Foto: SportsKeeda

Untuk kesekian kalinya, isu penunjukkan Director of Football (DoF) kembali mencuat pada pemberitaan Manchester United. Hal ini tidak lepas dari penampilan buruk Setan Merah pada awal musim ini yang terjebak pada urutan ke-12 serta terpaut dua poin saja dari zona degradasi.

Terlepas dari kapasitas Ole Gunnar Solskjaer sebagai juru racik, banyak yang menilai kalau penyebab jatuhnya MU musim ini dikarenakan manajemen mereka yang tidak bisa menjalankan klub ini dengan baik. Khususnya pada bagian rekrutmen pemain. Hal ini dibuktikan dengan beberapa kali gagalnya investasi yang mereka lakukan.

Ketiadaan DoF ditengarai menjadi penyebab. Tidak adanya DoF membuat Ed Woodward dan Matt Judge menjadi orang yang bergerak ketika tim sudah memasuki jendela transfer. Sayangnya, kapasitas mereka yang lebih condong sebagai seorang bankir membuat perekrutan pemain MU lebih menekankan sisi komersial alih-alih kepentingan tim sehingga membuat gerak transfer klub ini menjadi asal-asalan. Belum lagi dengan sikap egoisnya mereka yang kadang melarang keinginan manajer untuk membeli pemain seperti pada musim terakhir Jose Mourinho.

Ryan Giggs, Paul Parker, hingga Justinus Lhaksana menyebut kalau United butuh seorang DoF. Hal ini pula yang mendorong saya untuk menulis tulisan yang berjudul “Manchester United Darurat Direktur Olahraga. Menunjuk DoF bisa menjadi cara singkat apabila mereka tidak mau memilih opsi yang lain yaitu memecat Ole Gunnar Solskjaer.

Sang Jenius Luis Campos

Sebelumnya, sudah banyak nama-nama yang diprediksi akan menjadi DoF pertama Manchester United sepanjang sejarah. Dari Monchi, Fabio Paratici, Beppe Marotta, Paul Mitchell, sampai nama-nama yang sedikit absurd macam Darren Fletcher dan Rio Ferdinand digadang-gadang akan mengisi posisi tersebut. Namun tidak ada satu pun dari mereka yang akhirnya berjodoh dengan United.

Baru-baru ini, satu nama lain muncul ke permukaan dan digadang-gadang sebagai calon kuat berikutnya untuk menjadi DoF Manchester United. Orang tersebut adalah Luis Campos. Pria berusia 55 tahun ini menjadi orang non pundit yang berani menyebut kalau United membutuhkan seorang Director of Football.

“Seorang Director of Football sangat penting dalam permainan ini. Saya percaya jika saya bisa membantu Manchester United, tetapi saya juga harus menghormati kebijakan di dalam klub. Peran ini (DoF) sangat, sangat bergengsi hingga Anda begitu membutuhkannya dalam sepakbola modern,” tutur Campos.

Saat ini, Campos adalah Director of Football untuk kesebelasan Prancis, Lille. Ia berada di sana sejak musim 2017. Keberadaannya berpengaruh besar terhadap keberhasilan Les Dogues untuk kembali ke Liga Champions Eropa setelah sebelumnya nyaris terdegradasi. Semua karena ketepatan matanya dalam mencari pemain-pemain potensial.

Satu yang paling dikenang adalah keberhasilan mereka menjual Nicolas Pepe ke Arsenal dengan nilai 72 juta pounds. Sebelumnya, pemain yang masih beradaptasi dengan kultur Premier League ini hanya dibeli sebesar 9 juta pounds saja. Investasi ini menunjukkan betapa ia begitu apik dalam mengorbitkan pemain mentah menjadi hebat lalu menjualnya dengan harga tinggi.

Kejelian Campos tidak berhenti sampai di situ. Hilangnya Pepe langsung diganti oleh pemuda 20 tahun asal Nigeria bernama Victor Osimhen. Pemain yang tampil menggila pada ajang Piala Dunia U-17 2015 ini ditampung oleh Campos setelah gagal bersama Wolfsburg dan nyasar ke Liga Belgia. Berkat Campos, Osimhen bisa menunjukkan kapasitasnya di kompetisi elit dengan menjadi top skor sementara Liga Prancis.

Namun kehebatan seorang Campos pada jabatannya terlihat ketika ia masih bekerja untuk AS Monaco. Fabinho, Benjamin Mendy, Anthony Martial, Thomas Lemar, Bernardo Silva, dan Kylian Mbappe adalah pemain-pemain hasil temuan Campos. Mereka semua dibeli dengan harga ekonomis setelah kebijakan Dmitry Rybolovlev selaku pemilik yang tidak ingin mengeluarkan banyak uang lagi. Rekrutan murah Campos tersebut kemudian berkembang menjadi pemain hebat dan meraih beberapa prestasi di Liga dan Eropa, sebelum dilepas dengan harga mahal. Ditinggal Campos ke Lille, prestasi Monaco langsung anjlok.

“Luis adalah seorang direktur yang tidak perlu menonton 50 pertandingan untuk melihat kualitas seorang pemain,” tutur El Omari salah satu mantan anak didik Campos.

Segala bukti dari kehebatan Campos bahkan membuat Teguh R Sutasman, rekan penulis di situs Ligalaga, menyebutnya DoF paling jempolan dibanding nama-nama DoF yang sudah ada.

Sebelum dikenal sebagai DoF, Campos sempat menjajaki profesi sebagai pelatih. Saat masih menjadi juru racik, namanya sering diplesetkan sebagai “Luis Campas” yang berarti “kubur”. Hal ini dikarenakan keberhasilan Gil Vicente, klub yang ia latih, membuat Varzim dan Vitoria Setubal terdegradasi pada 2002/03.

Pada 2005, ia memilih untuk tidak lagi menjadi pelatih dan bekerja di balik layar. Sosok Jorge Mendes kemudian datang dan memberikan kepercayaan padanya untuk menjadi pemandu bakat. Tujuh tahun kemudian, Jose Mourinho mengundangnya untuk menjadi staf belakang layar di Real Madrid sekaligus menguatkan hubungan kedua insan tersebut sebelum akhirnya ia memilih hijrah ke Monaco.

Pemain-pemain Temuan Luis Campos

Nama

Harga Beli

Harga Jual

Kylian Mbappe 166 juta paun
Nicolas Pepe 9 juta paun 72 juta paun
Thomas Lemar 63 juta paun
James Rodriguez 38,4 juta paun 63 juta paun
Anthony Martial 4 juta paun 57,6 juta paun
Benjamin Mendy 11 juta paun 49,2 juta paun
Fabinho 43,7 juta paun
Bernardo Silva 12,1 juta paun 43 juta paun
Tiemoue Bakayoko 40 juta paun

 

Cocok dengan Filosofi United

Jika melihat apa yang dilakukan Campos bersama Monaco dan Lille, maka filosofinya mirip dengan apa yang dilakukan Manchester United pada masa lampau yaitu membeli pemain murah meriah lalu menjualnya dengan harga tinggi. Kita tentu ingat betapa bernilainya seorang Cristiano Ronaldo ketika direkrut dengan 80 juta paun setelah dibeli hanya dengan nilai 12,5 juta saja.

Hal ini yang membuatnya cocok dengan Manchester United yang sekarang sedang giat-giatnya mencari pemain murah dan pemain akademi. Mata elang dari Campos bisa membantu Ole Gunnar Solskjaer untuk mengidentifikasi pemain-pemain incaran.

Namun esensi DoF akan tetap tidak artinya jika Ed Woodward membatasi ruang kerja seorang DoF ketika posisi tersebut diisi. Sebelumnya, wacana untuk mengisi jabatan tersebut hanya dibatasi untuk mengidentifikasi pemain-pemain incaran saja. Soal keputusan siapa yang direkrut, tetap Ed Woodward dan Matt Judge yang mengambil keputusan.

Selain itu, Ed Woodward juga pernah mengungkapkan kalau dengan kinerjanya sendiri saja United sudah bisa bergerak tanpa seorang DoF. Hal itu ia tegaskan dengan keberhasilan mendatangkan tiga pemain musim ini.

“Banyak spekulasi tentang peran ini namun kami percaya kalau cara kami adalah cara yang benar. Kami terus melihat perkembangan untuk jabatan ini, namun para pemain yang kami datangkan musim panas ini menunjukkan kalau cara perekrutan kami sudah sangat tepat,” tutur Ed.

Akan tetapi, jika Woodward bersedia untuk mengisi DoF dan berjanji memberikan kebebasan menjalankan peran yang semestinya, maka sosok Campos bisa dijadikan sebagai target utama.