Foto: Pinterest

Old Trafford akan kedatangan dua sosok bernama Ferguson pada duel Manchester United melawan Everton Minggu (15/12) malam nanti. Yang pertama sudah pasti adalah Sir Alex Ferguson. Nama Ferguson yang kedua adalah Duncan Ferguson.

***

Dua Ferguson ini sama-sama menimbulkan kesan yang cukup mendalam bagi United. Untuk Sir Alex Ferguson, ia dikenal sebagai manajer yang bergelimang trofi bersama Setan Merah. Hanya dia yang sejauh ini bisa memberikan kejayaan bagi United. Sementara itu, Duncan juga meninggalkan kesan bagi United. Akan tetapi, kesan tersebut bisa dibilang tidak terlalu bagus bagi mereka.

Sosok Duncan sebenarnya tidak bisa dibilang sebagai legenda Premier League. Golnya tidak terlalu banyak untuk pria yang semasa aktif berposisi sebagai striker. 10 gol adalah jumlah terbaik yang pernah ia buat selama 13 musim bermain di kompetisi ini. Secara keseluruhan, total hanya 68 gol yang bisa ia buat dari 269 pertandingan yang sudah dimainkan bersama Everton dan Newcastle United.

Akan tetapi, tujuh dari total 68 gol yang dibuat Duncan, tercipta ke gawang Manchester United. Catatan ini menjadikan gawang Setan Merah sebagai gawang yang paling akrab dijebol Duncan selama kariernya. Menyusul di belakang United ada Liverpool, MK Dons, dan Bolton Wanderers.

Pertama kali United dibobol oleh Duncan terjadi pada 25 Februari 1995. Ia mencetak gol melalui sundulan memanfaatkan sepak pojok Andy Hinchcliffe. Saat itu, Duncan melompat lebih tinggi untuk menanduk bola ke gawang Peter Schmeichel. Perayaan membuka sembari memutar baju menjadi pemandangan yang ikonik di Goodison Park saat itu.

Pada musim yang sama, Everton berhasil meraih gelar Piala FA, gelar terakhir yang didapat oleh mereka. Siapa lawan mereka saat itu? Ya, Manchester United. Namun Duncan saat itu tidak mencetak gol karena bermain sebagai pemain pengganti dari Paul Rideout.

Gol berikutnya datang pada pekan kedua musim 1996/97. Ia membuat brace di Old Trafford untuk membuka keunggulan Everton 2-0 dari tuan rumah. Besarnya badan Big Dunc saat itu menjadi momok bagi Gary Pallister, David May dan Peter Schmeichel yang bertanggung jawab atas dua gol tersebut. Beruntung, United bisa membawa pulang satu poin berkat hasil imbang 2-2.

Lagi-lagi kepada Big Dunc menjadi masalah bagi lini belakang Manchester United. Kali ini ia mengungguli Roy Keane pada pekan kesebelas musim 1998/99. Akan tetapi, gol tersebut tidak menghasilkan apa-apa karena United menang dengan skor telak 1-4.

Itulah gol terakhir yang dibuat Duncan ke gawang United dalam termin pertama memperkuat sisi biru kota Liverpool. Pada November 1998, ia dijual ke Newcastle United oleh pemilik Everton saat itu tanpa sepengetahuan manajernya. Duncan saat itu hanya menulis surat perpisahan sebanyak dua halaman di majalah klub dan menyatakan kesedihannya meninggalkan Goodison Park.

Meski sudah berganti kostum, namun Duncan tidak menghentikan kebiasaannya mencetak gol ke gawang United. Pada musim 1999/00, ia menyumbang satu dari tiga gol The Magpies ketika mereka menang 3-0. Prosesnya sangat cantik. Berdiri membelakangi gawang, ia kemudian berputar sebelum melepaskan tendangan voli yang tidak bisa dijangkau Mark Bosnich saat itu.

Butuh empat musim bagi pria kelahiran Stirling ini untuk mencapai gol keenamnya ke gawang United. Pada Boxing Day 2003, ia mencetak gol memanfaatkan umpan silang Kevin Kilbane untuk memperkecil kedudukan menjadi 3-2. Meski gagal menyumbang poin, namun gol Duncan saat itu terbilang spesial karena terjadi sehari sebelum ia berulang tahun ke-32.

Pada 20 April 2005, Ferguson mencetak gol ketujuhnya ke gawang Manchester United. Lagi-lagi melalui sundulan kepala. Kali ini, giliran Mikel Arteta yang mengirimkan umpan kepadanya. Gol ini sekaligus menjadi gol terakhirnya ke gawang United. Nilai dari gol tersebut terbilang sangat besar karena membuat Everton menang 1-0 dan menjaga asa mereka untuk finis di zona Liga Champions. Prestasi terakhir yang ia berikan kepada Everton sebelum memutuskan pensiun pada akhir musim 2005/06. Total dari tujuh gol, lima diantaranya dicetak melalui kepala dan dua dari kaki kiri.

***

Bagi banyak orang, nama Duncan mungkin tidak sebanding dengan para legenda lain seperti Thierry Henry, Alan Shearer, atau bahkan Ryan Giggs. Namun bagi pendukung Everton, Duncan tetaplah seorang legenda. Sosoknya yang dikenal arogan, berapi-api, karismatik dan berani, membuatnya begitu dihormati pecinta Everton.

Sosoknya yang tidak kenal takut tersebut bisa dilihat dari kisah yang sudah tersebar di mana-mana ketika ia berhasil membuat satu dari dua perampok yang datang ke rumahnya masuk rumah sakit akibat diajak berkelahi olehnya. Kejadian itu terjadi pada 2001. Dua tahun kemudian, satu perampok lain merasakan hal serupa. Menginap di rumah sakit akibat siksaan dari Duncan.

Selain itu, ia juga dikenal punya jiwa kepemimpinan yang tinggi. Mirip-mirip Roy Keane kalau ingin dibandingkan dengan salah satu eks pemain Manchester United. Segala karakter unik Duncan ini yang membuat Everton sukses mengalahkan Chelsea 3-1 dalam debutnya sebagai caretaker. Tahu apa yang dilakukan Duncan sebelum membawa timnya menang melawan Chelsea? Ia meminta para pemainnya saling berdebat satu sama lain dengan suara keras yang bertujuan untuk memompa semangat.

Semasa aktif bermain, Duncan sudah menjadi mimpi buruk bagi Manchester United. Lantas, apakah hal serupa juga terjadi ketika ia berganti peran sebagai seorang manajer?