrak yang cukup panjang. Ia bahkan sudah dilibatkan oleh tim utama dalam pemusatan latihan yang dilakukan di Marbella, Spanyol.

“Segalanya berjalan sangat cepat dan itu membuatku gila. Tidak bisa dipercaya bisa berada di sekitar pemain-pemain ini dan bertemu orang-orang baru dan lingkungan yang baru. Semuanya begitu mengasyikkan. Mereka pemain hebat, mereka adalah pemain papan atas yang brilian,” kata Nathan.

Keputusan yang diambil pemain kelahiran London ini bisa dibilang cukup berani. Ia memutuskan pindah ke United hanya untuk menjadi pemain pengganti Lee Grant yang cedera dan menghabiskan pertandingan bersama tim U-23. Hal ini jauh berbeda dengan yang dialami Nathan. Sebelum memutuskan hijrah ke Manchester, ia bermain untuk tim utama Southend United yang berkompetisi di League One. Meski level kompetisinya rendahn, namun Nathan mendapatkan pengalaman yang jauh lebih baik karena berhadapan dengan banyak pemain-pemain yang usianya lebih tua sehingga hal ini bisa berguna untuk melatih mentalnya.

“Kesempatan untuk merapat ke Manchester adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Klub ini punya rekam jejak yang bagus untuk mengembangkan kiper muda dan saya tidak sabar untuk berlatih bersama para pelatih demi meningkatkan kemampuan setiap harinya,” tuturnya.

Cukup tepat alasan Nathan untuk meninggalkan puluhan penampilan yang ia kumpulkan bersama tim utama Southend. Berkembang bersama United jauh lebih penting karena bisa membuat dirinya mendapatkan karier yang lebih baik lagi meski itu tidak dengan tim utama. Usia yang masih sangat muda menandakan kalau kariernya masih sangat panjang sehingga ia butuh banyak tempat untuk mencari ilmu sebelum dia kembali jauh lebih kuat dan lebih baik lagi.

“Intensitas latihan di United itu sangat gila. Saya belum pernah latihan sampai tubuh saya sakit setelah sesi sebelumnya. Tubuh saya sakit di tempat-tempat yang bahkan saya sendiri tidak tahu di mana. Tapi rasa sakit itu menyenangkan. Anda merasa kalau ini adalah langkah maju karena mereka menanamkan mentalitas untuk menang, menang, dan menang. Itu memberikan saya lingkungan yang sangat baik.”

Pembelian Bishop merupakan investasi yang berpeluang besar akan menemui hasilnya dalam waktu dekat. Namun, itu semua tergantung dari tiga penjaga gawang yang sudah dimiliki United yaitu David de Gea, Sergio Romero, dan Lee Grant. Komposisi tiga pemain ini tampaknya akan berubah pada musim depan. Satu sampai dua nama kemungkinan akan hijrah.

Nama Lee Grant berpotensi akan cabut karena kontraknya akan habis akhir musim nanti. Dua nama lain akan menjalani pertarungan sengit dengan Dean Henderson yang bersinar musim ini. Dean tidak akan mau menjadi serep atau kiper ketiga. Oleh karena itu, jika salah satu diantara Dean atau David de Gea yang akan hengkan, satu slot akan menjadi milik Nathan. Namun sebelum komposisi ini berubah, Nathan harus mengambil banyak pelajaran dari ketiganya.

“Bersama Sergio, Anda bisa belajar banyak. David adalah yang terbaik di dunia. Sebuah kehormatan bisa berada di dekatnya dan mempelajari apa yang dia lakukan seperti hal-hal kecil macam aspek, sikap, dan semuanya. Mereka berdua sangat positif dan membantu saya.”

“Sedangkan Dave dikenal karena ketenangannya dan pencapaiannya. Segala sesuatunya mengagumkan. Dia masih muda dan menyenangkan. Dia adalah pria berkarakter dan akan selalu ada untuk semua orang di sekitarnya,” kata Nathan.

Kesuksesan tidak akan pernah hadir tanpa adanya kerja keras dan pengorbanan. Inilah yang sedang dilakukan oleh Nathan Bishop dalam merajut kesuksesan di dunia sepakbola. Status nomor satu di Southend ia lepas demi bisa belajar dari mereka yang dianggap “hebat” di Manchester United. Kini, ia hanya tinggal membuktikan kalau ia memang memiliki masa depan yang cerah dengan selalu memberi yang terbaik di bawah mistar.