foto: thehardtackle.com

Kekalahan telak 0-4 kala bertandang ke Stadion Stamford Bridge, markas Chelsea, memang sangat menguras hati; baik itu untuk manajer, pemain, dan tentu saja para penggemar. Hasil tersebut membuat Manchester United harus keluar dari papan atas klasmen. The Red Devils harus segera berbenah untuk kembali bersaing memperebutkan trofi liga.

Penggemar harus tetap sabar dan terus mendukung Jose Mourinho selaku manajer anyar United. The Special One memang masih belum menunjukan kualitas terbaiknya seperti saat menukangi beberapa klub papan atas Eropa sebelumnya. Namun, lupakanlah sementara kondisi Si Setan Merah yang belum konsisten. Mari rehat sejenak dengan bernostalgia mengenang fenomena langka yang pernah terjadi di United.

Fenomena itu adalah anak kembar identik yang bermain untuk satu kesebelasan yang sama; yang bermain di posisi bek sayap kanan dan kiri; yang jauh-jauh datang dari Brasil dan memberikan berbagai cerita unik. Mereka adalah si kembar Da Silva: Rafael dan Fabio.

Pemain yang sama-sama berambut kribo ini lahir pada 9 Juli 1990 di Petropolis, daerah yang dapat dijangkau dalam kurang lebih satu jam dari Rio de Janeiro. Mereka mulai bermain si kulit bundar sejak usia lima tahun. Karir sepakbola keduanya dimulai dari tim amatir, Boa Esperanca. Saat itu, Rafael bermain sebagai striker dan Fabio bermain sebagai gelandang bertahan.

Hingga perwakilan salah satu klub Brasil, Fluminese, menyaksikan mereka bermain dan mengajak keduanya bergabung. Mereka akhirnya pindah dan tinggal di pusat latihan klub di kota Xerem pada 2001. Bermain untuk Fluminense, Rafael dan Fabio mengubah posisinya sebagai bek sayap.

Bersama Fluminese, keduanya bermain di kompetisi Nike Premier Cup 2005 yang berlangsung di Hongkong. Pada kompetisi itulah seorang pemandu bakat Manchester United, Lee Kershaw, mencium bakat mereka. Kershaw menyebut Rafael dan Fabio seperti “two little whippets”. Whippet adalah salah satu jenis anjing hasil perkawinan silang yang mampu berlari hingga 48 kilometer per jam.

Kershaw pun menelepon manajer United, Alex Ferguson. Ia menyarankan agar United mendatangkan Rafael dan Fabio. United menghubungi Fluminese untuk mengajak si kembar berlatih di Manchester. Arsenal juga mengajak mereka untuk berlatih di London, namun karena The Gunners tidak menghubungi Fluminese terlebih dahulu, ibu mereka menolaknya. Akhirnya, Fluminese menyepakati kepindahannya dan mereka pindah ke Manchester pada Januari 2008 tanpa sekalipun bermain untuk tim utama Fluminese.

Mereka baru bisa bermain setelah 9 Juli 2008 ketika menginjak usia 18. Rafael mencicipi pertandingan resminya kala United mengalahkan Middlesbrough di ajang Piala Liga pada September 2008, sementara Fabio memcatatkan debutnya pada Januari 2009 ketika United mengalahkan Tottenham Hotspur di kompetisi Piala FA.

Rafael dan Fabio dikenal dengan gaya mainnya yang enerjik. Keduanya sama-sama bek sayap yang cenderung meneyerang dengan mengandalkan kecepatan dan umpan-umpan silang mematikan. Bahkan terkadang mereka dipasang sebagai gelandang sayap. The Times bahkan menyebut bahwa mereka adalah “Neville bersaudara”-nya Brasil.

Namun sayangnya, mereka bukan menjadi andalan bersama United. Rafael cukup sering bermain namun tidak jarang pula dirotasi. Sementara itu, Fabio hanya menjadi pelapis Patrice Evra. Rafael mencatatkan 169 penampilan dan lima gol di semua kompetisi selama tujuh musim sementaraFabio mencatatkan 56 penampilan dan tiga gol selama lima musim.

Karena kalah bersaing, mereka akhirnya angkat kaki dari Manchester. Rafael bergabung dengan Lyon pada bursa transfer musim panas 2015, sementara Fabio, hengkang ke klub asal Inggris lainnya, Cardiff City.

Sulit Dibedakan

Bagi anak kembar, tidak aneh jika sulit dibedakan satu sama lain. Hal itu juga terjadi padaa Rafael dan Fabio. Ibunya kerap salah dalam memberikan susu untuk keduanya. Akibatnya, ada salah satu yang diberi susu hingga dua kali. Namun yang lebih unik adalah kejadian serupa terjadi ketika keduanya telah menjadi pesepakbola. Mulai dari wasit yang keliru saat memberikan kartu, sebuah pertandingan di mana Rafael memakai sepatu bernama Fabio, hingga Alex Ferguson yang salah memberikan instruksi di ruang ganti.

Pada pertandingan melawan Barnsley di Piala Liga 2009 lalu, Rafael dan Fabio bermain bersamaan. Tujuh menit jelang pertandingan usai, salah satu gelandang Barnsley dilanggar oleh Rafael. Chris Foy selaku wasit pada pertandingan tersebut mendatangi Fabio yang berada cukup dekat dengan Rafel dan memberikannya kartu kuning. Fabio pun bingung dan memprotes keputusan Chris. Namun tidak ada perubahan keputusan hingga pertandingan berakhir.

United menghubungi FA dan menjelaskan insiden tersebut. United tidak membantah atas kartu kuningnya, tapi mereka membantah bahwa Fabio yang melakukan pelanggaran tersebut. FA kemudian memanggil Chris untuk medengarkan pernyataan United. Chris memang tidak melihat nomor punggung si pelanggar. Setelah terbukti bahwa Chris salah memberi kartu, FA akhirnya memindahkan hukuman kartu tersebut kepada Rafael.

Kala United bertandang ke Craven Cottage pada awal tahun 2013 lalu, Rafael terlihat memakai sepatu berwarna kuning dengan nama Fabio. Dugaan-dugaan pun muncul dari apparel yang mungkin salah menamai sepatu Rafael, Fabio yang bermain sebagai Rafael setelah ia bermain untuk QPR di Loftus Road pada hari yang sama, hingga Rafael yang meminjam sepatu Fabio karena mereka sedang sama-sama berada di London hari itu.

Alex Ferguson pun pernah keliru membedakan Rafael dan Fabio. Dalam suatu pertandingan, Ferguson memberi instruksi kepada Fabio tentang peran bek kanan yang akan ia jalani. Namun Fabio bingung karena posisi tersebut adalah posisi Rafael.

Ah, ada-ada saja memang cerita anak kembar…